Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Semua Gara-gara Alley

SEKOLAH itu,  SMP St Genoveva, tempat aku mulai menjalani kenangan yang tak bisa kulupakan hingga detik ini. Tapi mengapa ya? Aku benci sekolah dan aku harap tidak ada yang namanya sekolah. Aku selalu mengingat kata kata Albert Einstein “semua orang jenius” termasuk diriku.

Tapi aku tidak membuktikan hal itu dengan keadaan ku yang. Ya.. Cukup buruk. Aku berubah sejak mengenal dia.  Dia yang membuatku lebih mengerti tentang sekolah yang sebenarnya.


"Anak-anak, kalian kedatangan murid baru. Silakan perkenalkan dirimu,” kata Pak Anton di depan seluruh murid Kelas 8F.  "Pagi..nama gue Alley.. senang bertemu kalian." Begitulah perkenalan singkat dari anak baru bernama Alley itu.

"Baik.. Alley, silakan kamu duduk di bangku kosong, di ujung sana,”  kata Pak Anton memberi petunjuk, dibalas anggukan singkat Alley, yang langsung menuju bangku kosong itu.
"Maaf Pak, saya terlambat,” ucap anak laki-laki yang baru datang itu kepada Pak Anton. Ransel yang kelihatan berat bertengger di punggungnya. "Kamu lagi, kamu lagi. Gak bosen apa dateng telat.. lihat.. udah jam berapa ini.”

Pak Anton menunjuk jam di dinding. "Ya elah Pak.. masih bagus saya masuk.. lagian saya terlambat baru 5 menit " ”Sekali terlambat tetap terlambat!!  Bagaimana sih kamu ini!!”
Iya... iya Pak.. sekarang saya udah bisa duduk nih. Capek dari tadi lari  ke kelas.
"Enak aja.. ya nggak bisa dong.. sekarang kamu taruh tas kamu di tempat duduk, terus duduk dengan tenang, dengerin pelajaran." Athan yang mendengar perkataan Pak Anton langsung syok. Dia berpikir tidak boleh, kok  disuruh duduk dengan tenang.

Ketimbang pusing mikir, dia berjalan menuju bangkunya. Di sana sudah ada seorang cewek dengan wajah inosen, tersenyum ramah. "Lah, lah lah Pak.. ini kok ada manusia sih di sini," tanya Athan kepada Pak Anton.
"Dia murid baru Athan.. udahlah biarin dia duduk di situ..Nggak ada bangku lain."  "Yah, Pak tap.. tapi kan." “Lo kalo mau duduk cepetan.. sebelum tas gue pindah ke tempat lo.”

Alley sudah mulai mengangkat tasnya. Athan yang kesal langsung duduk dengan terpaksa. "Ya..udah kita lanjutkan pelajaran kita,” ucap Pak Anton membuka laptopnya.
"BTW, kita belom kenalan.. haloo nama gue Alley.”  Alley mengulurkan tangan ke arah Athan dan “Athan menjawab cuek tanpa membalas uluran tangan Alley.
"Ih... sombong amat.. tangan gue bersih kali.. nggak usah jijik gitu.”

Pelajaran berlangsung. Alley melirik. "Nih anak dari tadi tidur mulu.. ga takut ga bisa apa,” batin Alley. "Than.. bangun dong.. lo mau tidur di sini sampai pulang apa.”  Alley berusaha membangunkan Athan karena sudah bel pulang sekolah.

"Ahhh,  ganggu aja lo,”  tukas Athan, berusaha mengumpul kan setengah nyawanya untuk bangun dari tidurnya dan bergegas bangkit dan pergi. "Eeh Than.. tunggu dulu.. gue mau ngomong sama lo,” Alley menahan lengan Athan.

"Hmmm..ntar malam jam 8 kita ketemu di taman belakang sekolah, ga boleh telat. Kalo lo ga dateng berarti lo banci.. inget!” Alley terlebih dahulu meningalkan Athan yang masih mencerna kata kata Alley barusan.

Malamnya, Athan melihat sekeliling taman. Tidak ada orang selain dirinya. "Hmmmph, banci.” Athan duduk di salah satu bangku di taman. Bukkkk, sebuah bola basket mendarat di kepalanya, Athan langsung mengelus-elus kepalanya yang kesakitan.

"Malam Athan." Alley tiba-tiba berdiri di kiri Athan
“jadi elo yang nglempar bola ini?” Alley  mengangguk “gila”
“eh gue ga gila kali..” Alley berjalan dan duduk di sebelah Athan
“ngapain sih nyuruh gue malem malem kesini.. pake dibilang banci lagi”

“Ini.. gue minta ajarin lo main basket.. hehe.. lo bisa ga main basket?”
“oh basket.. gampang..” Athan berdiri dari kursi nya diikuti oleh Alley “nih gue ajarin..”
“yeayy..” Alley senang mendengar Athan mau mengajari nya
“pertama lo harus mantulin bola tapi ngga boleh dipukul.. lo cuman ndorong bola itu ke tanah..”

Athan memberi contoh kan caranya “nih coba” Athan memberi kan bola tersebut pada Alley. Alley pun mencoba dan mencoba “gini?” “nah itu udah betul..” “yess”
“Terus kedua kita akan belajar shooting” Athan kembali mengambil bola tersebut lalu memberi contoh dan menjelaskan.

Hari demi hari hanya ada kedekatan diantara mereka berdua, bukan hanya sebagai teman melain kan sebagai sahabat. Sahabat yang mungkin tidak akan terlepas kan walaupun ada masalah yang melanda mereka.

Alley memperhatikan sebuah kertas berisi daftar anggota siswa di setiap kelas XI. Ia terus mencari namanya dari atas hingga bawah sampai ia berhenti disatu titik, “ketemu!”
“XI IPS-2” suara bass seorang lelaki terdengar oleh Alley yang berada di depan nya.

Alley langsung menoleh ke belakang dan “Athan!!”
Athan yang menyadari hal itu “Alley!”
“lo juga di kelas IPS-2?” tanya Alley berjalan meninggal kan tempat tersebut
“iya.. wahh kita sekelas lagi nih”
Athan mengacak acak rambut Alley
“tapi kok bisa gitu ya”

“bisa dong.. lo inget kan janji gue.. gue bakal selalu bareng sama lo”
“ih bisa aja lo..”
“lah buktinya sejak kelas 8 kita sama sama terus kan”
“hogi”

Alley menjulurkan lidah nya lalu berjalan mendahului Athan, Athan hanya bisa tersenyum melihat tingkah Alley yang tidak berubah sejak dulu. Sesampai di kelas mereka memutus kan untuk duduk bersama sambil beradaptasi dengan teman teman seangkatan barunya. Alley memperhatikan Athan saat ini lebih aktif dan tidak malas malasan seperti dulu lagi

“lo tambah tahun banyak berubah ya”
Athan tertawa geli dengan pujian Alley barusan “itu semua berkat lo kali!”
“hahaha bisa aja..”
“mm.. o ya.. Al..”
“hm?”
“ntar malam.. ke tempat biasa yuk”
“hm oke!”

Malamnya. Alley terlihat nyaman dan tenang dengan pemandangan malam itu, karena disana mereka dapat melihat bintang dengan jarak dekat. Tetapi tidak dengan Athan yang sedari tadi hanya ada kegelisahan yang menyelimuti nya.

Berbagai pikiran berkecamuk di otak nya “aduhh gimana nih.. ngomong sekarang ngga ya.. tepat belum ya waktunya.. gila nih saat canggung banget sumpa.. tapi kalo gue ga ngomong sekarang juga ntar kesempatan ngga dateng dua kali.. ahh.. gila lama lama.. dah ah to the point aja.. bodo deh jawaban nya apa” yup! Athan memtuskan untuk mengungkap kan perasaannya.

“Eee.. Al” Athan membuka pembicaraan pada malam hari itu
“ya than?” Alley masih melihat ke arah depan
“gue mau ngomong nih sama lo”
“ngomong aja kali.. kan biasanya juga lo ngomong sama gue.”

Alley yang menyadari bahwa Athan akan ngomong serius akhir nya mengalih kan pandangan nya ke Athan “ada apa than?”
“ee.. gini..”
“ya?”
“huhh.. tapi janji ya jangan marah!”
“haha iya iya”.

Athan mengambil nafas sejenak
“Al.. bertahun tahun sejak gue kenal sama lo.. sejak lo hadir di kehidupan gue.. lo membawa kehidupan buat gue yang beda Al.. lo beda dari yang laen.. itu yang buat gue jatuh cinta sama lo Al”.

Athan menatap Alley nanar “rasanya kayak sehari tanpa lo, gue bisa gila mikirin lo terus.. thanks Al.. lo ngrubah semuanya.. mulai dari sedikit perhatian dari lo, lo bisa ngrubah sifat gue jadi lebih baik.. Al, Lo tau gue orang nya ga suka bertele tele.. lo.. mau ga—“
“gue sayang sa lo than.. lebih dari sahabat.. tapi maaf.. ngga sekarang than.. gue mau lulus study dulu baru gue bisa seneng seneng”.

Athan lebih lega mendengar jawaban Alley barusan
“but thanks.. lo udah mau jujur” Alley tersenyum pada Athan
“gue akan nunggu lo Al..” senyuman puas milik Athan mengembang dibibirnya.

Tidak ada yang lebih baik dari seorang sahabat bukan? Lebih baik menjadi sahabat selamanya dari pada menjadi pacar untuk sementara waktu. Mereka pun menjalani kehidupan seperti sebelum nya, tidak ada kata awkward di antara mereka, justru sebalik nya mereka lebih semakin dekat dari sebelum nya.

Athan sudah berjanji pada diri nya dan pada Alley bahwa ia akan menunggu Alley hingga Alley sudah siap untuk menjalin hubungan lebih dari seorang sahabat, resiko mereka akan tanggung sendiri, karena mereka yakin, semua akan indah pada waktunya. (Angela Sweety)

Catatan : Hanya satu permintaan, tolong jangan tinggalkan aku.  Jangan biar kan aku menjalani kehidupan tanpa tau arah. Jangan biarkan aku tersesat di atas jalan berbatu. Ajari aku caranya melaju dengan cepat,  tanpa ada kerikil di permukaannya, agar aku bisa menjadi seperti yang kamu inginkan.
Auto Europe Car Rental