Cerita Horor Santet Sewu Dino (13) : Temukan Kuburan Dela Atmojo
Setiap langkah kaki Sri terdengar gemerasak dedaunan yang berserakan dengan aroma tanah yang masih tercium sengak. Sri terus berjalan ke timur, sampai, melihat pohon itu. Dari jauh, pohon itu tumbuh sendiri di antara semak belukar di sekitarnya. Ada tanah lapang terbuka, seolah pohon itu dibiarkan menyendiri, begitu kelam, begitu menenggelamkan.
Anehnya, Sri justru mendekatinya, seakan hatinya menuntun memanggil namanya. Ia harus melakukanya. Meski cahaya matahari terang benderang, namun di bawah pohon ini, cahaya itu tidak bisa menyentuhnya, kehitaman dari rimbunya dedaunan pohon beringin ini, menciutkan nyali sesiapapun yang ada di sekelilingnya. Sri menelusuri pohon besar itu, sampai ia menemukanya.
Sri menemukan sebuah kuburan, dengan batu nisan bertuliskan sebuah nama yang familiar : "Dela Atmojo". Butuh waktu, untuk memproses informasi itu. Sri mencoba menolak pikiran itu, "Dela sudah meninggal kah" batin Sri terguncang. Kini, ia tersesat dalam bola pikiranya sendiri. Entah apa yg Sri pikirkan, ia langsung menggali tanah keras itu dengan jemarinya, manakala tanah itu mulai menyakiti jari jemarinya, Sri mencari bebatuan untuk terus membongkar kuburan itu.
Ia merasa ada yang salah dengan kuburan ini, termasuk, ukurannya yang tidak terlalu besar. Benar saja, apa yang Sri lakukan tidak sia-sia, ia sampai di sebuah kotak kayu terbuat dari jati. Sri mengeluarkanya dari sana, membongkar penutup kotaknya. Di sana, ia menemukan sebuah boneka pasak jagor seperti yang pernah Sri lihat. Hanya saja, boneka yang ini, dililit rambut hitam.
Sri memeriksanya, rambut hitam itu panjang, melilit boneka. Tepat ketika akan membukanya, tiba-tiba, terdengar suara tertawa cekikikan, membuat Sri terdiam sejenak, memperhatikan sekitar. Tidak ada siapapun di sana. Detik itu juga, Sri meninggalkan tempat itu, membawa benda itu dan menyembunyikan di almarinya, lalu melanjutkan tugasnya hari itu.
Erna dan Dini tidak curiga, karena melihat Sri keluar dari kamar. Mereka membersihkan sekitaran rumah, menyelesaikan tugas mereka sebelum malam datang. Mbah Tamin belum akan pulang. Malam sudah datang, Sri ada di dapur, ia baru saja melihat Dini mengambil air, malam ini, tugasnya membasuh Dela di kamar, sedangkan Sri memasak untuk esok hari.
Erna di kamar, sendirian, ketika tugas Sri selesai, ia berniat pergi ke kamar. Firasatnya tiba-tiba memburuk. Saat menuju ke kamar, Sri berhenti sejenak, melihat Dini yang membilas Dela, ia melihatnya membilas tubuh anak malang itu dengan telaten. Kemudian, ia lanjut ke kamarnya, di sana, Sri tercekat, melihat Erna memegang boneka itu. Tanganya, tengah melepas rambut hitam itu.
Saat Erna sudah melepaskan rambut yang melilit boneka, tiba-tiba terdengar suara Dini berteriak, yang spontan mengejutkan Sri dan Erna. Mereka segera melihat apa yang terjadi. Belum sampai ke kamar Dela, tiba-tiba sesosok merangkak keluar, menatap Sri dengan senyuman menyeringai. Dela, pekik Sri dan Erna berbarengan. (*)