Pak Wagimun, Penjual Buah di Jl Semeru, Malang
Ketika saya lewat Jalan Semeru sepulang praktek, saya lihat gerobak kayu itu tertutup plastik, dan nampak seseorang berbaring disampingnya dengan menggunakan jas hujan. Saya yang saat itu tidak menggunakan jas hujan buru-buru memacu motor saya dan menyimpan rasa penasaran atas gerobak kayu itu.
Semalam, Kamis (15/11/2018), saya lewat jalan itu kembali menjumpai gerobak kayu itu. Kali ini berhento di trotoar seberang gerai Pizza Hut. Saya hentikan motor dan berjalan mendekat. Beberapa kali saya tepuk bapak-bapak tua yang tidur beralas karung goni.
Bapak itu terbangun, sejenak ia usap wajahnya "Badhe tumbas napa nak (Mau beli apa Nak)," sapanya. Saya lihat barang-barang di gerobak itu, dan spontan saya sebut yang terbesar. "Niki semangkane pintenan pak (Ini harga semangkanya berapa).
"Selangkung, menawi samean tumbas sedaya sekawan dasa mawon (Rp 25.000. kalau sampean beli semuanya, harganya Rp 40.000 saja". Itu jawaban Pak Wagimun namanya.
Ya, dia laki-laki separo baya, asalnya dari Mendalan, Wagir, Kabupaten Malang, sekitar 10 Km dari Jalan Semeru, ditempuh jalan kaki sambil mendorong gerobak. Sudah beberapa hari berjualan keliling di daerah Klojen dan setiap malam beristirahat di sekitar Jalan Semeru.
"Mboten wangsul nak, menawi dereng telas sadeane." (Saya belum pulang, sebelum semua dagangan saya laku). Itulah alasannya ketika saya tanya kenapa tidak pulang.
Dear netizen Kota Malang, masih mau menggunakan socmed untuk berbagi kan? Jalan Semeru diatas jam 9 malam, mohon dilarisi ada bawang putih, bengkuang, jeruk, semangka, pisang dan lain-lain.
Sumber : danisugeng⤴️ (@cak_sugenk), 15 November 2018.