Cinta Tanpa Kata
Cowok yang kumaksud adalah Sammy, satu sekolah denganku, anak kelas XIIS, dia kakak kelasku. Dia ganteng, cool abis, dan ramah. Sejak Masa Orientasi Siswa (MOS), aku sudah mulai menyukainya. Tapi, tak ada yang bisa kulakukan selain melamunkannya. Aku tak bisa banyak berharap darinya, karena dia punya banyak penggemar. Banyak sih yang tahu kalau aku menyukainya.
Makanya, banyak yang berkata padaku untuk cepat mengungkapkan perasaanku itu sebelum ia lulus. Aku belum siap. Ketidaksiapanku itu berlanjut sampai pertengahan semester 2.
Aku tetap melihatnya dari kejauhan, berharap dia juga akan melihatku. Hari itu, Kamis, 3 April. Sabtunya, aku berulangtahun. Aku pernah berharap, di hari ulang tahunku ini ada Sammy di sampingku.
Tapi, itu tidak mungkin. Memang benar. Hari kelulusan semakin dekat, aku tetap saja belum siap. Banyak orang yang mendukungku untuk cepat mengungkapkan perasaanku. Aku takut dia menolak. Waktu hari kelulusan datang, Sammy lulus.
Ya, dia bersorak gembira bersama teman–temannya. Aku melihatnya dari kejauhan. Aku senang dan sedih. Aku senang dia lulus. Aku sedih karena sebentar lagi dia akan pergi.
Hari liburan sudah tiba. Pikiranku hanya harapan. Tak ada yang terwujud. Perasaanku, keinginanku, semua itu harapan. Aku menyesal tidak pernah menyatakan perasaanku. Tapi aku yakin, suatu saat nanti, aku akan bertemu lagi dengannya. Bisa jadi dia sudah bersama
orang lain. Orang yang disayanginya. Dan, saat itu perasaanku dengannya sudah hilang. (jessica claudia)