Rasa Malu Itu Sudah Tidak Ada
Setelah Tim Verifikasi meloloskan Nurdin Halid, kecaman tidak berhenti, malah menjadi-jadi. Hebat benar orang ini, tidak punya etika dan malu. Boleh saja Komda PSSI mencalonkan dia, tapi kenyataan di lapangan, suporter bola, terus memintanya turun.
Komda PSSI juga tidak tahu diri, tidak jelas prestasinya di daerah, kok ya tetep mau menjabat di situ. Ada apa dengan pengurus Komda PSSI di daerah-daerah? Dugaan yang berkembang : mendapat gelontoran uang, dari atas, siapa lagi kalau bukan dari Nurdin Halid. Apa iya Bapak-bapak, ngaku dong....
Tim Verifikasi, katanya bekerja sesuai aturan, sesuai statuta PSSI dan FIFA? Apa benar Pak Syarif Bastaman? Kok, kalau pemilihan calon pengurus pake aturan itu, tapi kalau nggak punya uang, mintanya pada APBN, bahkan makan uang APBN buat bayar pemain bola Pak. Apa ini bukan standar ganda Pak?
Kalau Kemenegpora, Andi Malarrangeng mengingatkan, Anda mau melawan? Pak, tahu diri dong Pak, sudah makan uang negara, tapi Anda berlindung di balik statuta FIFA. Kalau mau fair, terimalah intervensi dari pemerintah itu?
FIFA yang terhormat, Anda tidak pernah memberikan pernyataan resmi mengenai apa yang terjadi di Indonesia? Mana suara Anda FIFA? Jangan hanya kirim-kirim surat saja? Benarkah surat itu dari Anda? Atau rekayasa oknum FIFA?
Saya tidak tahu soal statuta, tapi waktu saya mau daftar pegawai negeri saja, dimintai Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB). Ini surat dari kepolisian, yang menunjukkan pemiliknya tidak pernah terlibat kejahatan atau dihukum.
Itu saja di level calon pelamar PNS, orang harus bersih dulu sebelum menjadi PNS. Haaaa, buktinya, surat itu juga tak jadi jaminan. Banyak PNS yang korup juga. Makanya, saya setuju mengatakan jadi PNS itu ibarat 'duduk banyak, makan banyak'.
Artinya, duduk terus, lha ndak ada pekerjaan yang dikerjakan, dan makan banyak. Karena tak ada kerjaan akhirnya kegiatannya makan terus, atau 'makan' uang negara sampai bermiliar-miliar. Sudah banyak contohnya.

Bapak-bapak di Tim Verifikasi PSSI, Gusti Randa, Syarif Bastaman atau siapa saja, Anda telah melukai hati rakyat. Coba pikirkan, selama ini PSSI telah membuat rakyat Indonesia rugi besar. Klub dan kompetisi dibiayai dari pajak rakyat, tapi kalau mau nonton kompetisi, masih harus bayar.
Lho, iya Pak, seharusnya, kalau klub pakai APBD buat bayar pemain bola di daerah itu, uangnya kan dari pajak rakyat, harusnya rakyat tidak perlu bayar lagi. Itu kan saham dari rakyat juga. Rakyatlah yang sebenarnya jadi pemilik klub.
Pak Nurdin Halid, Nirwan Bakrie atau siapapun pengurus PSSI, sadar dirilah, bahwa selama ini Anda itu makan uang rakyat. Kalau sudah makan uang rakyat terus menerus, kok selalu berdalih statuta FIFA, kenapa Anda-anda ini tidak malu, atau memang rasa malu sudah tidak ada dalam diri Anda. (*)