Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Cerita Kaca Buram Istana (4)


ADA sekali lagi diskusi di Kodam yang dibuat SBY. Seingat saya, Salim Said dan saya yang bicara. SBY moderator. Yang menarik dari diskusi ini adalah ruangannya. SBY bercerita bahwa ruangan itu diproyeksikan akan dibangun jadi ruang diskusi Kodam yang representatif dengan segenap kelengkapan standar.

Pada tahun 1996, ketika SBY sudah Brigjen dan jadi Kasdam (setelah bertugas di Jogja), ruangan itu diselesaikan. Saya pernah hadir jadi pembicara di sana sekali. Diskusi dimoderatori SBY, dipimpin Pangdam Mayjen Sutiyoso yang lagi flu berat dan menghabiskan tisu amat banyak untuk buang ingus dengan suara-suara keras.

Hadir juga: Mayjen Arifin Tarigan, Dansesko AD. Diskusi diadakan sebagai road show Sesko AD bertema ‘Reaktualisasi Dwifungsi ABRI’. Seingat saya, yang jadi pembicara: Rahman Zainuddin, Mahrus Irsyam, Fachry Aly dan saya sendiri. Untuk pertama kali saya bertemu Brigjen Agus Wirahadikusuma di sini SBY.

Saya sangat terkesan oleh Agus Wira. Ia bicara amat keras: Percuma saja ngomong apapun kalau kita tidak pecahkan sumber masalahnya, yaitu kepemimpinan. Selama tak ada perubahan kepemimpinan nasional, kita hanya jalan di tempat. Tidak ke mana-mana. Begitulah pendapat Agus Wira.

Sejak itu, saya bergaul rapat dengan Agus Wira. Ada banyak hal yang layak diceritakan tentang almarhum. Mungkin perlu diceritakan dalam serial tersendiri saja. Sekarang kita kembali ke pokok cerita : Ruangan diskusi itu. SBY berhasil membangun ruangan diskusi yang layak, ada big screen, projector tergantung di langit-langit, dan di belakang ada ruang-ruang tersekat dengan meja kerja, tempat tidur dan kamar mandi.

Katanya, untuk undangan disksusi yang menginap! Terus terang, saya sangsi : apakah ada org yang nyaman menginap di sana? Di markas Kodam?!Saya juga tidak tahu apakah ruang-ruang akhirnya terpakai atau tidak. (24082010/Eep S Fatah)
Auto Europe Car Rental