Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Rusiyati, Tapol dan Pengasingan (7)


Pengantar : Inilah wawancara yang dilakukan oleh Kerry Brogan di Belanda, 15 dan 16 November 1998, ketika Rusiyati berusia 76 tahun. Hasil wawancaranya disunting oleh Mira. Judul di atas adalah judul dari pemilik blog ini.

SEKITAR tahun 1966, Rusiyati dipanggil kembali untuk datang ke ruang interogasi. Kali ini, dirinya tidak berhadapan dengan Letnan-Angkatan Laut, melainkan dengan beberapa ibu-ibu cantik berpakaian bagus. Setelah duduk, dengan ramah mereka secara bergantian mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Di kemudian hari, dirinya mendengar bahwa mereka itu adalah para psikolog yang bekerja men-screrning para Tapol dan menilai sampai seberapa jauh tahanan politik kena pengaruh ideologi Komunis.

Masa interogasi akhirnya selesai, setelah Rusiyati diberitahu petugas militer dirinya termasuk kategori golongan C dan diberitakan bahwa tidak lama lagi akan dibebaskan. Akhir tahun 1968, suasana penjara Bukit Duri mengalami ketegangan dan sebab dari perubahan suasana itu, Rusiyati tidak tahu secara jelas. Tahanan mengalami pengontrolan ketat dan kesempatan secara bergantian untuk pergi belanja ke luar penjara ditiadakan. Pertemuan dengan keluarga untuk sementara tidak diizinkan, sehingga hanya bisa menerima kiriman makanan dari keluarga.

Sekitar tahun 1970-an ada berita lain mengabarkan bahwa Tapol-laki-laki golongan B akan diberangkatkan ke Pulau Buru. Tidak lama kemudian diberitakan kembali bahwa Tapol-perempuan golongan B juga akan diberangkatkan ke Plantungan. Plantungan merupakan tempat di pegunungan, letaknya tidak jauh dari kota Semarang. Plantungan dinilai sebagai tempat penjara terbuka dan lebih baik dari penjara Bukit Duri.

Rusiyati tetap sibuk mempersiapkan diri untuk menunggu waktu pembebasan. Biarpun suasana ketegangan dalam penjara masih belum pulih dirinya mencoba untuk mempunyai rasa kegembiraan serta pengharapan besar untuk bisa berkumpul kembali bersama anak-ana. Suatu kali, para tahanan dikunjungi oleh komandan dari penjara Salemba. Rusiyati mempertanyakan diri mengenai kedatangan komandan itu ke penjara Bukit Duri.

Tidak berapa lama kemudian keputusan untuk diberangkatkan ke Plantungan tiba waktunya. Ternyata, Rusiyati beserta 2 orang golongan C lainnya juga diikut sertakan bersama golongan B. Mereka berangkat pada Subuh, pukul 4 pagi.

Perjalanan cukup melelahkan. Akhirnya sampai juga di Plantungan. Tempat ini dulu dipakai Belanda sebagai tempat pengasingan orang-orang berpenyakit lepra. Letaknya sangat terpencil dan dikelilingi pegunungan. Kedatangan Rusiyati dkk diterima oleh Komandan Prayogo bersama stafnya di kantor komandan. Setelah itu, dibawa ke salah satu tempat tidak berjauhan dengan kantor tersebut.

Kesan pertama, udara sejuk bisa memberikan rasa nyaman. Tapi saat itu perasaan Rusiyati hanya tertuju pada anak-anaknya yang belum mengetahui keberadaan ibunya di pengasingan Plantungan. Karena lelah, dirinya tertidur pulas. Esok paginya, Rusiyati dkk berkenalan dengan lokasi di mana sebelumnya tidak pernah disentuh oleh kehidupan lingkungan manusia. Mereka adalah rombongan pertama sebagai penghuni lokasi Pelantungan.

Sejak berakhirnya penjajahan Belanda lokasi itu menjadi tempat penghuni binatang liar seperti ular berbisa, kelabang dan binatang berbisa lainnya. Dalam kompleks blok sebelum kedatangan, sudah dibersihkan oleh ahli pengusir ular tapi ternyata masih ditemukan satu ular. Begitu juga dengan lokasi sekitarnya masih ditemukan beberapa binatang berbisa lainnya. (*)

Pemuatan ini untuk sekadar menambah kekayaan sejarah bangsa kita, dan kebetulan yang mengalami ada seorang wartawan. Silakan cek juga alamat ini :
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
http://tamanhaikumiryanti.blogspot.com/
Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/
Auto Europe Car Rental