Rusiyati, Tapol dan Pengasingan (8)
KEHIDUPAN di pengasingan Plantungan, para tahanan diharuskan menggarap tanah untuk menanam sayuran dan pohon bunga, pekerjaan dalam rumah seperti membersihkan kompleks blok, kantor komandan dan memasak untuk penghuni Plantungan. Untuk urusan kesehatan ditangani oleh dokter Sumiarsih dibantu Ibu Ratih. Praktik kerja untuk penanganan kesehatan tidak hanya terbatas buat penghuni lokasi tapi juga diperbolehkan melayani penduduk desa sekitar pegunungan.
Dokter ramah itu kemudian dikenal dengan sebutan ‘Dokter baik dari kompleks Tapol’ dan pasiennya banyak. Rusiyati sendiri ditugaskan oleh komandan Prayogo untuk pemeliharaan Taman Plantungan. Disamping itu, para tahanan tetap perlu dan diperbolehkan mencari nafkah dengan membuat pekerjaan tangan menyulam untuk membeli bahan makanan sebagai tambahan gizi dan keperluan bahan-bahan pekerjaan tangan menyulam.
Tidak seperti di Bukit Duri, tempat pengasingan yang terpencil itu mendapat perhatian dari internasional. Suatu kali, para tahanan dikunjungi oleh tamu para wartawan dari Belanda, di mana waktu itu sedang mengikuti perjalanan kunjungan Ratu Juliana dan suaminya dalam kunjungan di Indonesia tahun 1971.
Para tahanan diperkenankan untuk menemui kunjungan para tamu tersebut. Mereka diperbolehkan untuk mengadakan ‘percakapan secara bebas’ dengan beberapa Tapol, tapi Rusiyati memilih tidak keluar dari blok karena harus menunggu salah seorang Tapol dari Jawa Barat, berumur 67 tahun, yang sedang sakit.
Tiba-tiba salah satu dari wartawan Belanda itu datang menghampiri blok Rusiyati dan setahu Rusiyati dia tidak membawa foto kamera. Lantas dirinya dan si wartawan terlibat dalam percakapan dengan menggunakan bahasa Belanda.
Pembicaraan hanya mengenai masalah umum karena masing-masing tahu bahwa tidak diperkenankan membicarakan masalah politik. Dalam percakapan, si wartawan Belanda dapat mengenali pengalaman fungsi pekerjaan Rusiyati sebagai wartawan. Untungnya juga, si wartawan Belanda tidak sampai mengetahui latar belakang pengalaman pekerjaan Rusiyati di Surabaya pada zaman penjajahan Belanda sebagai wartawan “Soerabaya Handelsblad.”
Beberapa waktu kemudian, ada kunjungan dari seorang dokter sebagai wakil dari International Red Cross. Rusiyati lupa namanya walau pada waktu itu dirinya hadir dalam pertemuan. Pertemuan diadakan di ruang tamu-besar, dan yang hadir tidak hanya para tahanan bersama dokter itu, tapi juga komandan Mayor Prayogo beserta para petugas lainnya.
Selama dalam pertemuan, si komandan dan para petugasnya duduk terpisah tapi tidak berjauhan dengan para tahanan. Sepertinya si komandan itu, memberikan kelonggaran untuk bergabung dengan tamu asing itu.
Dalam percakapan, diawali pembicaraan secara umum, tapi si dokter juga menanyakan mengenai beberapa kebutuhan sehari-hari, seperti obat-obatan, kasur, sandal dan lain-lain yang pernah dikirimkannya. Para tahanan menjawab dengan jujur bahwa belum menerima kiriman-kiriman tersebut.
Selanjutnya, suasana pertemuan tetap santai dan kadang-kadang diselingin tawa sukaria. Namun, sehari setelah kunjungan pertemuan, si komandan blok menunjukan sikap tidak senang, bahkan kadang menunjukan sikap marah.
Para tahanan mulai merasa bahwa hasil pertemuan dengan dokter itu rupanya tidak memberi kepuasan terhadapnya. Tiba-tiba dia mengadakan pengontrolan ke semua blok. Saat mendatangi dokter Sumiarsih, si komandan menunjukan sikap marah.
Si komandan mengeluarkan peringatankeras, serta menuduh Dokter Sumiarsih memberi pernyataan hal-hal tidak benar kepada tamunya. Setelah itu, para tahanan dipanggil untuk berkumpul di aula, dan di tempat itu si komandan masih tetap mencurahkan kemarahannya.
Sekali lagi dengan nada kemarahannya dia menuduh Dokter Sumiarsih, dra Murtiningroem dan Rusiyati yang berasal dari Jakarta sebagai dalang memberi informasi tidak benar kapada wakil International Red Cross. Selanjutnya, dinyatakan bahwa ada keputusan mengenai pemindahan sebanyak 45 orang ke penjara Bulu-Semarang. Pemindahan dilakukan pada akhir tahun 1975. (*)
Pemuatan ini untuk sekadar menambah kekayaan sejarah bangsa kita, dan kebetulan yang mengalami ada seorang wartawan. Silakan cek juga alamat ini :
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
http://tamanhaikumiryanti.blogspot.com/
Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/