Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Balqis Nabilah Aku Emosi Reptil Nggak Bisa Ditebak

SEBAGIAN cewek akan takut dan tidak mau jika disuruh memelihara binatang reptile, berbeda dengan Balqis Nabilah, sejak kelas 1 SMA, cewek yang kerap dipanggil Aqis ini malah mengoleksi binatang-binatang reptile.

Awalnya, Aqis tidak seberapa suka dengan binatang reptil, dengan alasan geli, seperti ular contohnya, dia juga takut karena kebanyakan binatang reptil adalah binatang yang buas. Saat itu, yang memelihara hewan jenis reptile yaitu adiknya, yang memelihara gecko (tokek).

"Waktu itu dikasih sama tetangga yang emang ternak gecko, terus lama kelamaan aku ketagihan gitu buat megang-megang, lucu juga soalnya,” ungkapnya.

Mulai saat itu, Aqis membeli gecko sampai punya 4-5 ekor dengan ukuran yang besar. Akhirnya, berpikir untuk di ternakan dan di jual kembali. Dia tidak kesulitan untuk merawat gecko, kesulitannya pada saat ternak saja.

Untuk perawatannya susah pada saat masa bertelur dan menetas membutuhkan waaktu beberapa minggu.  “Kalau nggak di pindah telurnya dan suhunya nggak sesuai, nggak akan bisa jadi, yang ada telurnya cacat. Anaknya keluarnya juga ada yang cacat,” tuturnya.

Hanya Aqis dan adiknya saja yang merawat gecko-nya. Selain memelihara dan berternak Gecko yang jumlahnya lebih dari 10 ekor, Mahasiswi Manajemen Pemasaran Universitas Airlangga (Unari) Surabaya ini  mempunyai binatang reptil lainnya seperti iguana.

Dia memiliki 2 jenis yaitu iguana red dan green, 3 ekor sugar glider, 2 ekor musang, dan bahkan sempat memelihara ular. "Udah kayak kebun binatang rumahku gara-gara koleksi hewan,” ungkap dara kelahiran Surabaya, 4 Agustus 1997 ini.

Aqis suka mengoleksi hewan-hewan reptile karena selain hewannya yang unik, perawatannya juga tidak seberapa susah dan jika di jual harganya lumayan mahal.

Orang tuanya tidak mempermasalahkan jika Aqis memelihara binatang reptil karena papanya memang penyuka hewan reptil, dan mamanyamemperbolehkan asal bukan anak buaya atau ular.

Mamanya biasanya yang membantu menjemur iguana di pagi hari jika Aqis dan adiknya pergi ke sekolah. Saat memelihara ular, Aqis menitipkannya di rumah teman adiknya, karena mamanya tidak berani.

Aqis biasanya menaruh geckonya di tempat-tempat yang tertutup dan gelap, biasanya di bawah meja, karena kalau tidak, hewannya bisa stress jika terkena cahaya.

Hewan-hewan lainnya seperti iguana, sugar glider, dan musang biasanya di tempatkan di belakang rumah Aqis. Cewek yang hobinya hunting foto ini biasa membeli hewan reptile pada saat ada pameran di BG Junction dan di toko online.

Aqis membelinya dengan harga Rp. 250.000 untuk yang paling murah, dan di atas satu juta yang paling mahal. Aqis tidak mempunyai perawatan khusus untuk hewan reptilenya, hanya musang dan iguana saja yang harus dimandikan setiap hari, dan iguana harus dijemur maksimal tiga jam.


Kalau hewan lainnya cukup di bersihkan saja kandangnya. Koleksi hewan reptile yang dimiliki Aqis juga termasuk jinak, kecuali jika ada gecko yang pertama kali menetas, harus dijinakan terlebih dulu.

“Intinya sih kalau sama reptile itu harus berani, semakin kita berani sama dia, semakin dia takut sama kita, kebalikannya, kalau kita semakin takut, semakin dia suka buat nakut-nakutin kita. Reptil itu emosinya nggak bisa ditebak, beda sama hewan mamalia kayak anjing, kucing, dan lainnya,” paparnya.

Enaknya memelihara reptile yaitu jika di jual harganya bisa mahal, nggak enaknya, kalau lagi ternak dan ada yang gagal, bisa rugi banyak, atau kalau ada yang mati.

Teman-teman Aqis mengaku kaget dan mengatakan kalau Aqis termasuk cewek yang unik, karena jarang ada cewek yang suka memelihara reptile. (swasita)
Auto Europe Car Rental