Ema Dyarsa Aika, Antara Tato dan Rokok Elektrik
BERAWAL dari penasaran, Ema Dyarsa Aika malah jadi ketagihan pakai tato. Meski sebagian besar tubuhnya sudah berhiaskan tato, gadis yang akrab disapa dengan nama Ema ini masih ingin menambah lagi.
“Semua adan enam (tato) dan semuanya permanen,” begitu tegas Ema. Model yang sudah malang melintang di berbagai even photo hunting ini mengaku tato pertama menghiasi tubuhnya ketika dirinya masih kelas 2 SMP.
“Pertama kali pakai tato di paha gambarnya salib,” ujarnya. Tapi, gadis yang aslinya bernama Emmanuela ini menyatakan tato di tubuhnya beragam gambar berbeda. “Saya palin suka gambar bunga,” imbuhnya.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini tak menepis reaksi heboh dia terima ketika orangtuanya mengetahui tubuhnya berhiaskan tato. “Saya sampai nggak diajak bicara beberapa hari,” tuturnya sambil mengenang peristiwa beberapa tahun silam itu.
Karena Ema bergeming dengan keputusannya tidak akan menghapus tato di tubuhnya, kedua orangtua gadis pemilik tinggi 166 cm dan berat 49 kg ini akhirnya pasrah. Bisa jadi karena orangtua Ema mengetahui watak anak gadisnya ini bila ditekan akan malah semakin ‘menjadi’.
Selain itu, Ema berhasil meyakinkan pada orangtuanya bahwa yang dia lakukan adalah sebuah ekspresi karya seni. “Mereka hanya pesan ‘yang penting jaga diri’,” ujar Ema yang setahun belakangan asyik dengan ‘mainan’ barunya, rokok elektrik.
Ema menyatakan tidak menyesal atas keputusannya memakai tato. “Saya siap menerima apa pun konsekuensi dan risikonya,” tandas gadis kelahiran Kediri, 31 Desember 1998 ini. Alhasil, kini seni rajah tubuh itu mewarnai tubuhnya di bagian dada, lengan kanan dan kiri, tangan kiri, serta paha kanan dan kiri.
“Ini hasil dari kepo (ingin tahu). Biasa sifat manusia kan selalu ingin tahu, daripada mati penasaran ya coba aja sekalian,” urainya sambil tertawa.
Itu pula yang dia lakukan untuk hobi barunya, menghisap rokok elektrik. Setelah cukup lama sebagai pengguna, Ema mulai terusik untuk menjual peranti elektrik itu. “Lumayan bisa menambah tabungan,” kata Ema dengan nada senang. (pra)
“Semua adan enam (tato) dan semuanya permanen,” begitu tegas Ema. Model yang sudah malang melintang di berbagai even photo hunting ini mengaku tato pertama menghiasi tubuhnya ketika dirinya masih kelas 2 SMP.
“Pertama kali pakai tato di paha gambarnya salib,” ujarnya. Tapi, gadis yang aslinya bernama Emmanuela ini menyatakan tato di tubuhnya beragam gambar berbeda. “Saya palin suka gambar bunga,” imbuhnya.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini tak menepis reaksi heboh dia terima ketika orangtuanya mengetahui tubuhnya berhiaskan tato. “Saya sampai nggak diajak bicara beberapa hari,” tuturnya sambil mengenang peristiwa beberapa tahun silam itu.
Karena Ema bergeming dengan keputusannya tidak akan menghapus tato di tubuhnya, kedua orangtua gadis pemilik tinggi 166 cm dan berat 49 kg ini akhirnya pasrah. Bisa jadi karena orangtua Ema mengetahui watak anak gadisnya ini bila ditekan akan malah semakin ‘menjadi’.
Selain itu, Ema berhasil meyakinkan pada orangtuanya bahwa yang dia lakukan adalah sebuah ekspresi karya seni. “Mereka hanya pesan ‘yang penting jaga diri’,” ujar Ema yang setahun belakangan asyik dengan ‘mainan’ barunya, rokok elektrik.
Ema menyatakan tidak menyesal atas keputusannya memakai tato. “Saya siap menerima apa pun konsekuensi dan risikonya,” tandas gadis kelahiran Kediri, 31 Desember 1998 ini. Alhasil, kini seni rajah tubuh itu mewarnai tubuhnya di bagian dada, lengan kanan dan kiri, tangan kiri, serta paha kanan dan kiri.
Itu pula yang dia lakukan untuk hobi barunya, menghisap rokok elektrik. Setelah cukup lama sebagai pengguna, Ema mulai terusik untuk menjual peranti elektrik itu. “Lumayan bisa menambah tabungan,” kata Ema dengan nada senang. (pra)
