Bukan Hanya IPK, Keberhargaan Dirimu Lebih Dari Itu
Seluruh permainan angka yang ditetapkan oleh sistem pendidikan dan pekerjaan ke depannya bukan standar dari segala hal dalam hidupmu. Kesehatan jiwamu jauh lebih berharga daripada sekadar angka dan standar yang ditentukan masyarakat. Please find your own path n have a good life.
Saya tidak tidak untuk mengatakan tidak setuju sepenuhnya dengan pernyataan seorang dosen. Saya justru hendak menambahkan, bahwa saran beliau itu penting. Akan tetapi tiap org mulai dari titik awal latar belakang kondisi yg berbeda, memiliki minat berbeda, tujuan hidup berbeda. Andaikan seorang mahasiswa mau mencapai hal yang sama, kita juga perlu sadar bahwa orang punya batas potensi berbeda.
Oleh karena itu, saya rasa perlu ditekankan juga bahwa setiap orang punya fasenya masing-masing kok. Tiap orang punya jalannya masing-masing. Andaikan gagal sebagai mahasiswa atau sekadar bekerja yang biasa-biasa saja, tiap orang punya peran lain dalam hidupnya, hidup orang lain dan masyarakat.
Oleh karena itu, bagi saya ada baiknya untuk tekankan keberhargaan diri sebagai manusia, bukan sekadar tentang penuhi fungsinya sbagai mahasiswa. Hidup kita bkn cuma ttg pendidikan kita atau pekerjaan kita. Seringkali kita terlalu sibuk dengan ini, sampai lupa dengar suara hati kita sendiri.
Melupakan suara hati kita, terlalu sibuk dengan penilaian orang sana sini, lalu akhirnya terlalu bising, tersesat tanpa arah dan menjalani hidup isinya hanya tekanan penuhi peran ini itu. Akhirnya merasa gagal, tidak berharga, minder, dan sebagainya menjadi dominan, alih-alih bisa berkembang dengan sehat.
Bagi kamu yang anggap bahwa pendidikan dan pekerjaan yang keren adalah hal yang penting dalam hidup, silakan aja. Saya demikian. Tapi saya tidak mau biarkan hal itu semua yang definisikan diri saya. Saya selalu usahakan yang terbaik untuk keduanya tapi yah gak lupa istirahat.
Gak lupa untuk ingatkan diri juga kalau ada saatnya bilang "Cukup di sini dulu, nanti akan ada hal lain yang bisa dilakukan". Sebisa mungkin, mengingatkan diri bahwa jika saya gagal sekalipun, yang penting udah usahakan terbaik dan udah belajar sesuatu untuk berkembang ke depannya.
Menjadi ambisius itu gak salah, tapi kamu harus tau batasan. Kamu gak sekadar dianggap hebat atau berharga hanya karena apa yang bisa kamu raih/kontribusikan ke orang lain dalam kerjaan/kuliahmu, meski itu jadi hal yang penting dalam hidupmu. Yag penting, kamu berkembang, itu cukup.
Bagi kamu yang sedang merasa tertekan, baper, minder dan negatif lainnya karena saya pikir memang demikianlah hidup. Isinya naik turun. Jika saat ini kamu merasa drop dan negatif karna utas itu, izinkan dirimu merasakannya. Menyangkalnya hanya akan memperparah saja.
Dari sana, gunakan energimu sebisa mgkn untuk bertanya, apakah ini semua sesuai dengan saya inginkan? Apa yang memang saya ingin lakukan? Apa yang bisa membuat saya berkembang dengan lebih sehat? Perasaan negatif itu ada sebagai awal dari perkembangan diri.
Jika kamu merasa tersesat saat ini, lalu kebingungan harus kemana, itu justru bagus. Akhirnya kamu sadar bahwa kamu mungkin perlu lebih butuh waktu dan tenaga agar bisa sadari apa yang telah dan harusnya kamu lakukan ke depannya. I wish you luck on finding your own path.
Perasaan negatif karena orang lain memang seringkali bikin tidak nyaman. Tapi, jangan tenggelam terlalu lama apalagi diabaikan begitu saja, yang penting kita fokus gunakan energi dari emosi negatif ini untuk pengembangan diri kita ke arah yang lebih baik daripada sebelumnya.
1. Kamu yang jalani hidupmu, jadi kamu yang harus temukan dan menententukan sendiri jalan dan keberhargaanmu, bukan dari satu peran belaka dalam hidup apalagi tuntutan orang lain.
2. Ambisius itu ok, tapi asal bisa terus berkembang saja sudah cukup.
3. Gunakan emosi negatifmu untuk bisa berkembang lagi.
Sumber : Benny Prawira (@bennysiauw89), 23 Agustus 2019.