Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

New Normal di Rumah: Cara Mendamping Anak Belajar Daring

PANDEMI Covid-19 mengubah kehidupan keluarga. Penutupan sekolah, bekerja dari jarak jauh. Saya berusaha membimbing dan menjaga pendidikan anak-anak saat di rumah, dengan membangun rutinitas baru (new normal).

Selama School From Home (SFH), baik dari televisi dan tugas online, terus berkomunikasi dengan guru, mendapatkan penjelasan tentang tugas itu. Semua dilakukan dalam grup meeting online dengan guru mata pelajaran masing-masing.

Dengan merencanakan dan melakukan tugas rumah bersama, sangat bermanfaat untuk pengembangan fungsi motorik anak-anak. Selain itu, menanamkan rasa tanggung jawab agar mereka selalu belajar meski dalam suasana santai di rumah.

Memang butuh fleksibilitas tinggi jika anak-anak tampak gelisah ketika mengikuti program pembelajaran online. Dimulai dengan sesi belajar lebih singkat lebih dulu atau diselingi kegiatan yang menarik agar tidak jenuh dan bosan.

Pembelajaran dengan media digital di rumah, ada  dampak positif dan negatif. Perlu pengarahan agar anak tidak bebas memberikan data pribadi atau keluarga dan foto diri kepada pihak luar.

Pada era digitalisasi ini, semakin maraknya penipuan secara online dan banyaknya video yang beredar perlu diwaspadai, sehingga anak-anak harus mendapat pengertian dan pendampingan.

Untuk menghilangkan rasa bosan di rumah, bisa memberikan waktu santai kepada anak untuk berkreasi dalam kegiatan sederhana misalnya menggambar, memasak, bermain musik, berolah raga dan lain-lain.

Cara ini menstimulasi anak untuk mampu memecahkan masalah, memelajari banyak hal baru, dan dapat berpikir 'out of the box. Dengan memberikan dukungan dan pujian kepada anak berarti membangun kepercayaan diri untuk mencapai kesuksesan di masa depannya.

New normal di rumah berarti new normal dalam keluarga. Sebagai wadah pendidikan informal, setiap anggota keluarga dapat mencurahkan segala hal, baik suka dan duka.

Menciptakan suasana yang harmonis dapat mendorong anak-anak berani mengutarakan pendapat dan perasaannya. Memang perlu kesabaran dan pengertian menghadapi perilaku anak karena dihadapkan pada tingkat stres yang berbeda.

Meluangkan waktu untuk sekadar mendengarkan cerita mereka, memberikan perhatian penuh, berkomunikasi dan memberikan solusi atas segala permasalahan yang sedang dihadapi.

Terakhir, membangun kebiasaan berdoa secara pribadi atau beribadah online dengan seluruh anggota keluarga, memberikan kekuatan, kedamaian, dan kebijaksanaan dalam hati dan pikiran untuk menghadapi segala masalahan hidup dengan tetap bersandar kepadaNya.

Ini pengalaman saya selama membimbing anak di saat pandemi. Semoga keadaan semakin membaik sehingga semua dapat beraktivitas normal kembali. Tuhan memberkati. (*)

Oleh : Prieska Tan
Orang Tua Siswa SMP Katolik Santa Clara Surabaya


Naskah ini sudah tayang di Majalah DIAN TARA Edisi 16 Tahun 2020.
Auto Europe Car Rental