Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Radikalisme dan Terorisme Sedekat Urat Nadi (2-Habis)

INI Disclaimer : Sebelum lanjut thread kedua, perlu dipahami bahwa thread ini hanya membahas lapisan atasnya. Hanya intelijen yang tau seluk beluk lebih rumitnya karena sekali lagi, mereka jaringannya luas, pendukungnya banyak dan dimana aja.

Tapi thread ini murni untuk meningkatkan kewaspadaan akan adanya niatan kelompok tertentu untuk merubah sistem Indonesia dari Demokrasi Pancasila menjadi negara khilafah dengan berbagai cara dan ini tidak tepat.

Aku sadar ada risiko bahwa suatu saat simpatisan dari kelompok yang aku singgung akan nyenggol thread ini. Terlebih aku gak akan membahas ini ke ranah kepercayaan semacam ini boleh ini enggak. I don't have any capacity to do so.

Satu hal, kita gak bisa dan jangan memusuhi khilafah nya. Musuhi yang meng'hijack' sistem khilafah demi kepentingan kelompok. Semua sumber bakal aku cantumin di thread terakhir. Dan nanti aku cantumin juga tulisan Cak Nun tentang permasalahan ini terutama HTI yang lagi hot.

Dan lagi disclaimer penting, aku belum bisa bahas secara sangat mendetil karena ini thread, bukan essay :') aku hanya membagikan info dan berbagi pemikiran. Terima kasih~

foto : ilustrasi
Jadi, sudah diulas tentang jejak teroris dibawah pimpinan Abu Bakar Ba'asyir (Jamaah Islamiah) yang berkiblat pada Al-Qaeda tapi sejak ketemu Aman Abdurrahman malah pindah haluan mendukung ISIS/IS.

Beberapa anggota JI sebenernya menolak keputusan Ba'asyir untuk mendukung ISIS karena udah beda tujuan. Sedari yang memerangi barat malah jadi mendirikan negara khilafah. Long story short terungkaplah jaringan IS di Indonesia yang diyakini sebagai otak pengeboman di SBY/JKT.

Kali ini bukan melakukan teror di pusatnya bule atau yang berbau barat tapi menyerang gereja, pusat pemerintahan dan pertahanan pemerintah. Ada yang aksi lonewolf pake samurai ada yang sekeluarga bom bunuh diri.

Motif ini menunjukkan bahwa ini suatu bentuk ancaman kepada pihak yang tidak sejalan dengan visi mereka untuk mendirikan negara khilafah. Pemerintah adalah jelas musuh bagi orang yang menginginkan Khilafah dan orang yg menurut mereka itu kafir halal buat dibunuh.

Mereka akan diakui sebagai pahlawan bagi golongannya. Tentu saja. Tapi bagi NKRI, mereka lah yang menyebarkan ketakutan-ketakutan seolah memberi pesan agar mereka yang tidak setuju dengan visi misi mereka adalah orang yang patut mati. Of course.

Mereka menyebut diri mereka JAD (Jamaah Anshuriah Daulah). Menurut mantan wakil ketua BIN, As'ad Said Ali, para pendukung ISIS dijadikan satu dalam payung JAD. Kelompok JAD terdiri dari beberapa kelompok kecil yang tersebar di Indonesia.

Kelompok tersebut adalah: MIT (Mujahidin Indonesia Timur), MIB (Mujahidin Indonesia Barat), Jamaah Islamiah, Al-Mujahirun, dan beliau juga mengatakan bahwa JI dan Al-Mujahitun bentukan dati anggota HTI (2015).

Tapi HTI melalui jubirnya, Ismail Yusanto mengelak bahwa HTI ada hubungannya dengan terbentuknya ideologi kelompok teroris tersebut. Ya, sis, mana ada maling ngaku maling sis? Ehe

JAD memiliki tugas yaitu menyuplai militan ke ISIS. Makanya banyak orang yang terbang ke Suriah keciduk sama pemerintah. Mereka jadi militan disana dan itu emang kerjaan para pendukung IS.

Jika kalian sadar akan tujuan kelompok teroris dan kelompok radikal, kalian tau tujuan mereka itu sama... Khilafah walau jalan dan cara yang mereka tempuh beda. HTI disini ditunjuk sebagai pelaku menyebarnya paham yang ingin mengganti ideologi Pancasila.

Sedangkan IS melalui jalan lebih ekstrim yaitu mengancam, melumpuhkan dan membunuh yang gak sepaham sama mereka. Bisa dibilang IS dan HTI saling mengisi. HTI dengan ahlinya memainkan narasi untuk mencuci otak orang yang kurang pendidikan untuk mendukung kekhalifahan.

Kelompok teroris yang bertugas mengeksekusi aksi-aksi teror. Menurutku apa yang dituturkan pak As'ad Said Ali ini emang bener. Lagian visi misi mereka satu. Imo, Radikalisme adalah bibit dari aksi-aksi terorisme.

Kiprah IS di Indonesia ketauan di tahun 2014 dan sekitaran taun itu juga ISIS masuk Indonesia. Yang dilakukan golongan-golongan ini adalah membangun narasi dan mengompori massa dengan isu Rohingnya sebagai alasan untuk memerangi rezim pemerintahan yg menindas kaum muslim.

Jadi kalau kalian liat dakwah dengan narasi Rohingnya lalu disangkutkan pada pemerintah yang zolim lalu disambungkan lagi untuk memilih yang seiman atau lebih tepatnya yang satu vokal dengan mereka, hati-hati aja.

Secara psikologis perasaan kalian akan dipermainkan sehingga kalian merasa takut bila ditindas pemimpin bukan dari golongan mereka. *ehem a...hokhok*. Makanya kalau kalian liat ini. Kalian tau ini kerjaan brainwashed siapa.

Masih berpikiran kelompok ini bukan masalah besar? Pikir lagi. Mereka memiliki sumbangsih besar terhadap radikalisme di Indonesia bersamaan dengan FPI. Mereka ada unsur politiknya karena hakekatnya HT itu parpol internasional.


(Perlukah aku sedikit bahas sejarah mereka?) Teroris pun terutama MIT mulai menyusun rencana memanggil orang untuk 'hijrah' ke Poso untuk melancarkan aksi yang bisa saja itu aksi balas dendam karena pimpinan mereka, Santoso, mati ditembak aparat Satgas Operasi Tinombala di hutan Poso sekitar 2016 lalu.

Poso, menurut BNPT, merupakan zona merah. Zona merah ini adalah wilayah yang rawan akan perpecahan dan rawan akan penyebaran paham radikal. Ada jaringan teroris namanya MIT (Mujahidin Indonesia Timur) kelompok teroris yang basis nya berada di Poso.

PBB sudah mewanti bahwa serangan teror di Asia Tenggara akan semakin tinggi. Institute of Policy Analysis Conflict juga mengatakan bahwa Indonesia belum mampu menangkal bibit terorisme walau sukses ungkapin pelaku teror.

Bibit-bibit ini timbul dari propaganda yang muncul online maupun offline. Data BNPT mencatat bahwa ada 3000an lebih social media yang mendukung IS di ASEAN dan 70% nya berasal dari Indonesia. Kalian harus hati hati ya sama propaganda online.

Kalau udah menunjukkan tanda-tanda mengarah pro kekhalifahan please report. Itu mengganggu kedaulatan NKRI. Ini ancaman nyata dan ada di setiap jengkal jarimu. Ingat kita ini negara Demokrasi Pancasila. Sudah sangat ideal untuk negara multikural seperti Indonesia.

Secara offline, hingga saat ini, ada sekitar 30 kelompok yang berikhtiar menjadi pendukung ISIS. Mereka berambisi menciptakan provinsi berbasis khilafah di ASEAN bernama Katibah Nusantara. Diperkirakan Indonesia menjadi tempat ideal untuk diberlangsungkannya agenda mereka.

Beberapa kelompok tsb adalah: JAD dan anak2nya, Jamaat al-Tauhid wal-Sihad, Laskar Dinullah, Khilafatul Muslimin dan masih banyak lagi ga muat :( analisis ini pun ga mencakup kelompok MMI karena mereka sendiri bentrok internal dan akhirnya pecah jadi JAT tapi sama aja dukung IS.

Sumber : mbak Dion (@tempeampela), 29 Oktober 2018.
Auto Europe Car Rental