Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mengapa Jokowi Meninggalkan Megawati


WAHAI ibu-ibu di seantero negeri. Bayangkan cintanya Mega ke Jokowi. Sudah dianggap anak sendiri
Hingga diberinya akses. Menjadi Presiden RI.

Bu Mega melatih "anak angkatnya". Mulai memimpin Surakarta. Gubernur di Jakarta. Hingga Presiden Indonesia

Saat Jokowi di fitnah keji. Bu Mega Membela sepenuh hati. Jokowi berpengaruh hingga ke seluruh  negeri. Hingga 80% puas dengan Kepemimpinan Jokowi

Sang Bunda tentu kecipratan. Menuai rasa sayang dari rakyat. Mengingat jasanya membesarkan. Seorang tukang mebel menjadi. Presiden kebanggaan hingga. Di luar negeri

Bukan hanya Jokowi. Ada ratusan anak kandung ideologis ajaran Soekarno ini. Menjadi pemimpin hebat
Ada yang Jenderal, anggota Dewan, Gubernur, Walikota, bupati hingga Menteri.

Sayangnya ada satu dua yang menjadi lupa diri. Satu di antaranya Jokowi. Yang ingin anaknya melanjutkan dinasti.

Demi mendukung Putranya. Tega meninggalkan Bu Mega. Yang tidak mengijinkannya 3 periode

Sebagai Ayah kandung. Jokowi tentu tidak salah. Kita bisa memahami. Namun sayangnya itu melanggar konstitusi. Tapi semua bisa diakali

Demi ambisinya ia merangkul Prabowo. Yang sudah lama niat menjadi Presiden. Setelah bersandiwara sekian lama. Keduanya lamaran, Jokowi meninggalkan Megawati

Hati Ibu mana yang tidak perih. Diperlakukan seperti itu. Hingga puncaknya. Ketika sang Ibu merayakan ulangtahun

Sang Anak mengatur. Perjalanan ke tempat lain. Katanya ada tugas negara. Tapi apa salahnya mengirim bunga? Tanpa sepatah kata. Kepada sang Bunda

Mega memang tidak sempurna. Sebagai Ibu dan perempuan. Ia pernah berjuang melawan
Tirani Orde Baru. Dikhianati dan disakiti. Dia menjadi contoh bagaimana berjuang. Bukan untuk diri sendiri.

Tentu luka emosi Mega sangat banyak. Tapi dia tangguh, terkadang nampak keras. Seperti seorang Ibu dengan banyak anak mendisiplin keras anak-anaknya agar berhasil menjadi pemimpin

Kadang ucapannya tajam. Menyinggung perasaan. Tapi itu wajar, dia ucapkan untuk anak-anaknya. Yang secara ideologis ia lahirkan. Rawat dan besarkan

Bu Mega pasti pernah khilaf.  Dia jauh dari sempurna. Tapi apakah kesalahan Ibu dibalas dengan
Meninggalkannya lalu merangkul sang lawan? Alasan yang sulit untuk dicerna dengan nalar sehat

Kekuasaan memang nikmat. Siapa yang kena sengatnya past. Menjadi lupa diri. Siapa kena candunya akan penuh manipulasi

Untungnya  Sang Bunda masih dikelilingi. Anak-anak yang  setia, termasuk Jenderal Andika.
Mereka tetap  respek dan hadir memenuhi undangan ulang tahun  PDI_Perjuangan.
 
Barisan para menteri dan jenderal. Pak Mahruf Amin dan Bu Sri mulyani. Pak Arsjad Rasjid dan Ganjar Pranowo. Para inteletual yang setia pada nalarnya, menjadi mitra politik yang setia.

Saya beberapa kali kecewa. Sedih dan marah pada sikap Bu mega. Merasa kadang arogan. Tetapi Saya Mencoba memahami pengalamannya. Latar belakangnya sebagai anak Proklamator. Yang tumbuh di awal kemerdekaan. Mengingat perjuangannya. Melawan Pemerintahan Soeharto

Bu Mega punya keterbatasan. Namun mendapat kepercayaan. Dia adalah satu- satunya Perempuan
pemimpin partai besar di republik ini.

Dedikasinya bagi bangsa, Tidak diragukan meski banyak kekurangan. Kalau kita  bandingkan
dengan  pemimpin partai manapun. Bu mega masih jauh lebih dewasa dan berpengalaman

Sambil tetap mengagumi Papanya, eyang Soekarno. Yang berjasa membebaskan Bangsa ini dari penjajah
Mewariskan pancasila. Yang merawat bangsa ini. Sampai hari ini

Pertanyaan yang tersisa. Mengapa Jokowi meninggalkan Megawati? Apakah karena sakit hati atau demi dinasti? Kami menunggu jawaban pasti.

Dr. Julianto Simanjuntak
@Julianto_LK3
Penulis | pemerhati masalah  kesehatan mental masyarakat