Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Sudah Waktunya Kubur 'Ketua Umum' PSSI

PRESIDEN Klub Persebaya, Azrul Ananda menilai, untuk kemajuan dunia olahraga Indonesia di masa datang sudah waktunya pucuk pimpinan federasi mengubur istilah 'ketua umum'.

Saat ini, kata Azrul, dalam catatan blog pribadinya (www.happywednesday.id), seharusnya menjadi era ketika semua organisasi olahraga dikelola seorang CEO (chief executive officer) seperti perusahaan dan organisasi profesional.

"Kalau melihat negara-negara maju, yang notabene olahraganya juga maju, tidak ada organisasi olahraga yang dipimpin oleh 'ketua umum'. Yang ada justru CEO," tulis Azrul, Rabu (25/11).

Contohnya, federasi olahraga apapun di Amerika Serikat, pucuk pimpinannya adalah CEO. Demikian juga di Inggris dan Australia sama. Tidak ada 'ketua umum', yang ada CEO.

Jabatan CEO merupakan jabatan profesional. Dia bisa ditunjuk oleh anggota federasi, atau  lewat perwakilan anggota federasi karena jabatan profesional, bukan jabatan 'pejabat'.

Untuk itu, ketika seseorang ditunjuk sebagai CEO, dia harus bekerja dan berfungsi pemimpin  perusahaan. Dia memastikan organisasi sehat secara finansial, dengan cara-cara yang profesional, memastikan segala tugas dan kewajiban organisasi terselenggara secara profesional.

CEO yang bekerja seperti di perusahaan, maka  dia harus membuat segala keputusan berdasarkan 'hidup-mati' organisasi. Dalam hal ini, bergantung pada kesehatan finansial dan sustanaibility organisasi itu.

Menurut Azrul, dirinya tidak memungkiri akan ada elemen-elemen politis, tapi yang utama adalah berdasarkan penentuan 'hidup-mati' organisasi dan anggota-anggotanya.

Begitu juga, seorang CEO tidak bertugas untuk membuat orang-orang bahagia. Seorang CEO harus berani membuat keputusan yang membuat banyak orang tidak senang, kalau itu demi pertimbangan hidup mati organisasi.

"Toh, ini jabatan yang profesional. Kalau dia tidak mampu memenuhi tugasnya, atau memenuhi target yang ditetapkan, ya dia bisa diganti," papar Azrul.

Seorang CEO tahu kapan harus membuat keputusan drastis, yang mungkin menyakitkan dan membuat orang tidak senang. Misalnya, memutuskan menghentikan kompetisi di tengah jalan demi kebaikan jangka panjang organisasi dan seluruh anggotanya.

Seorang CEO akan bisa membedakan berbagai varian dari 'rugi' dan apa itu 'cut loss'.  Pengusaha, kata Azrul pasti tahu, kadang lebih baik menghentikan kerugian sampai titik tertentu, asalkan bisa menata lagi untuk ke depan.

Daripada terus menumpuk kerugian dan mengajak seluruh anggotanya ikut rugi berkelanjutan. Seorang CEO, akan tahu, kepastian jadwal, kepastian regulasi, dan berbagai kepastian adalah kunci untuk kemajuan.

CEO tahu itu bukan sekadar dalam tahap tataran melainkan sampai tahap praktis pelaksanaan. 'Jadi, tidak akan khawatir dengan image pribadinya di depan publik. Karena ini jabatan profesional. Bukan jabatan untuk menuju jabatan yang lain," tegas suami Ivo Ananda ini.

Apalagi, untuk negara seperti di Indonesia, seorang ketua umum nasional seringkali harus dipilih oleh 'ketua umum-ketua umum' lain di level provinsi dan atau kota.

"Kalau di level terendahnya saja sudah bukan jabatan profesional, bagaimana mereka bisa tahu bagaimana memilih CEO level nasional?," tanyanya.

Untuk memilih CEO level nasional itu syaratnya harus jelas. Kalau di negara maju, CEO federasi biasanya punya pengalaman panjang mengelola perusahaan, khususnya perusahaan yang terkait dunia olahraga.

Tidak harus olahraga yang sama, tapi olahraga. Alangkah mengerikannya yang terjadi di Indonesia selama ini. Entah berapa puluh kali, atau berapa ratus kali, terpilih 'ketua umum' yang sebenarnya tidak mengerti olahraganya.

Lebih parah lagi, tidak paham cara mengelola perusahaan karena background-nya dari dunia politik atau sekitarnya. "Entah berapa kali sudah kita mennolerir yang seperti ini," katanya.

Azrul menegaskan, kalau semua memilih seorang CEO, kondisi ini pasti tidak terjadi karena seorang CEO harus tahu betul dunianya. Seseorang di jabatan tertinggi tidak boleh lagi 'belajar' karena sudah harus bisa mengaplikasikan visi dan langsung berbuat  untuk organisasi, anggota, dan olahraganya. (amn)

Auto Europe Car Rental