Saldo GoPay Tiba-tiba Terkuras untuk Beli Games di Google Play
SAYA menulis ini bukan untuk menjelekkan citra GoPay Indonesia atau Gojek Indonesia. Saya sudah me-mention ke akun twitter resmi keduanya, sehari tiga kali dan tidak ada tanggapan. Anak saya, yang saldo GoPay-nya diambil juga sudah menghubungi Gojek tapi jawabannya tidak memuaskan.
Ini pengalaman pribadi, mungkin ada dari saya (sebagai admin blog ini) ada yang salah juga. Tapi setidaknya, kalau ada penjelasan yang masuk akal, tidak sekadar menyatakan 'Oh, transaksi Anda menurut sistem kami sudah sah'.
Saya punya kartu kredit, kadang kalau ada transaksi, meski dari saya sendiri, atau yang lain termasuk dulu waktu kena kasus carding, pasti ada notifikasi atau SMS ke ponsel yang terdaftar. Jadi, tahu, kalau ada transaksi. Kalau dianggap tidak saya, kita boleh menyanggahnya.
Lha ini, selevel Gojek yang katanya sudah perusahaan besar, kok tidak menerima sanggahan atas transaksi tidak sah yang menimpa penggunanya. Mungkin apa karena nilai saldo yang terkuras hanya bak recehan rengginang di dalam toples?
Begini ceritanya. Anak saya ada kegiatan sekolah pada 26 Oktober 2020. Kebetulan tidak ada yang mengantar. Jadi, sepakat, dia akan naik GoRide untuk ke sekolahnya. Sehari sebelum kegiatan, kami mengirim (mengisi) saldo GoPay-nya.
Kiriman pertama, GoPay Topup, 24 Oktober 2020, pukul 20.38 WIB, sebesar Rp 50.000. Kiriman kedua, GO-PAY Transfer from h*******288, 25 Oktober 2020, pukul 09.02 WIB, sebesar Rp 40.000. Jadi, total, kami, sebagai orang tua, memberikan pegangan buat GoRide atau kalau nanti mau jajan senilai Rp 90.000.
Pada Senin, 26 Oktober 2020, anak saya mengecek saldonya, ternyata tinggal Rp 8.000-an. Dia lantas mengecek riwayat transaksi. Tercatat dari GoPay, berikut rinciannya :
GoPay, 25 Oktober 2020, 10.17 PM
You've mad a GoPay transaction of Rp 81.950 ini Google Play
GO-PAY Payment #Fun Game For F #HaLnID Rp 81.950
25 Oktober 2020, 22:17
Saya sudah bertanya kepada anak saya, apakah di punya ID di Google Play, ternyata TIDAK. Otomatis, kalau tidak punya, tentu tidak dapat mengakses. Faktanya, ada transaksi tidak sah, karena bukan dilakukan oleh anak saya, sebagai pemilik saldo GoPay yang sah.Saya ini orang awam, tidak paham teknologi. Kok bisa sekelas GoPay bisa seperti itu. Akun penggunanya bisa diambil dengan mudah oleh pihak lain. Kalau bisa mengambil akun anak saya, tidak tertutup kemungkinan, akun GoPay saya dibobol, atau akun GoPay lainnya.
Anak saya mencoba menghubungi Gojek, tapi yang dianggap uang itu sebagai transaksi sah. Memang nilainya tidak seberapa tapi sebagai orang gaptek teknologi, jadi waswas menyimpan saldo banyak di GoPay. Sejak kasus ini, saya dan istri hanya mengisi saldo seperlunya saja.
Padahal, ini masih pandemi Covid-19, harus menghindari kontak dengan abang gojek, atau kalau kita beli makanan lewag GoFood. Ya, terpaksa, sekarang pilih tunai saja meski jatuhnya jadi mahal. Atau, jangan-jangan, GoPay dibuat tidak aman agar kita bertransaksi tunai? Ah, mana mungkin.
Sekali lagi, saya menulis ini karena kepedulian dengan GoPay dan Gojek, apalagi saya termasuk salah satu pengguna selama ini. Boleh jadi pula, apa yang anak saya alami tidak sendiri, karena sangat mungkin ada kasus yang sama di tempat lain atau dialami orang lain. Semoga Gojek dan GoPay semakin baik. (*)