Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Ini Review Kasus Kerugian di Perusahaan Gas Negara (PGN)

REVIEW GATRA untuk Kasus Kerugian di Perusahaan Gas Negara (PGN). Setelah membaca Gatra dan dikaitkan informasi di lapangan. Ada hal yang sepihak dinyatakan oleh Suko Harono (SH), dan itu membuktikan bahwa SH sangat manipulatif. 

Ada kengototan SH untuk melibatkan Isar Gas yang sudah jelas kalah point dalam penilaian kelayakan mitra kerja sama proyek PGN. 

Kalau benar tidak ada agenda pribadi kenapa proses yang sudah berjalan sesuai jadwal oleh Pertagas tertahan tanpa progress selama 1 bulan. 

Padahal, hasil final seleksi rencana kemitraan (75% Pertagas dan 25% RR) sudah dipaparkan oleh Direksi Pertagas ke Dekom Pertagas pada tanggal 18 September 2020.

Direksi PGN (SH) sengaja menunda untuk menandatangani hasil itu hingga 1 bulan berjalan. Apa yang terjadi selama 1 bulan ini?! 

Ternyata, ada manuver pribadi SH untuk memaksakan Isar Gas masuk dalam skema kemitraan (Skenario 51 Pertagas : 25 RR : 24 Isar Gas).

Jatah PGN sebesar 75% disunat oleh Suko untuk diberikan kepada Isar Gas sebesar 24%. Sehingga Pertagas hanya mendapat jatah proyek 51%. 

Rupanya ada bukti catatan riwayat pribadi Suko Hartono pernah bekerja di Isargas (Gatra Halaman 13) pada awal tahun 2020. Di situlah komitmen Suko memberikan jatah kepada Isar Gas terjadi.

Iswan Ibrahim pemilik IsarGas meminta bantuan Suko Hartono untuk melancarkan proyek-proyek IsarGas.

Sementara itu, narasi yang disampaikan Suko malah menyalahkan dirut sebelumnya. Suko juga menyalahkan AT (Archandra Tahar) untuk urusan Isar Gas ini.

Tapi berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan diperoleh bahwa AT tidak terlibat dalam urusan Isar Gas. 

SH selalu melempar berita negatif terkait AT, bahwa AT sebagai Komut tidak membawa wacana strategis untuk pengembangan PGN ke depan dan selalu melakukan rapat-rapat terkait teknis yang berbelit-belit dan tidak produktif.

Walau AT bukan orang yang bersih, tetapi isu yang dilontarkan SH tentang Isar Gas ini sebetulnya tidak ada kaitan dengan isu2 miring AT lainnya.

Di sinilah SH mencoba “playing victim” dengan selalu menyalahkan direksi yang lama. Padahal, SH dan kelompoknya adalah dalang dan biang keributan partnership proyek Pipa Rokan.

Jelas, tindakan-tindakan Suko di atas sangat merugikan PGN karena proses pembangunan yang semakin lama ditunda membuang banyak energi dan waktu secara percuma.

Potensi hilangnya pendapatan negara lewat pendapatan PGN (melalui Pertagas) pada saat pipa tersebut operasional nanti sebesar 24%. 

Andaikan agenda pribadi SH memasukkan Isar Gas berhasil. Ini berarti Suko dan kelompoknya adalah Perampok dan Pengkhianat Negara. (Sumber : Telegram digeeembok)

Auto Europe Car Rental