Meski Mahal Endorse Salah Satu Cara Jitu Memulai Usaha bagi Mahasiswa
WARDAH mengajak dua perempuan muda berbakat yang telah membuktikan eksistensi mereka di dunia bisnis dalam acara beauty class dan entrepreneur talkshow bertajuk "Let's Start Your Bright Future", di BG Junction Mall.
Mereka, pemilik Maraya Brownies, yakni brownies kekinian dengan berbagai topping, dan pemilik clothing line Giyomi, yang menjual baju-baju kasual dengan target market mahasiswa.
Pemilik Maraya Brownies alias Riska Maraya waktu itu masih menempuh semester delapan di jurusan Antropologi Universitas Airlangga (Unair), Surabaya.
Dari Subuh, Riska masak sendiri dibantu ibu. Selesai oles-oles topping, terus berangkat ke kampus. Terima COD (cash on delivery) di sana, mulai jam 11.00-16.00 nunggu di kampus.
Nadia Prasetyo, pemilik Giyomi, memulai usahanya ketika masih kuliah. Sejak 2013, aktif berjualan, tetapi bukan di bidang fashion. Hingga akhirnya, sang ibu mengusulkan Nadia berjualan baju dan muncul brand Giyomi.
"Ngerasain cari vendor yang oke itu susah. Cari tempat kain yang kita suka itu susah. Motto saya, kalau saya make aja nggak enak, ya saya nggak mau jual. Terus, cari SDM itu susah banget. Bener-bener kayak nyari jodoh," kenang Nadia.
Riska dan Nadia membagi tip memulai usaha bagi peserta talkshow yang kebanyakan masih kuliah. Menurut Riska, hal pertama, jangan mendengarkan perkataan orang lain.
"Kalo nggak ada yang support, nggak usah peduli. Ada yang ngerasani? nggak usah peduli. Lanjutin aja usaha kita," tegasnya.
Riska menyarankan untuk memasarkan produk lewat Instagram, tetapi dengan step-step pemasaran yang tepat. Dia menyebut endorse sebagai satu di antara cara yang paling ampuh agar produk menjadi semakin hits.
Orang suka banget buka HP. Kalau menganggur yang dibuka Instastory. Ini berarti, Instagram itu ladang bisnis. Cuma bagaimana caranya biar bisa dikenal? Bisa dengan endorse.
|Tapi endorse itu yang bener-bener selebgram berkualitas, misal usahanya di bidang kuliner, ya ke famous person yang berhubungan dengan kuliner," jelasnya.
Endorse membutuhkan biaya yang cukup banyak, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Tapi feedback sangat besar, sehingga sebanding dengan uang yang ia keluarkan.
Senada dengan Riska, Nadia menyarankan endorse sebagai satu di antara cara menaikkan awareness masyarakat terhadap suatu produk. Marketing harus meliat segmen.
Misal pelanggan Giyomi, itu anak-anak kampus. Nah anak-anak kampus itu nongkrongnya di mana? Kalau buka HP, yang diliat apa. "Kan seringnya Instagram, jadi aku juga endorse ke selebgram," katanya.
Nadia pernah endorse ke selebgram Rachel Vennya, yang terkenal dengan harga fantastisnya untuk tiap postingan. Dia sempat ragu, cukup lama menimbang-nimbang haruskah mengendorse Rachel Vennya, hingga akhirnya melakukannya.
"Meski mahal, tapi sekian bulan, ternyata feedbacknya wow banget. Followers nambah 5000 dan pesenan itu banyak banget sampe ke bulan-bulan berikutnya," ungkapnya.
Terakhir, Riska dan Nadia mengingatkan untuk selalu berbakti kepada orang tua, terutama ibu. Riska merasa ibunya adalah kunci kehidupannya, dan alasan di balik kelancaran rezeki hingga dunia akademisnya. Nia menyebut doa ibu serta sedekah sebagai kunci keberhasilan usahanya. (do)