Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kesalahan Logika Mari Rawat Akal Sehat

KESALAHAN  logika, dalam bahasa Inggris disebut 'logical fallacy' adanya bias secara kognitif adalah hal yang seharusnya bisa dihindari. Namun justru umum dijumpai dalam setiap perdebatan, mulai dari yang disiarkan di tivi, debat di warung kopi, debat di SMA, sampai pada debat di sosial media. Bahkan oleh kaum intelektuan sekalipun.

Kesalahan logika merupakan cacat atau sesat penalaran, yang tidak hanya sering (secara tak sengaja) digunakan oleh orang-orang yang kemampuan penalarannya terbatas, tetapi juga sering (secara sengaja) digunakan oleh orang-orang tertentu, termasuk media, untuk mempengaruhi orang lain.


Setidaknya ada enam Logical fallacy yang paling sering dijumpai dalam keseharian.
1. ARGUMENTUM AD HOMINEM:  Yakni menyerang pribadi lawan, bukan argumennya.
Contoh:
A : "Kita harus senantiasa menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia."
B : "Lho keluarga kamu sendiri berantakan kok, jangan sok ngurusin orang lain deh kalau ngurus anak bini sendiri aja gak bisa!"

Kesalahan : Alih-alih mematahkan argumen si A, si B justru langsung "menghunus keris" padanya. Jadi, si B shoots the messenger, not the message.

2. STRAWMAN FALLACY: Yakni menciptakan 'manusia jerami' (image palsu) untuk diserang, bukan argumen aslinya.
Contoh:
A : "Hari ini ada acara sama teman, jadi gak bisa nganterin kamu ke mall."
B : "Jadi kamu udah males antar jemput aku? Udah gak sayang lagi sama aku? Kamu egois!"

Kesalahan : si A hanya bilang demikian, mengapa si B melontarkan argumen (manusia jerami) yang tidak relevan? Biasanya yg nuduh egois itulah yg egois asli.

3. APPEAL TO EMOTION: Yakni menggunakan emosi sebagai dasar sebuah argumen.
Contoh:
A : "KPK menangkap tangan hakim MK sebagai penerima suap."
B : "Tidak mungkin, selama ini dia sangat baik dan bijak. Lihat saja tulisan-tulisannya dan penampilan dia yang sangat agamis itu!"

Kesalahan : Yang bisa dijadikan tolok ukur sebuah kebenaran adalah data dan bukti empiris, bukan penilaian berdasarkan emosi yang subyektif ataupun agama seseorg.

4. ARGUMENTUM AD POPULUM/BANDWAGON FALLACY: Yakni mendasari kebenaran argumen dengan suara mayoritas.
Contoh:
A : "Menurut penelitian, merokok tidak baik bagi kesehatan."
B : "Orang jaman dulu kebanyakan merokok, tapi mereka sehat-sehat aja tuh!"

Kesalahan: B tidak otomatis mematahkan kebenaran argumen A hanya karena dia menyimpulkan suatu penilaian dari pandangan terhadap mayoritas.

5. APPEAL TO AUTHORITY: Yakni mendasarkan argumen pada pendapat orang yang berpengaruh/punya otoritas.
Contoh:
A : "Ada apa dengan sekolah itu?"
B : "Kata Pak Bupati, sekolah X adalah sekolah yang paling angker di daerah sini. Berarti benar kan dugaanku!"

Kesalahan: Hanya karena Pak Bupati mengatakan suatu hal, bukan berarti hal itu otomatis jadi kebenaran.

6. FALSE DILEMMA: Yakni sering juga disebut dengan 'argumen hitam-putih', sederhananya adalah argumen yang "kalau tidak gini pasti gitu".
Contoh:_
A : "Dukung KPK atau tidak?"
B : "Tidak"
A : "Jika tidak dukung KPK berarti koruptor!"

Kesalahan: A melontarkan kesimpulan "koruptor" pada B sebagai satu-satunya opsi, padahal A tidak seharusnya mengesampingkan faktor2 lain yang bisa mendasari keputusan B tidak mendukung KPK, dan bisa saja si B pun tidak anti KPK.

Keenam macam Fallacies di atas hanya sebagian saja, sisanya bisa Anda cari sendiri.  Usahakan untuk tetap menjaga kesantunan dan etika dalam debat  yang sehat. Biasanya menggunakan gestur merendahkan lawan saat debat, dianggap tidak etis.

Don't raise your voice, but improve your argument. Menanglah secara elegan dengan menghindari logical fallacy.  Selamat merawat akal sehat. (bbs)
Auto Europe Car Rental