Margenie Winarti Memonitor Rumah dari Jauh
MARAKNYA kabar kejahatan terhadap anak di media massa, membuat Margenie Winarti (26) waswas. Miss Earth Indonesia 2014 dan Miss Grand International 2014 ini punya dua anak laki-laki masih kecil, tertua 2 tahun, dan adiknya usia sebulan.
Margenie memiliki cara sendiri untuk menjaga anak-anaknya dari kejahatan yang datangnya dari luar. Anak tertua, Mario, sekolah di playgroup daerah Citraland meski tinggal di Tidar, Surabaya.
"Kalau ke mana-mana, pasti Mario di antar supir sama babysitter. Saya juga tiap hari sebisa mungkin ikut mengantar Mario ke sekolah," tutur pecinta olahraga badminton dan dodgeball ini.
Meski jarak rumah dan sekolah terbilang jauh, Margenie merasa lebih aman menyekolahkan anaknya di sana, karena keamanannya terjamin. Orang tua boleh mengantar sampai depan pintu gerbang sekolah.
Pintu tersebut tak bisa dibuka tanpa akses satpam, sehingga pengantar perlu mengidentifikasi dirinya pada satpam, dan memiliki stiker khusus di mobilnya, baru diperbolehkan masuk area sekolah.
"Apalagi setelah kasus bom Surabaya, lalu kasus-kasus seperti baby sitter sendiri yang melakukan kejahatan, saya tingkatkan lagi keamanan untuk anak-anak," kata lulusan UCSI University, Malaysia ini.
Banyaknya kesibukan Margenie membuatnya harus mencari cara lain untuk menjaga anak-anaknya. Dia sesering mungkin pulang ke rumah di sela kegiatannya, di waktu yang tak tentu sehingga pegawai-pegawai di rumahnya tidak bisa memprediksi jam kedatangannya.
"Kadang capai sih, bolak-balik ke Tidar. Tapi ya bagi saya keluarga itu penting sekali," ujar MC yang sedang mengembangkan brand bajunya ini.
Margenie juga menaruh CCTV di tiap bagian rumahnya. Hal itu membuatnya merasa lebih aman dan nyaman, karena bisa memonitor situasi rumahnya walau dari jauh.
Dia berpesan kepada orang tua yang juga sibuk seperti dirinya, untuk menyempatkan diri mengecek anak setiap saat. Kalau jarang di rumah, Margenie menyarankan akan lebih baik untuk memasang CCTV, sehingga bisa memantau kondisi anak di rumah. (del surya)
Margenie memiliki cara sendiri untuk menjaga anak-anaknya dari kejahatan yang datangnya dari luar. Anak tertua, Mario, sekolah di playgroup daerah Citraland meski tinggal di Tidar, Surabaya.
"Kalau ke mana-mana, pasti Mario di antar supir sama babysitter. Saya juga tiap hari sebisa mungkin ikut mengantar Mario ke sekolah," tutur pecinta olahraga badminton dan dodgeball ini.
Meski jarak rumah dan sekolah terbilang jauh, Margenie merasa lebih aman menyekolahkan anaknya di sana, karena keamanannya terjamin. Orang tua boleh mengantar sampai depan pintu gerbang sekolah.
Pintu tersebut tak bisa dibuka tanpa akses satpam, sehingga pengantar perlu mengidentifikasi dirinya pada satpam, dan memiliki stiker khusus di mobilnya, baru diperbolehkan masuk area sekolah.
"Apalagi setelah kasus bom Surabaya, lalu kasus-kasus seperti baby sitter sendiri yang melakukan kejahatan, saya tingkatkan lagi keamanan untuk anak-anak," kata lulusan UCSI University, Malaysia ini.
Banyaknya kesibukan Margenie membuatnya harus mencari cara lain untuk menjaga anak-anaknya. Dia sesering mungkin pulang ke rumah di sela kegiatannya, di waktu yang tak tentu sehingga pegawai-pegawai di rumahnya tidak bisa memprediksi jam kedatangannya.
"Kadang capai sih, bolak-balik ke Tidar. Tapi ya bagi saya keluarga itu penting sekali," ujar MC yang sedang mengembangkan brand bajunya ini.
Margenie juga menaruh CCTV di tiap bagian rumahnya. Hal itu membuatnya merasa lebih aman dan nyaman, karena bisa memonitor situasi rumahnya walau dari jauh.
Dia berpesan kepada orang tua yang juga sibuk seperti dirinya, untuk menyempatkan diri mengecek anak setiap saat. Kalau jarang di rumah, Margenie menyarankan akan lebih baik untuk memasang CCTV, sehingga bisa memantau kondisi anak di rumah. (del surya)
