Pengalaman Nonsupranatural di Sebuah Hotel
Contohnya, kamar saya di lantai 1, tapi saya gak butuh kartu akses lantai 3 untuk bisa naik lift ke lantai 3. Pernah juga rekan satu tim kami order Go-Massage dan terapisnya bisa langsung nyamperin ke kamar tanpa titip ID card atau apa. Balik lagi ke temen saya ya. Sebut saja namanya A. Suatu malam, A sudah tidur, tapi tiba-tiba telepon di kamarnya berdering. A langsung bangun, kaget dan panik (dia kira itu atasan kami yang mau nagih kerjaan). Langsung dia angkatlah telepon itu.
Di seberang telepon terdengar suara bapak-bapak, mendukung dugaan A. Tapi si bapak ini nggak nagih kerjaan. Dia malah tanya "WA gue masuk gak?" A langsung cek HP. Ternyata nggak ada pesan baru sama sekali. A mulai bingung. A bertanya ke si bapak; "Ini Pak B (boss kami) ya? Apa Pak C (rekan setim)?"
Anehnya si bapak nggak jawab, nggak confirm/deny. Nggak lama, sambungan telepon ditutup. A kemudian sadar itu hampir jam 2 pagi, dan highly unlikely jam segitu bos kami nagih kerjaan. Saat masih bingung itulah, tiba-tiba kamar A digedor-gedor. A mengintip dari peephole. Ada seorang pria di luar, yang awalnya dia kira Pak C, tapi ternyata bukan. Mukanya nggak kelihatan karena dia nunduk. A ketakutan. Mau ngapain ada stranger gedor-gedor pintu jam 2 pagi?
Karena takut, A mencoba menghubungi rekan-rekan satu tim, tapi ya tentu saja udah pada molor semua. Akhirnya, A telepon ke front office, minta tolong staf hotel untuk mengusir bapak-bapak yang gedor-gedor pintu kamarnya ini. A diem saja ketakutan di kamar. Selang beberapa waktu kemudian, ada telepon dari front office. Mereka bilang si bapak itu sudah pergi dari depan kamar A, dan bahwa si bapak tadi salah kamar. Harusnya bapak itu ke kamarnya di lantai 3.
Nah loh, malah makin aneh. Pertama, kamar A di lantai 1. Jauh amat salah kamarnya, Pak??? Kedua, kalo beneran salah kamar, ngapain gedor-gedor? Mestinya udah ngeh dong pas kartu kuncinya gak bisa dipake. Harusnya, either dia ke front office meminta kartu baru, atau ngecek nomor kamarnya bener apa enggak. A masih ketakutan sampai besok paginya. Dan begitu dia cerita, kami juga ikut ketakutan.
D, rekan pria kami, bilang kalo dia sempat beberapa kali mengangkat telepon misterius di kamarnya, yang seperti cuma mau denger suaranya aja. Setelah dia jawab, sambungan diputus. Dugaan sementara kami adalah; si penelepon misterius itu sexual predator yang MO-nya mencet telepon random di hotel untuk nyari korban. Mungkin kebetulan D selamat gak disamperin karena si predator lagi nggak mencari korban pria.
Far stretched? Maybe. Tapi bukan kekhawatiran nggak berdasar. Beberapa waktu lalu, saya membaca berita ini. Idk why I can't attach the link, so I captured some highlights: Ngeri banget. Sampai saat ini, A nggak dapet penjelasan apa pun. Pihak hotel sempat bilang mau coba mengusut kasus ini, mau cek rekaman CCTV, tapi nol besar.
Kami pulang dengan misteri: apa yang akan terjadi kalau A nggak cukup cepat menyadari keanehan ini dan malah membuka pintu? Buat orang-orang yang suka melakukan ini: please quit it. Buat yang tau temennya suka melakukan ini: tolong nasihati supaya berhenti.
Buat yang lainnya: cermat pilih hotel. Begitu tahu hotel tempat kalian menginap gak aman, mendingan langsung pindah. Dan kalau telepon kamar berdering, usahakan jangan dijawab sebelum penelepon ngomong dulu. Kalau dari hotel, biasanya mereka akan bilang dulu kok dari unit apa (misal: house keeping, room service) tanpa nunggu kita bilang halo.
Sumber : @nuisancenuance, 31 Maret 2019.