Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mahasiswa Singapura Tempel Hiasan dari Kain Perca di Kimono


MEMAKAI benang dan jarum puluhan mahasiswa asal Singapura dan tiga universitas swasta di Surabaya terlihat serius membuat hiasan dari kain batik perca untuk ditempelkan pada kimono.

Salah satunya yaitu Nurul Aqilah diploma in community development, Ngee Ann Polytechnic Singapura.

Aqilah, sapaan akrabnya terlihat membuat desain berbeda dengan 29 temannya yang membuat hiasan dengan pola lingkaran. Ia justru membuat hiasan berbentuk pita sederhana untuk ditempel pada kimono.

"Ini pengalaman pertama saya mendesain. Karena jurusan saya tidak ada hubungannya dengan desain. Jadi agak sulit, tapi seru karena ternyata saya bisa menjahit," ungkapnya.

Puluhan mahasiswa asal Singapura ini berasal dari berbagai program studi untuk mengikuti Joint Immersion Program 2024. Selama di PCU, mereka diajarkan desain fashion zero waste. Yaitu membuat kimono dengan hiasan kain perca.

Mahasiswa PCU, Valen Hayley Handoko menceritakan ketertarikannya mengikuti program ini. Iapun membuat hiasan perca dengan warna hijau untuk desain kimononya.  

Selain mengasah kemampuan berbahasa inggris, program ini juga dimanfaatkan untuk menjalin relasi dengan berbagai mahasiswa baik dari Singapura, Unair maupun UC.  

"Program ini juga melatih kreatifitas dan pengolahan sisa limbah kain sesuai dengan tema sustainable development. Jadi memang kita terlibat langsung dalam kampanye pengurangan limbah kain," tandasnya.

Selain mahasiswa asal Ngee Ann Polytechnic Singapore, sebanyak 10 mahasiswa  dari Faculty of Humanities and Creative Industries (FHIK) PCU,  10 mahasiswa universitas Airlangga, dan 10 mahasiswa Universitas Ciputra juga mengikuti kegiatan yang mengusung tema “Creating Sustainable, Healthy Environment” ini.

Dosen Textile and Fashion Design (DFT) PCU, Dibya Adipranata Hody, S.E., M.M mengungkapkan selama di PCU, para peserta mendapatkan materi tentang Creative Waste Management di lingkup bidang desain interior dan desain fesyen.

Tak hanya itu, para peserta juga melakukan praktik secara langsung dengan tema “Making Zero Waste Pattern Outer”. Dibya merinci, selama program para mahasiswa diajari praktik pembuatan ulang sisa produksi busana batik Bali pada oversized outer.

Dosen DFT itu juga menggunakan pendekatan zero waste secara nyata dengan penekanan pada perancangan pola yang efisien, khususnya dalam penggunaan bahan kombinasi katun dan lurik.

"Peserta diajak untuk membuat fabric yoyo, yang merupakan sisa kain yang dibuat menjadi sebuah ornamen cantik berbentuk lingkaran serupa yoyo. Ornamen itu nantinya dijahit pada outer kimono yang sudah disiapkan sebelumnya," jelasnya.

Para mahasiswa yang berbeda program studi, diajak fokus membuat bahan yang praktis, namun tetap memikat secara visual. Hal ini mencerminkan bahwa langkah sederhana secara aktif dapat berkontribusi dalam mengurangi limbah tekstil.

Hasil karya para mahasiswa asing dan Indonesia ini juga dipamerkan dalam gelaran fashion show singkat.

Sebanyak 60 looks yang apik dan original hasil karya mereka sendiri, ditampilkan di selasar gedung Q lantai 3 Kampus PCU. Ini juga menandai penutupan acara Immersion di kampus PCU, untuk kemudian dilanjutkan ke kampus lainnya.

Ditambahkan ketua panitia Immersion 2024 PCU, Yusita Kusumarini, pembelajaran dalam program ini ditujukan untuk memberi gambaran tentang Indonesia, baik itu sejarah, geografi, lingkungan, bisnis dan perekonomian, generasi muda, masyarakat, hingga budaya.

Kegiatannya sangat bervariatif dengan pendekatan interaktif antar mahasiswa dari empat universitas yang berbeda, yakni melalui permainan, pertunjukan, kunjungan industri, dan dialog antar mahasiswa.

Mereka mengikuti rangkaian selama 18 Februari - 2 Maret 2024. Perempuan yang juga Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ini mengatakan peserta juga mendapat materi yang berhubungan dengan isu keberlanjutan.

Dengan begitu, kolaborasi internasional ini dapat berpartisipasi aktif dalam merespon Sustainable Development Goals. “Tak heran jika salah satu kegiatannya nanti ada yang membuat produk zero waste,” tambah Yusita yang juga dosen Interior Design PCU. (*)