Vania Denise Djunaidy Selesaikan Tesis Tepat Waktu
PUNYA anak bukan halangan menuntaskan pendidikan. Apalagi dukungan keluarga terus mengalir. Vania Denise Djunaidy akhirnya meraih gelar wisudawan terbaik S2 Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi (FF) Uiversitas Airlangga pada wisuda periode Juli 2018.
Mahasiswi asal Babatan Permai Surabaya ini berhasil mendapat IPK nyaris sempurna, yaitu 3,95. Vania, sapaan akrabnya memulai pendidikan S2 di sela rencana pernikahannya. Dia sempat bingung hendak bekerja dulu atau melanjutkan pendidikan setelah pendidikan apoteker.
“Akhirnya memilih melanjutkan kuliah. Ya merasakan lika-liku karena awal masuk belum menikah. Tetapi, proses berjalan dan memutuskan untuk menikah,” kenangnya.
Selama proses menempuh pendidikan dia sudah mendapatkan pekerjaan bahkan menjalani kehamilan anak pertamanya. Ketika lulus sudah memiliki anak satu. Jadi, waktu mengerjakan tesis dan kerja, kondisinya tengah hamil.
Perempuan yang aktif berorganisasi sejak remaja ini mengambil tesis berjudul “Analisis Pemberian Simvastatin terhadap Kadar Serum TNF Alfa pada pasien stroke iskemik akut”.
Dalam tesis itu, Vania berupaya mengetahui efek pleiotropik dari simvastain sebagai anti inflamasi pada kasus stroke iskemik. Tesis itu mampu membawanya menjadi wisudawan terbaik S2 di Universitas Airlangga di prodi farmasi klinik.
Waktu pengerjaan tesis tidak mendapatkan cuti yang lama. Jadi, pengerjaan tesis dengan teman-teman sedikit terlambat. Beruntung pula, ada keluarga yang selalu mendukung meskipun anaknya masih bayi. Dengan membantu merawat anaknya ketika dia mengerjakan tesis.
"Akhirnya mama yang jagain anak saya. Dan, tesis bisa terselesaikan dengan tepat waktu,” tambah Vania yang sibuk mengurus keluarga dan membantu usaha apotek keluarga serta menjalankan hobi menjadi make-up artis. (*)
Mahasiswi asal Babatan Permai Surabaya ini berhasil mendapat IPK nyaris sempurna, yaitu 3,95. Vania, sapaan akrabnya memulai pendidikan S2 di sela rencana pernikahannya. Dia sempat bingung hendak bekerja dulu atau melanjutkan pendidikan setelah pendidikan apoteker.
“Akhirnya memilih melanjutkan kuliah. Ya merasakan lika-liku karena awal masuk belum menikah. Tetapi, proses berjalan dan memutuskan untuk menikah,” kenangnya.
Selama proses menempuh pendidikan dia sudah mendapatkan pekerjaan bahkan menjalani kehamilan anak pertamanya. Ketika lulus sudah memiliki anak satu. Jadi, waktu mengerjakan tesis dan kerja, kondisinya tengah hamil.
Perempuan yang aktif berorganisasi sejak remaja ini mengambil tesis berjudul “Analisis Pemberian Simvastatin terhadap Kadar Serum TNF Alfa pada pasien stroke iskemik akut”.
Dalam tesis itu, Vania berupaya mengetahui efek pleiotropik dari simvastain sebagai anti inflamasi pada kasus stroke iskemik. Tesis itu mampu membawanya menjadi wisudawan terbaik S2 di Universitas Airlangga di prodi farmasi klinik.
Waktu pengerjaan tesis tidak mendapatkan cuti yang lama. Jadi, pengerjaan tesis dengan teman-teman sedikit terlambat. Beruntung pula, ada keluarga yang selalu mendukung meskipun anaknya masih bayi. Dengan membantu merawat anaknya ketika dia mengerjakan tesis.
"Akhirnya mama yang jagain anak saya. Dan, tesis bisa terselesaikan dengan tepat waktu,” tambah Vania yang sibuk mengurus keluarga dan membantu usaha apotek keluarga serta menjalankan hobi menjadi make-up artis. (*)