Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Cara Menulis Kuliner agar Menjadi Cerita yang Lebih Menarik


KULINER menjadi hobi dan kegemaran hampir semua orang. Lahirnya media digital ikut memunculkan banyaknya saluran atau channel kuliner, termasuk tulisan dan foto-foto menarik di blog atau website. Nyaris setiap orang menjadi teredukasi cara-cara mereview atau menyajikan ragam kuliner lokal, regional dan internasional.

Saya membagikan cara menulis kuliner ini, dari pengalaman pribadi dan membandingkan dengan sejumlah pakar lain. Tidak sulit karena tinggal menerapkan rumus 'ATM' : AMATI (cara menulisnya, cara memfotonya, cara ngevlognya dan lainnya), TIRU (contek saja cara-cara itu), dan MODIFIKASI (sesuaikan dengan gayamu sehingga bukan copy paste).

Setidaknya ada empat indikator dalam penulisan atau penayangan kuliner. Empat indikator itu : harga, suasana, penyajian dan rasa. Tinggal mana yang paling impresi dari empat itu menurut kamu. Mulailah dari situ, dan kembangkan, detailkan.

Pertama, berceritalah layaknya kamu itu seorang Storyteller. Itu lho, seperti kalau kamu cerita atau ngedabrus tentang topik tertentu dengan teman atau sahabatmu. Ceritanya bisa mengalir dan mulutnya nyerocos terus, seperti tidak bisa dipotong. Storytelling itu teknik atau kemampuan dalam bercerita tentang kisah, peristiwa, adegan atau dialog.

Gaya storytelling dapat mengajak pembaca atau pemirsa mengenal suasana, aroma, dan racikan setiap bumbunya. Inilah teknik yang mampu menjelaskan kepada pembaca secara deskriptif dan juga komunikatif. Gaya bercerita ini seolah-olah bisa mengajak teman kamu berkunjung ke tempat itu dan merasakan langsung sajian kulinernya.

Kedua, sebaiknya tidak meninggalkan pakem jurnalistik 5W + 1H. Contohnya, gini guis :

1. What (Apa): harus menceritakan “Apa” kuliner yang diulas biar pembaca jelas dan yakin. Buatlah intro atau prolog cerita yang menarik. Tidak perlu bertele-tele, apalagi terlalu kaku. Buat prolog yang santuy dan dapat mengajak pembaca sampai akhir. Tonjolkan kuliner yang kamu bahas menarik.

Jalan-jalan ke Kediri kurang pas rasanya bila hanya berkunjung ke spot wisatanya yang super instagenik. Sebelum mengakhiri agenda travel weekly, aku mampir ke salah satu kuliner legendaris di kota Kediri : Sate Siboen.

Sate yang konon menjadi langganan bapak proklamator Indonesia, Ir Soekarno ini, menyimpan sejarah yang unik. Bukan hanya riwayatnya yang bikin aku penasaran, tapi rasa satenya yang sampai membuat presiden pertama itu selalu mampir ke depot ini setiap berkunjung ke Blitar.

Kira-kira seperti apa sih kelezatan Sate Siboen? Selezat itukah rasanya?

Contoh ini memberitahukan sejarah, value, yang menjadi bumbu. Begitu mblo. Ngerti to.

2. Where (Di Mana): tak cukup hanya menuliskan alamat secara lengkap sampai ke RT RW, bahkan nomor kavling. Jelaskan rute perjalanan dari beberapa titik (how to go there), kendaraan untuk menuju lokasi. (Tapi yang ini ditoleransi karena kamu kan tidak boleh ke mana-mana).

Sate langganan Bung Karno ini berlokasi di jalan Panglima Sudirman No.134, Kp. Dalem, Kediri. Bila kamu dari arah Ramayana Kediri, kamu tinggal berjalan lurus kurang lebih 700 meter ke arah Masjid Agung Kediri.

Jika dari arah Alun-Alun Kediri, kamu bisa berjalan ke arah Ramayana Kediri, kurang lebih 3 meteran. Kebetulan rute menuju Sate Siboen hanya 1 jalan dan bisa dilalui dua arah.

Kalau kamu naik kendaraan umum, kamu bisa naik angkot 45 dari terminal Kota Kediri dan berhenti tepat di depan Sate Siboen. Biar mudah, cek saja Google Maps.

3. Menu dan Harga: inilah inti, core of the core. Kamu perlu menjelaskan menu atau olahan kuliner yang kamu bahas. Syukur-syukur kalau ada favorit menu lainnya. (Karena stay at home, ya ini bisa ditoleransi, kamu kutip saja kalau ada daftarnya di menu GrabFood atau GoFood, kecuali yang masak sendiri).

Biasanya bumbu pecel menggunakan cabai, gula merah, kacang tanah, kencur, bawang merah, bawang putih dan garam. Beda dengan pecel Cirebon, minus kencur dan sedikit gula merah, ditambah parutan kelapa. Rasanya lebih gurih.

Pecel daun semanggi Cirebon sayurannya lebih sedikit dibandingkan pecel daerah lain. Sayuran utamanya hanya daun semanggi. Daun bayam, kangkung, pare dan timun hanya sebagai pelengkap. Untuk menikmati satu pincuk pecel daun semanggi Cirebon, cukup merogok Rp3.000.

Terjangkau banget bukan?

4. Taste (Rasa): ini menceritakan (deskripsi) sesuai dengan indera pencecap. Lebih menarik memang kalau benar-benar dapat mencicipi secara langsung. Kalau belum pernah, salah satu jalan terbaiknya adalah ‘merasa pernah’. Tapi butuh skill khusus guis.

5. Suasana: ada restoran yang cocok buat berdua, ada yang cocok buat rame-rame. Ada kafe buat kencan, ada pula kafe buat membaca buku di malam Minggu. Semua tempat kuliner mengusung konsep dan ciri khas masing-masing. Ini pentingnya menjelaskan nuansa atau suasana.

Suasana itu termasuk tempat duduk, kondisi tempatnya. Ada tempat kuliner yang tak cocok buat cewek yang datang pakai rok mini, misal lesehan. Tapi karena stay at home, yang ini bisa dilewati, kecuali yang kamu ceritakan adalah kuliner yang pernah kamu cicipi beberapa waktu lalu.

Memang masih ada beberapa tips lain tapi di atas cukuplah. Nah, berikut rincian teknis tugas akhirmu.

1. Harga kuliner yang kamu ceritakan, tidak lebih dari Rp 30.000.
2. Panjang tulisan 500-800 kata.
3. Foto makanan minimal 2 buah dari angle berbeda.
4. Tetap di rumah : makanan bisa pesan lewat online, atau mereview masakan orang lain di rumah (hasil olahan mama, Tante, kakak, papa). Misal mama bikin ote2, boleh kamu review. Pokoknya makanan, bukan minuman).

Auto Europe Car Rental