Refleksi Desainer Al Fatir Muhammad tentang Keindahan Bunga
Bunga mudah menginspirasi desainer guna menciptakan busana yang cantik. Perancang busana Al Fatir Muhammad merefleksikan keindahan bunga dalam balutan busana yang anggun.
Dia mengenalkan koleksi Le Fleur kepada publik dengan menggandeng MUA Abdoel Reno, videografer m8_picture, fotografer Abie_VR, dan Fictory Photograph.
"Le Fleur, dalam bahasa Prancis, artinya bunga. Nah, konsep dasar pembuatan ini adalah bagaimana keindahan bunga saya tuangkan dalam balutan gaun malam," katanya.
Tidak hanya cantik, bunga memiliki makna filosofis mendalam. Bunga tidak pernah berlomba menjadi cantik, tapi akan mekar begitu saja.
Menurut Fatir, setiap perempuan punya keindahan masing-masing, tak perlu membandingkannya dengan keindahan lain. "Yang terpenting keindahan dalam diri sendiri," terangnya.
Makna ini mendorong desainer 28 tahun ini merancang busana dengan konsep dasar setangkai bunga. Dia berharap, siapapun perempuan yang mengenakan dapat terlihat lebih cantik, anggun, dan berkharisma.
Untuk warna, Fatir mengambil warna rose gold dari warna bunga, putih dari bunga dan kelopak, sedangkan hijau dari warna tangkai serta daun. Dia memilih material lace, satin, bridal, dan tulle.
Keempat fabric ini menciptakan kesan feminim. "Ada lima busana dalam koleksi ini. Untuk cuttingan-nya, saya menggunakan teknik ruffle dengan siluet A dan siluet I," papar Fatir.
Rancangannya tampak lebih menarik dengan detail swarovski dan beads yang dipadukan motif akar dan tabur. Kesannya mewah dan glamor.
Desainer lulusan Politeknik Negeri Malang ini menyebutkan, busana itu cocok untuk perempuan usia 17 sampai 35 tahun. "Bunga tumbuh tanpa merusak tanaman di sebelahnya. Saya berharap koleksi ini mempercantik sang pemakai layaknya bunga," imbuhnya. (ayu)