Cara Nawa Nodya Ekspresikan Karya Lukisan Terbaik
Sembilan pelukis wanita dari berbagai kota di Jawa Timur menampilkan puluhan lukisan dalam gelaran Nawa Nodya, Selasa (22/12/2020). Karya-karya itu terpajang rapi di Lantai Ground Royal Plaza Surabaya.
Kebanyakan, tercipta selama masa pandemi Covid-19. Pandemi ini banyak membuat pelukis berkontemplasi dan berkarya. Ada yang bikin lukisan di kanvas, masker, kain, dan lain-lain.
"Daripada nganggur di rumah, jadi kami pamerkan. Ini sekaligus sebagai perayaan Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember," papar Aimee Tri, salah satu pameris.
Nawa Nodya memiliki arti sembilan wanita. Diambil dari Bahasa Sansekerta, yakni Nawa Wanodya. Menurut Aimee Tri, para pelukis wanita ingin mamamerkan karya terbaiknya.
Ada yang bergaya naturalis, ekspresionis, surealis, dan lain-lain. Seperti Fifin Widyaprasti yang memboyong lima karya realis ekspresionis, dengan objek kupu-kupu, anggrek, dan tangan yang membawa mawar.
"Kebetulan saya suka motret. Jadi, objek lukisan saya ini merupakan jepretan saya sendiri. Menggambar seperti ini membuat lebih bebas," katanya.
Selain itu, objek-objek itu dekat dengan kesehariannya yang tumbuh besar di desa. Fifin menggunakan media cat minyak dan akrilik di atas kanvas.
Berbeda dengan Woro Indah Lestari yang bermain dengan mix media seperti kain goni, benang, kertas, dan lain-lain. Dalam karya berjudul Instropection misalnya, dia menghadirkan figur manusia yang berteduh di bawah ranting penuh daun.
Pada sisi yang lain, ranting tampak gersang. Di ujung kanan, Woro Indah membentuk virus corona tiga dimensi yang dibuat menggunakan kertas, tepung, dan semen.
"Banyak orang yang melihat pandemi dari sisi yang negatif. Padahal, ada hal positif yang bisa dipetik di antaranya kita lebih sering merenung dan introspeksi diri," ujarnya.
Woro Indah sengaja bermain dengan banyak media untuk memperkaya pengalaman dan memberikan atmosfer baru dalam karyanya. Dia tidak mau dibatasi media sehingga harus terus bereksplorasi. Butuh waktu lebih lama, tapi hasilnya berbeda.
Event Coordinator Royal Plaza Surabaya, Shanice Priscilla menilai, gelaran ini merupakan bentuk empowering bagi pada wanita. Kebetulan momennya pas saat Hari Ibu. Harapannya, bisa menginspirasi banyak wanita agar terus berkarya. (ayu)