Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Ini Tiga Kunci Enteng Rezeki ala Mr Joss

ILMU rezeki ini jarang dipelajari dengan teliti tetapi banyak orang yang mencari-cari rezeki. Rezeki memang di masa sekarang pasti hubungannya dengan duit, dengan uang, dengan harta. Beberapa orang tabu dan malas membahas.

Alhasil rezekinya menjadi kandas. Mereka tidak salah, karena memang di bangku sekolah dan kuliah, jarang diulas. Betul apa betul? Kalau mau jadi pinter, memang harus belajar dari yang sudah pinter.

Kalau mau jadi kaya rezekinya, ya harusnya belajar sama yang sudah kaya raya rezekinya. Dan kita tahu sendiri, bagaimana kondisi dan keadaan guru atau dosen kita dahulu??? Hehehe... Bisa dijawab sendiri khan???

Nah, inilah pentingnya ilmu rezeki dari yang sudah ahli. Kita harus berusaha mencari orang kaya yang sholeh dan banyak rezeki. Dan mereka mau mengajari. Adakah mereka ini? Ada, kalau kita sungguh-sungguh mencari.

Orang tua saya bisa dibilang kurang. Sekolah dan kuliah saya saja dari beasiswa ke beasiswa. Saudara saya banyak, enam jumlahnya. Tinggal di kontrakan sempit di sebuah kampung padat di Surabaya.

Dengan orang tua miskin, tetangga-tetangga miskin, Pak RT-nya juga sama, sekolah dan pergaulannya juga, maka bagaimana mau kaya rezeki?

Ada sih dari buku. Saya rajin ke toko buku tiap hari Minggu pas libur sekolah dulu. Dan banyak cari tahu tentang solusi enteng rezeki. Namun itu bukan percepatan.

Bayangkan tahu ilmunya saja dari buku saya sudah terperangah, apalagi ketemu dengan orang-orangnya. Pasti WAH! Nah, setelah saya merantau dan hijrah dari kota pahlawan Surabaya ke ibukota Jakarta, saya menemukan banyak mentor (istilah guru) untuk menjadi orang kaya rezeki.

Bayangkan, saya punya empat keluarga angkat yang selalu mengasuh saya untuk punya mental kaya. Dan mereka semua kaya-kaya. Hal yang selama ini tidak saya dapati dari orang tua saya dan lingkungan saya dulunya.

Dan inilah percepatan saya berubah. Insyaallah dengan lebih sejahtera, orang tua dan keluarga lebih bahagia. Namun setelah saya memilih satu mentor khusus untuk kaya lewat jalan pengusaha dengan serius, maka hasilnya mulai berbuah bagus.

Ya, awalnya saya bekerja dengan beliau dan sekarang bisa berpartner bisnis malah. Alhamdulillah. Pentingnya mentor ini harus bisa diakses bahkan setiap hari.

Sederhananya begini, dulu saya alhamdulillah dikaruniai otak yang cerdas sehingga bisa sekolah dan kuliah full beasiswa. Saya coba rajin dan semangat belajar. Alhamdulillah pintar dan prestasi bersinar.

Nilai bagus dan akademik berjalan mulus dari SD, SMP, SMA, S1 bahkan S2.. Nah, apakah pintar menjamin langsung jadi kaya? Oh ternyata tidak. Kalau belajar ya pintar, tapi kalau mau kaya, ya harus usaha.

Salah satunya jadi pengusaha. Pintar dan kaya adalah dua hal yang berbeda. Nah, kalau kita serius usaha dengan menjadi pengusaha, insyaallah akan mudah kayanya, akan cepat kaya-nya. Enak atau enak banget?

Nah, kalau kita punya mentor khusus pengusaha yang bisa mengarahkan kita, ‘memarahi’ kita kalau salah, menunjuki jalan usahanya apa yang membuat kita kaya dan mentor tersebut sudah terbukti kaya, maka bersyukur sekalilah kita. Dan alhamdulillah saya punya.

Dulu sempat pas kuliah S2 saya nyambil usaha. Alhamdulillah ada aset mobil, kantor mungil sampai empat karyawan. Wow! Di usia masih belia 20-an tahun. Namun tanpa mentor, tanpa guru, tanpa ilmu di bisnis dan bidang usaha ini.

Alhamdulillah hanya dalam tempo setahun bangkrut, punya utang sampai puluhan juta, karyawan sempat gonta-ganti sampai akhirnya tinggal saya sendiri. Dan sampai mobil dibawa kembali. Hehehe...

Sedih ya kalau mengenang ini. Tapi ini pembelajaran penting buat saya. Saat saya menjadi Bos-nya, atasannya atasan, namun saya tidak punya tempat sandaran bertanya, yang membimbing saya harus bagaimana menghadapi kompleksitas dunia bisnis yang kadang membuat kita pesimistis, ya akhirnya gulung tikar juga dan bernasib tragis.

Beda cerita kalau kita berusaha mencari mentor atau guru yang lebih sukses dari kita, lebih kaya, lebih ‘wise’ atau bijaksana, yang suksesnya saja bisa sepuluh kali bahkan lebih dari kita.

Lalu kita bisa jadikan rujukan dan sandaran segala pertanyaan bisnis yang dikerjakan. Insyaallah ini akan meminimumkan kerugian dan kegagalan. Apalagi di bidang bisnis yang sama. Inilah yang namanya mentor.

Insyaallah bisa mengurangi bisnis ‘error’. Apalagi jika mereka sholeh, baik, tulus berbagi dan mau memberi ‘advise’ atau arahan dengan totalitas dan berkualitas. Adakah mereka itu?



Ada, pasti ada. Tinggal kitanya yang keras usaha mencarinya, membuatnya mau jadi mentor kita. Dan yang lebih penting lagi, kita-nya juga memantaskan diri siap belajar, siap ‘dihajar’, siap taat dan manut alias ikut kalau dapat arahan-arahan bagusnya.

Insyaallah rezekinya bakalan nyangkut. Sekarang, alhamdulillah Allah karuniakan guru ngaji yang setiap seminggu sekali saya bertemu muka untuk nge-charge iman di hati.

Namanya Dr Arief Munandar dari kampus ternama di Jakarta. Sudah sewindu saya berguru. Bagi saya beliau adalah Bapak Ideologis Islam saya dalam iman selain Bapak kandung saya yang sedari kecil sudah menanamkan.

Ya, baiknya begitu. Dalam hal agama, kita juga harus ada guru atau ustad yang membimbing sebagai sandaran bertanya dan menimba ilmunya. Sehingga jelas arah, ada transfer iman dan hidayah, akhirnya saleh dan suksesnya bersama-sama, berjamaah istilahnya.

Bagaimana dengan bidang usaha? Alhamdulillah sebelumnya hanya pembelajar biasa, sekarang jadi penulis dan pengusaha. Ya, buku saya terbit “Jurus Ampuh Pengusaha Tangguh” dan Bestseller di Gramedia berkat bimbingan mentor saya.

Selain itu, akhirnya saya juga bisa meraih omset Rp 100 juta pertama hanya dalam hitungan dua bulan saja. Alhamdulillah..Untuk hal ini, penulis dan pengusaha, Alhamdulillah Allah izinkan saya berguru dan bermentor dengan salah satu yang terbaik di Republik ini.

Beliau motivator sudah di lima benua. Beliau penulis belasan buku dan Bestseller semua, bahkan Mega Bestseller, terjual lebih dari 1 juta eksemplar. Saya yang penulis pemula, alhamdulillah berkat ilmu beliau juga bisa menjual buku ribuan hanya dalam waktu tiga bulan.

Terakhir, beliau juga pengusaha yang punya puluhan bisnis tersebar di Indonesia. Beliau juga mendirikan kampus di usia yang masih terbilang muda. Tiga puluhan. Muda banget khan. Nama bisnisnya TK dan SD Khalifah.

Alhamdulillah sudah 70-an cabang. Anda sudah bisa menebak siapa mentor saya?? Hehehe... Betul sekali, Mas Ippho Santosa, biasa saya memanggilnya.

Ya, itulah kunci enteng rezeki yang pertama. Tidak hanya dapat ‘How’ atau bagaimana kita bisa menjadi kaya rezeki, tapi langsung dapat ‘Who’-nya atau siapanya, atau orangnya.

Ya, mereka yang sudah kaya rezekinya dan sudah sampai di sana. Kita bermentor sungguh-sungguh, berguru dan menimba ilmu. Jangan hanya dari buku. Kurang! Langsung berguru, kecepatannya bisa empat puluh kali lebih.

Ada getarannya di sana, auranya dan limpahan energi tercurah. Cari mentor itu, datangi, kunjungi, insyaallah inilah kunci tercepat yang saya tahu dan pahami.

Kunci Harta, Adakah? Pasti ada dan harus ada. Kalau enggak ngapain Alquran bilang : “Dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS Nuh : 12).

Nah, kebanyakan orang itu pusing karena mikirin duit, bukan Tauhid. Kebanyakan orang juga rezekinya kurus, karena di otaknya hanya fulus, fulus dan fulus (uang). Bukan bekerja dan berkarya atau menolong sesama
dengan tulus. Betul apa betul?

Nah, sebelum masuk di kunci solusi enteng rezeki yang kedua, saya hanya ingin memotivasi bahwa menjadi berharta itu nggak salah. Bahkan ayat Al Qur’an di atas malah menjadikan kita optimis bahwa bisa lho kita berharta, malah buaaaanyaaak harta.

Makanya sebelum dientengin rezekinya sama Allah, yuk belajar bagaimana lapang dan tenang hati di dalam dada kita. Bukan dengan meditasi atau malah mengosongkan pikiran. Hahaha... Jangan! Nanti setan yang masuk dan bisa kesurupan.

Lalu apa? Penuhi hati dan pikiran dengan Alquran. Baca pelan-pelan Arabnya dan pahami artinya. Setiap hari. Insyaallah jadi tenang tuh hati, mudah dan enteng juga tuh rezeki. Karena hanya dengan Quran kitab yang suci itulah sumber petunjuk sejati.



Di sana kita ‘berkonsultasi’ dengan Dia yang menciptakan kita punya diri. Coba rutinkan deh baca harian. Kalau satu juz bisa, keren tuh! Kalau belum terbiasa, mulai setengah juz dulu tak masalah. Kalau masih berat juga, ya satu halaman juga oke.

Yang penting jadikan Alquran bacaan harian. Bacaan yang beneran kita jadikan panduan dan pedoman. Insyaallah setiap hari Allah kasih petunjuk dan jalan. Nah, apalagi kalau dihafalkan.

Lebih keren lagi tuh! Nanti Quran bukan dalam lembaran kertas lagi, tapi sudah menancap di dalam hati. Meresap, membasahi dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

Insyaallah punya hati yang tenang dan lapang. Dan disitulah rezeki akan Allah mudah datangkan. Sedap atau sedap banget. Kalau ini sudah kita jadikan kebiasaan, maka Anda pasti dapati bahwa Allah sering menganalogikan, mengumpamakan kita ini sebagai pedagang atau pengusaha.

Maksudnya? Iya, jual beli yang paling agung adalah dengan Allah SWT. Kita membeli surga-Nya dengan kita jual diri kita dan harta kita dengan jihad di jalan-Nya.

Bahkan dulu saya pernah diskusi tajam dengan teman-teman saya di sekolah bahwa Islam itu agama pedagang. Wong Nabinya saja pedagang yang terpandang, dermawan dan rupawan. Betul khan?

Coba terus dibiasakan baca Quran sekalian artinya secara harian. Maka banyak banget akan kita dapati, Allah itu mengasumsikan kita beneran sebagai pedagang alias pengusaha.

Kata-kata perniagaan, dagang, jual-beli, pasti Anda sering dapati. Coba cek surat Jumuah, di mana saat adzan berkumandang, maka perniagaan alias dagang alias bisnis harus ditinggalkan.

Panggilan Allah SWT harus diutamakan dan dipertamakan. Ya begitulah. Jadi, inilah tanda-tanda kunci solusi enteng rezeki yang kedua. Setelah baca Quran jadi harian, pastikan kita mengamalkan salah satu isinya dengan menjadi pedagang atau pengusaha.

Wah iya ya...Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada di bisnis, usaha, perniagaan atau jualan. Ya begitulah Nabi pernah sabdakan. Bahkan saya pakai bahasa sendiri, dengan kita bisnis, jualan dan dagang, maka rezeki kita ada potensi sembilan kali lipat lebihnya dibandingkan dengan yang bekerja atau menerima gaji.

Betul apa betul? “Tapi saya nggak jago jualan?” Hehehe... Begitu ada yang beralasan. Ingat, belajar dari Quran tadi. Jadikan Quran bacaan harian, maka kunci yang kedua ini adalah jadikan jualan sebagai kebiasaan harian.

Coba lihat orang yang berkecimpung di bidang penjualan. Pasti rezekinya berlebihan. Di perusahaan yang sama pun, kalau di bagian penjualan, rezekinya ada potensi lebih seperti bonus dan komisi-komisi.

Hehe... Betul khan? Jadi jualan ini adalah skill atau keahlian yang harus ditekuni, diseriusi, dicoba dengan gigih. Insyaallah jadi kunci rezeki berlebih. Gagal ya biasa saja. Ditolak ya memang makanannya.

Bahkan kalau mau dibilang, penolakan itu sarapan pagi pengusaha. Tapi kalau dia gigih dan terus usaha, maka kesuksesan adalah makan malamnya, dinner-nya. Enaknya...Jadi, nikmatin prosesnya, insyaallah itulah jalan menuju kaya dan suksesnya Anda.



Kaya dari Jualan, Bisa!!!
Setelah saya sadar ilmu ini, saya langsung jualan. Padahal kondisi saya sudah bekerja. Ya, bawa aja jualan buat temen-temen kantor. Khan bisa. Di awal, saya langsung ambil roti kesukaan saya kayak Bread Talk yang dibikin tetangga.

Saya langsung ambil 2 box isi 20 roti. Harga dari tetangga Rp 5 ribu. Kalau dijual di stasiun yang segmen bawah, harganya Rp 6 ribu. Namun saya naik kereta KRL desek-desekan, dan segmen saya orang kantoran yang lebih berkecukupan.

Alhamdulillah saya jual per roti Rp 10 ribu laku. Ini saya tekuni sampai tiga bulan dan pernah ada orderan besar, sehari saya bawa bukan 20 roti bahkan 20 boks roti alias 200 roti dan laris manis-habis.

Alhamdulillah... Sedap tenanlah untungnya. Uang saku bertambah melimpah nih... Hehehe... Sampai akhirnya tetangga naikkan harga dasar roti setelah lihat penjualan saya naik begitu drastis dalam hitungan bulan.

Saya kalkulasi capeknya usaha saya dan ternyata nggak masuk. Akhirnya saya nggak lanjut lagi. Kebayang untuk laku 20 roti maka saya harus ketemu 20 lebih orang. Di situ pasti ada penolakannya khan? Tapi harus TANGGUH.

Belum lagi kalau tiap hari saya promosi terus dengan orang yang sama, bakalan ada kebosanan khan? Ya, jalanin saja tanpa mengeluh dan mengaduh. Insyaallah disinilah awal rezeki menjadi penuh.

Kenapa saya harus gigih dan pulangnya roti harus habis? Karena kalau sudah besok, roti sudah nggak fresh lagi. Susah jualnya dan pasti harganya jatuh ke bawah. Betul khan?

Lama-lama saya juga mikir, kalau sekian untungnya, kapan kayanya dan bisa beli mobil sampai rumah? Hehehe...Begitulah dulu awalnya. Lalu jualan kedua adalah jualan buku saya sendiri.

Alhamdulillah setelah diterbitkan di Gramedia, saya beli buku saya sendiri 1000 buku. Dapat diskon sampai 40% dan tanpa royalti penulis lagi. Bayarnya pake uang gaji selama tiga bulan saya cicil.

Karena jumlahnya sampai puluhan juta rupiah. Buku nyampe di rumah, bagai tumpukan barang. Gimana nih putar otak biar jadi uang??? Akhirnya segala cara saya gunakan.

Mulai Whatshapp Marketing, Instagram Marketing sampai Facebook Marketing,
semuanya jualan. Terengah-engah juga. Tapi dijalanin saja dengan spirit pantang menyerah. Ditolak itu udah biasa, biasa banget.

Dicuekin, di WA nggak bales, udah nggak baper banget. Udah telen aja. Yang penting terus cari prospek atau orang baru. Alhamdulillah, 3 bulan buku habis. Kalau ada 1000 pembeli, berapa orang yang sudah saya hubungi?

Pasti lebih banyak lagi khan? Bagaimana penolakannya? Hahaha... Jangan ditanya, sudah kebal. Wkwkwk... Dan sekadar tahu, untuk margin keuntungan jualan buku waktu itu tak seberapa.

Jual buku Rp 50 ribu ya untung Rp 20-an ribu. Udah gitu, pembeli biasanya beli satu. Lha, ngapain beli dua kalau bukunya sama? Udah gitu, kalau sudah beli, nggak bisa beli lagi atau repeat order.

Bener atau bener? Khan sudah punya bukunya. Hehehe...Dari sini saya belajar margin keuntungan. Kalau makin besar, ya makin bagus. Karena itu mengurangi risiko kerugian. Makin besar margin keuntungan, saya jualan sedikit pun, sudah balik modal.

Kalau kecil marginnya, maka saya harus jualan lebih banyak hanya untuk sekadar balik modal. Dan dalam dunia online, harus dicari tuh jualan barang yang margin atau keuntungannya minimal Rp 50 ribu. Itu hukumnya yang saya tahu dari penjual online yang sudah mahir.

Kalau sekali laku untung langsung Rp 100 ribu? Keren banget tuh... Nanti lama-lama Anda akan tahu. Satu lagi nih ilmu baru yakni repeat order. Hehehe... Itu lebih penting lagi.

Kalau Anda punya temen penulis, coba tanya deh, proses menulis itu gimana? Pasti berat dan melelahkan. Menguras energi dan pikiran. Nah, habis nulis buku selesai, terus jualan. Lebih melelahkan lagi. Hahaha...



Jadi, kalau pembaca saya yang sudah ribuan pengen beli buku saya lagi, ya harus nulis lagi lah. Ladalah....Sampai saya mikir, adakah barang yang kalau sekali orang order dan puas bener, kemudian dia suka dan jadi pelanggan setianya?

Beli lagi, beli lagi, dan selamanya dan seumur hidupnya. Pasti lebih cepat ya kayanya. Hehehe... Apalagi dalam penjualan itu ada rumus begini, menemukan pembeli baru itu usahanya enam kali lebih dari menjaga pelanggan lama.

Jadi kalau saya jual ke 1000 orang, usaha saya bernilai 6000. Paham ya...Karena pembeli pertama dan pemula itu butuh lebih edukasinya, promosinya, penjelasannya, informasinya. Betul???

Nah, bayangkan kalau dia akhirnya puas banget dan akhirnya jadi pelanggan produk kita? Barangnya bikin repeat order lagi? Enak banget nih! Tinggal transfer dan nggak butuh penjelasan saya lagi.

Tapi kalau produknya buku gimana? Apalagi bukunya sama? Nggak bisa. Wong
sudah punya, sudah dibaca. Paling banter dia cerita ke temennya dan rekomendasiin beli ke saya.

Itulah perjalanan penjualan saya. Ada ilmu baru kalau margin harus besar, kalau bisa barangnya repeat order terus biar omset tetap besar. Dan ternyata secara nggak sadar saya juga belajar bahwa barang harus bisa dikirim kemana-mana, bahkan Go National.

Kebayang kalau roti saya kirim pakai TIKI atau JNE? Tiga hari atau seminggu pas nyampe ya sudah basi. Alhamdulillah kalau buku lebih awet. Awet banget... Hehehe...

Tapi kalau sudah dikirim ke Sumatera, Sulawesi, Kalimantan bahkan ada yang sampai Maluku, keanehan akan terjadi. Kadang harga ongkos kirim melebihi harga buku tadi yang Rp 50 ribu.

Bahkan ongkos kirimnya sendiri bisa mencapai Rp 85 ribu. Ini yang membuat mereka nggak jadi beli. Lebih mahal ongkos kirimnya. Waktu itu pernah, ada pembeli dari Mataram, Nusa Tenggara.

Akhirnya ndak jadi beli. Makanya buku ini belum masuk kategori deliveriable. Termasuk juga kalau jualan jilbab atau keripik ke luar Jawa, kadang nggak masuk tuh dengan ongkos kirimnya.

Banyakan ongkos kirimnya. Hehehe...Jadi kalau kita ketemu barang yang margin-nya atau untungnya besar, ongkos kirimnya murah, ringan dan lebih awet, enak atau enak banget???

Kunci Terakhir dan Mutakhir
Wah, akhirnya nggak terasa dua kunci sudah terkuak rahasianya. Masih inget yang pertama adalah temukan orang yang rezekinya lebih, kaya dan saleh dan mintalah beliau jadi guru kita, mentor kita. Kalau nggak bisa ya, kerja dengannya atau jadi staffnya. Pelajari dan serap ilmunya.

Yang kedua, nggak usah musingin urusan rezeki, lapangkan hati dengan Qur’an. Membaca dan memahami Quran. Insyaallah hati akan menjadi lapang dan tenang. Di situlah kunci rezeki akan Allah mudahkan.

Dan ternyata di Quran, di Nabi yang kita jadikan teladan ini, akan membawa kita untuk mau belajar jualan, suka jualan, atau berdagang. Ya... Berniaga atau berbisnis istilah lainnya.

Karena disini ada sembilan kali lipat rezeki yang bisa kita dapatkan. Jadi beneran nih... Insyaallah akan enteng rezekinya. Kalau mengandalkan gaji, ya segitu-gitunya saja.

Makanya tekunin dunia penjualan, belajar dagang, nggak boleh malu dan gengsi, toh Nabi juga pedagang. Jadi kalau begini spirit-nya, insyaallahjadi sunnah.

Alhamdulillah, berpahala dan rezeki bertambah. Telan penolakan sebagai sarapan dan insyaallah kesuksesan dan kekayaan akan jadi makan malamnya. Enak khan....Temen-temen juga sudah lihat perjalanan saya jualan beserta lika-liku dan pelajarannya.

Alhamdulilah dari sana, jadi enteng rezeki saya. Sebentar lagi juga Anda. Nah, sebelum saya lanjutkan kunci yang ketiga, saya ingin Anda berkomitmen dulu nih untuk mau praktek, biar ngefek gitu loh.

Dan mau bertindak, supaya doa saya agar rezeki Anda menanjak, beneran bergerak. Kalau praktiknya bagus, insyaallah rezeki mulus. Oke... Tolong batinkan ini ya :
“Saya berjanji sepenuh hati dan Allah menjadi saksi. Saya mau enteng rezeki, mau kaya dan berlimpah. Tentunya juga makin sholeh dan takwa. Pertama, siap mencari gurunya, mentornya. Kedua, siap membaca Quran dan mulai belajar jualan. Ya Allah, mudahkan urusan saya dan mampukan saya. Aamiin.”



Sip....terima kasih ya komitmennya. Nah, kunci pamungkas terbukanya rezeki Anda, entengnya rezeki Anda yang terakhir cuman dua, rajin sedekah dan mulai usaha. Cuman itu??? Iya... Hanya itu!

Pertama, saran saya kalau Anda mau dapat Rp 10 juta pertama, mulai berani sedekah sepersepuluhnya, alias 1 juta aja. Beraaaaat!!! Hahaha... Lha kalau Allah kasih Rp 10 juta gimana??? Nikmaaaaaat.

Hehehe... Begitulah guru saya mengajarkan. Sedekah dulu aja. Yaudah, saya mau Rp 1 juta pertama dulu saja deh... Coba saja keluarkan Rp 100 ribu pertama Anda untuk sedekah. Insyaallah Anda akanoptimis dan yakin penuh raih Rp 1 juta pertama Anda.

Saya praktikkan ini juga di awal bisnis dan produk yang saya jual. Pernah satu box roti isi sepuluh, langsung saya sedekahin semua. Alhamdulillah habis itu ada yang beli satu box lagi untuk dibagi-bagi. Subhanallah...

Begitulah cara kerja sedekah yang Allah berikan. Pernah juga istri saya jualan online baju anak-anak tapi nggak laku-laku. Malah saya sedekahkan semua barang yang kulakan pertama tadi.

Alhamdulillah habis. Hehehe... Habis itu kulakan lagi, jual lagi. Dan alhamdulillah lebih mudah lagi larisnya, habisnya. Ya, begitulah sedekah bekerja. Sebaik-baik kasih promo dan promosi adalah ke Allah Yang Maha

Memberi Rezeki. Dengan apa? Sedekah. Ya, Se-de-kah. Khan kita sudah paham, perusahaan besar saja melakukan. Saat produk baru launching, maka dia geber dan bagi ratusan sampel gratis.

Baru setelah orang coba dan suka, perusahaan itu jualannya laku dan laris manis. Coba kita bagi-bagi niatnya sedekah dan Lillah. Insyaallah Allah yang balas dan akan bertambah rezekinya. Enak tenan khan.

Kalau mau orderan rutin, belajar sedekah rutin. Guru ngaji saya, rutin sedekahnya Rp 200 ribu ke Baitul Quran. Alhamdulillah beliau konsultan, ada saja orderan rutin project-nya.

Ya, begitulah sedekah bekerja. Saya belum bisa ikutin full. Ya sudah mulai dari sedekah rutin Rp 2 ribu per hari. Khan bisa dan mudah. Tapi paksa harian.

Lalu saya naikkan lagi Rp 20 ribu dan seterusnya. Insyaallah kalau sedekahnya rutin, jualan yang biasanya hasilnya nggak pasti, maka Allah bisa bikin dapat orderan ‘rutin’ tiap hari. Sedaaap sekali...

Kalau di buku Pengusaha Tangguh saya, saya rekomendasikan juga sedekah rutin makanan, misal nasi bungkus atau roti. Pokoknya bikin kita punya mental kaya dengan tiap hari memberi, tiap hari sedekah, insyallah Allah Yang Maha Memberi akan kasih rezeki tiap hari dan berlimpah ruah. Alhamdulillah.

Nah, yang kedua ini, langsung belajar jualan atau usaha. Mulai dari modal yang Anda bisa. Jualan roti pertama saya, modalnya Rp 100 ribu. Buku yang saya beli langsung 1.000 malah modalnya lebih lagi, yakni Rp 25 juta yang saya bayar dengan mengangsur tiga kali dalam tiga bulan.

Dan semua itu tergantung dengan modal yang Anda punya. Tapi mulailah beli atau kulakan barang dan langsung belajar jualan. Jangan tunda dan jangan pake ‘nanti’.

Nah, seandainya ada peluang saya siap jadi mentor Anda, plus guru saya Ippho Santosa juga menjadi mentor puncaknya. Lalu margin keuntungan barangnya itu 100%, alias Anda jual satu aja langsung untung.

Tiga lagi tambahan deh. Pertama, sudah berstandard international dan bahkan temen-temen saya sudah bisa kirim ke luar negeri (Qatar, Taiwan, Brunai, dll). Wow!!!

Sudah gitu di-endorse puluhan tokoh, ustad dan artis selebriti mulai dari Andre Taulany Net TV, David Chalik, Sandy Aulia, Olla Ramlan sampe Ustad sekaliber Yusuf Mansur dan Syech Ali Jaber. (*)

Sumber : Jangan Kaget Bila Rezeki Anda Berlebih (Akhmad Basori MSi atau Mr JOSS, seoarang Entrepreneur & Wakil Rektor).
Auto Europe Car Rental