Langkah Awal Prestasi maka Menulislah
Donald Trump, raja properti yang kini jadi presiden AS, Sir Richard B, sang konglomerat legendaris dari Inggris yang kini value assetnya lebih besar dari Google, Bill Gate, raja perangkat lunak dengan produk window ,Warren B, sang kampiun investasi di bursa.
Juga ada di Indonesia seperti Muchtar Riadi-boss lippo, Cairul Tanjung-boss Transstudio, Sugeng pendiri Kodel group. dan masih banyak lagi. Mereka mampu menulis dengan baik dan memberi inspirasi kepada banyak orang.
Bagi orang yang engga mampu menulis , itu bisa saja dia tidak memahami apa yang sedang dia kerjakan kecuali hanya sebagai follower. Atau tidak selalu ada waktu menulis. Itu juga tidak salah.
Menulis adalah kekuatan hati. Orang terbiasa menulis dengan baik, karena dia terbiasa mengorganisir pikirannya dengan baik. Karena dalam menulis anda harus berangkat dari persoalan di luar anda.
Dari sana anda mengexplore persoalan itu dalam kerangka yang jelas untuk bahan anda bersikap. Kemudian anda harus terbiasa menganalisa berdasarkan pengalaman, membaca buku dan berinteraksi dengan orang berbeda paham.
Dari sikap seperti itu maka tulisan akan mengalir tanpa ragu untuk menggambarkan bagaimana suasana hati anda, pikiran anda, dan pandangan hidup anda. Tulisan anda adalah cermin diri anda itu sendiri berdialogh dengan realita
Seorang praktisi yang bukan penulis tapi mampu menulis, karena dia berangkat dari kekuatan moral sebagai kaum terpelajar yang bertanggung jawab ikut ambil bagian dari perubahan peradaban yang lebih baik. Itu bukan hanya seorang pebisnis , tapi bisa juga praktisi dari kaum intelektual.
Baca yang Ini Bos
Pedagang hebat, mampu menulis kitab tafsir dan mengumpulkan hadith, dia adalah Imam Hambali. Juga Al Ghazali seorang dosen dan juga kadhi mampu membuat tulisan hebat Ihya Ulummuddin.
Terakhir yang membuat saya terharu adalah seorang anak muda ahli fisika Nuklir Zulkaida Akbar, yang tiada henti menulis melalui facebook dan blog, akhirnya kini tulisannya di kumpulkan oleh Mizan untuk di terbitkan. Ia akan mengikuti langkah Agus Mustofa yang juga ahli fisika namun mampu menulis berbagai buku tasauf modern dengan hebat.
Harta di kumpulkan bisa habis tapi tulisan anda akan terus dinikmati orang untuk jalan mereka menemukan setitik cahaya melewati hidup yagn tak ramah ini. Tulisan itu akan jadi amal jariyah.
Di era Sosmed ini, tak harus seorang penulis baru di akui setelah tulisannya di bukukan tapi cukup dengan semakin banyak orang like dan comment atas tulisan anda itu tandanya anda sudah pantas dianggap sebagai penulis.
Mengapa? Orang tidak akan like kalau tulisan Anda tidak bermutu atau hanya mengulang yang telah ada. Dan orang komen karena tulisan Anda bukan hanya di baca tapi juga mampu memancing intelektualitasnya untuk menyikapi tulisan Anda.
Masalahnya apakah tulisan itu bermanfaat positip atau tidak, kembali kepada diri anda. kembali kepada tanggung jawab moral anda sebagai kaum terpelajar dan tanggung jawab keimanan kepada Tuhan.
Dunia berubah karena buku dan itu lahir dari segelintir orang yang mampu menyebarkan pemikirannya lewat tulisan...Pahamkan sayang.....(Erizeli Jely Bandaro)