Shilvy Atma Saputra Sempat Ngelarang Sahabatnya Kuliah ke Luar Negeri
Seiring berjalannya waktu Peppy sapaan teman-temannya mengenal dekat sosok Fany. Kerap menghabiskan waktu bersama saat masa-masa SMA. “Apa-apa sama dia, makan, sampai-sampai tidur siang saat istirahat jam sekolah sama dia,” ujar Peppy.
Dulunya kelahiran Gresik 21 Juni 1997 ini sering banget curhat-curhatan soal mantan di sekolah yang sama. Sudah seperti saudara sendiri, dengan keluarganya juga sangat deket. Tetapi semua kebiasaan itu berubah saat Fany pergi ke luar negeri.
Pada 12 Oktober 2015 Fany memutuskan berangkat ke negeri Naga Kecil Asia yaitu Taiwan. Bukan untuk pergi liburan beberapa minggu lalu kembali pulang ke Indonesia, melainkan bertahun-tahun. Fany menuntut ilmu di Taiwan Shoufu University.
Rasanya berat sekali ditinggalkannya, Peppy tidak rela jika Fany benar-benar pergi. Cewek ini takut lost contact dan takut Fany akan melupakannya. “Awalnya sempet ngelarang kenapa harus kuliah di luar negeri? Toh ya kuliah di Indonesia kan banyak,” tuturnya.
Waktu kelas 12 SMA Fany sering cerita kepada Peppy tentang keinginanya kuliah di luar negeri. Awalnya berfikir hanya rencana dan mungkin tidak bakal terjadi. Tetapi ternyata Fany mendapatkan kesempatan bisa melanjutkan kuliah di luar negeri. Peppy pernah sempat merayu agar tetap di Indonesia saja.
Namun Fany tetap kekeh, agar bisa mandiri, ingin cari suasana yang baru dan ingin menjadi orang yang maju bukan yang gitu-gitu aja. Sebagai sahabat Peppy hanya bisa mendukung apa keputusan Fany. Apalagi, dia tidak gampang menyerah dengan impiannya.
Sebelum berangkat Fany berpesan kepada Peppy. “Di jaga ya komunikasinya, kalau pindah rumah atau ada apa-apa bilang sama aku,” ucap Fany sahabat Peppy. Meski jarak memisahkan Peppy dan Fany hal ini tidak berpengaruh. Kebiasaan chat, telfon, video call dan voice note tetap jalan.
Menyesel rasanya sahabat terbaik pergi tapi Peppy tidak bisa ikut mengantar ke bandara. Waktu itu Mahasiswi Hukum Ekonomi Syariah IAIN Tulungagung ini sedang ada jadwal kuliah. “Hanya bisa say good bye lewat video call,” kata Peppy.
Momen terakhir ketemu pada bulan September 2015, Fany memberikan hadiah untuk Peppy. Isinya album foto dengan caption-caption yang bakalan bikin kangen. Foto-foto itu dari jaman masih kelas 10 SMA sampai kelas 12 SMA.
Kejadian yang paling di ingat, waktu itu Fany mengantar ke stasiun kereta dengan sahabat yang lainnya. Ketika Peppy masuk kereta Fany menyanyikan lagu, See You Again. Sebelum mengantar aku ke kereta untuk pergi ke Tulungagung, Peppy bersama sahabat-sahabatnya menghabiskan waktu terakhir karaoke bersama.
Kalau dibilang kangen pasti kangen banget, kepingin ketemu, tetapi apa boleh buat jarak jauh yang memisahkan. Kalau kangen kadang-kadang chatting an gak jelas sambil nostalgia canda-tawa jaman SMA.
Fany itu sosok wanita yang sangat kuat selama Peppy mengenalnya. Sebesar masalah apapun yang dihadapinya dia tidak pernah melihatkan wajah sedihnya dihadapan teman-teman.
Dia selalu mencoba mengingatkan akan sikap-sikap ku yang jelek maupun salah. Suka bercandaan yang tidak jelas, Fany juga sosok yang suka ngelucu menurut orang-orang garing tapi menurutku tidak. “Ibaratnya tutup ketemu botol kalau ketemu Fany,” tuturnya. (alfiyani)