Sikap yang Terbaik saat Mengunjungi Situs Kuno
Biarpun tempat seperti itu dihuni oleh jin penunggu bahkan leluhur sekalipun. Tetapi tetap manusialah yang merupakan "musuh" yang paling berbahaya jadi, selalu waspada di manapun dan berdoa kepada Sang Pencipta agar senantiasa diberi perlindungan.
Tempat peninggalan leluhur kita merupakan tempat yang sungguh eksotis dan menarik di mata kita selaku orang lokal dan orang-orang di mancanegara. Siapa sih yang nggak terpukau dengan indahnya arsitektur candi-candi, arca, dan peninggalan lainnya?
Peninggalan yang masih belum "kamanungsan" (dijamah banyak manusia), pasti kerasa aura mistisnya kan, ditambah lagi bagaimana indahnya peninggalan itu ketika menyatu dengan alam pasti bikin tambah betah untuk menikmati karya leluhur kita dulu.
Bagi teman-teman yang hobi eksplor alam yang ada situs kunonya, aku ada sedikit hal-hal yang mau aku bagikan ke kalian semua buat jaga-jaga. Hal ini berdasarkan pengalaman pribadiku.
Yang paling pertama adalah, senantiasa jaga tata krama. Memang berat, apalagi kalau kita adalah orang-orang awam yang kadang nggak tahu harus gimana ketika berada di tempat peninggalan leluhur. Setidaknya, berpakaian dan bersikap yang pantas di sekitar lokasi.
Bagi teman-teman yang dianugerahi kemampuan lebih disarankan untuk memberikan salam terlebih dahulu ketika hendak memasuki lokasi (ini juga berlaku bagi semua orang sih).
Terus bagi yang skeptis atau yang nggak percaya dengan hal-hal gaib, nggak apa-apa kalian tidak memberi salam asalkan jangan "nantang". Cukup nikmati pemandangan yang ada tanpa perlu menghina atau menantang penunggu di sana.
Jikalau di lokasi itu, ada juru kuncinya, diharuskan untuk menemui juru kuncinya terlebih dahulu sebagai bentuk "kula nuwun" (permisi). Senantiasa jaga ucapan, dan pakaian. Paling tidak pakai pakaian yang menutupi lengan dan celana/rok panjang.
Ucapan juga perlu ditata, jangan terlalu sering bad word kecuali kalau keceplosan masih dimaafkan. Jika kita sedang berada di lokasi, kemudian ada orang yang juga ikut berkunjung ke sana, hindari pemberian informasi berupa hari lahir, weton, dan informasi yang bersifat personal.
Kita nggak tahu maksud kedatangan orang disana apa, lebih baik mencegah daripada mengobati. Sedikit waspada juga, jika kita diberi sesuatu oleh pengunjung di sana tanpa pendampingan dari seseorang yang ahli. Memang chance untuk mendapatkan sesuatu yang baik ada tapi, kalau dikasih barang macam bulu perindu kan ngeri.
Dalam kasus ini , gunakan hati nurani kalian dalam menerima barang-barang itu. Tetapi jangan lupa berdoa terlebih dahulu agar kita senantiasa diberi keselamatan. Orang-orang yang berkunjung ke tempat peninggalan dengan niat yang bermacam-macam.
Apalagi, yang datang ke lokasi yang masih belum dijamah manusia, pasti lebih bermacam lagi niatnya. Ada yang berkunjung dengan tujuan wisata, untuk sambung dengan leluhur, ngalap berkah, yang unik lagi, mau narik pusaka dan mau uji coba ilmu (ini yang patut diwaspadai).
Mereka datang dalam kondisi yang sangat biasa di mata kita selaku orang awam. Karena hanya Sang Pencipta yang tahu isi hati seseorang. Maka dari itu , kita juga harus waspada dan berdoa. Segala informasi disana juga harus disaring karena bisa jadi informasi tersebut bisa menyesatkan kita.
Jadi, jangan terlalu takut untuk mengunjungi tempat bersejarah , cukup percaya kepada Sang Pencipta bahwa Beliau selalu melindungi kita dari bahaya, dan berdoa. Gunakan hati nurani kalian dalam menyaring apapun selama di lokasi. Khusus untuk tempat sejarah yang memiliki residu energi negatif seperti rumah pembantaian, disarankan mengirim doa kepada korban agar mereka tenang di alam sana.
Memang terkadang wujud jin-nya mengerikan,kadang mengganggu juga, bahkan beringas, tetapi sebenarnya kasihan mereka yang haus akan doa-doa dari kita yang masih hidup agar mereka senantiasa tenang di alam sana. Okayy! sekian dulu ya.
Sumber : Yanto S (@Jillyanto), 25 Juni 2019.