Mengenal Lebih Detail tentang Kesurupan
KESURUPAN disebut "Dissociative Trance Disorder" (DTD) yg artinya gangguan trans disosiasi. Jadi secara medis memang dianggap "gangguan". Menurut ilmu kedokteran, kesurupan adlh kondisi patologis. Yg disebu patologis adalah adanya gangguan atau potensi gangguan pada kesehatan.
Kesurupan ini pada dasarnya adalah proses neuropsikologis yg melibatkan bbrp sirkuit di otak bedes sapiens. Hanya sapiens yg bisa kesurupan. Di propinsi2 India angka kejadian DTD (kesurupan) bervariasi 1-4% dari populasi. Di Indonesia (seperti biasanya) tidak ada angka yg pasti.
Dalam ilmu kedokteran psikiatri (kesehatan jiwa), kondisi kesurupan/ DTD ini adalah keadaan yg ditandai dg perubahan identitas pribadi. Ada juga anggapan, kesurupan disebabkan kekuatan gaib atau roh jahat. Yg macam ini bukan sains, ilmu kedokteran tidak mengenal yg beginian.
Sebenernya dalam kehidupan sehari2 banyak yg mengalami hal yg mirip atau semacam kesurupan alias possesion alias trance ini tanpa disadari. Pernah enggak nyetir mobil atau motor, tahu2 nyampai tujuan dan lupa padahal harus mampir dulu ke tempat tertentu? Ini sama dg kesurupan.
Hanya saja "kesurupan"nya bedes nyetir mobil spt ini bisa dibilang "possesion ringan". Ini juga bisa terjadi saat kita nonton tifi misalnya. Ya tentu saja hampir semua bedes nggak mau bahkan bisa ngamuk nggak jelas kalau dibilang tiap hari mengalami kesurupan. Bedes memang gitu :)
Studi2 epidimiologi terhadap kesurupan ini menemukan adanya hubungan kondisi gangguan ini dg keadaan sosial-budaya di masyarakat tertentu. Menurut psikiatri klasik, kesurupan dipicu adanya tekanan mental atau sosial yg masuk ke bawah sadar dan gagal diatasi oleh individu ybs.
Neuroscience terkini menemukan adanya konflik temporer antara bbrp sirkuit otak emosi yg dimenangkan NAcc di amigdala, pd kondisi kesurupan. Sehingga penderita bertindak lepas kontrol, hilang kesadaran akan sekitarnya, tdk bisa membedakan kenyataan dan fantasi, nada suara berubah.
Gejolak oksitosin dan dopamin di berbagai sirkuit realitas membuat penderita trance tdk bisa berkonsentrasi bahkan kadang2 hilang ingatan. "Hyper recalling" di memori otak emosi, membuat penderita berbicara bahasa asing yg pernah didengarnya, tapi dlm keadaan sadar dia tdk bisa.
Kondisi2 seperti itu dipengaruhi faktor sosial, spiritual, psikologis dll. Dengan pemeriksaan yg teliti faktor2 penyebabnya bisa diketahui. Dlm keadaan kesurupan ada bedes yg msh menyadari sepenuhnya, ada yg menyadari sebagian, ada juga yg tdk menyadari sama sekali. Bervariasi.
Dalam kondisi kesurupan penderita bisa melakukan gerakan2 yg terjadi scr otomatis, tdk ada beban mental, dan tercetus dg spontan begitu saja. Kondisi kesurupan masal sebenarnya mulanya adalah kesurupan individual yg kemudian menjadi masal krn ada bedes lain yg melihat jadi tersugesti
Kesurupan individual, terpicu dan muncul sebagai reaksi atas apa yg sedang dirasakan oleh sesebedes sebelum proses kesurupan itu terjadi. DTD bisa terjadi satu bedes atau beberapa bedes bersama2, saling memengaruhi, tidak jarang menimbulkan kepanikan bagi sekitarnya.
Kalau dalam satu kelompok remaja ada seorg yg mengalami kesurupan, yg lain terutama yg punya bakat/resiko kesurupan, bisa langsung “tertular”. Istilah tertular disini tidak berarti bhw ada sesuatu yg pindah dari satu bedes ke bedes lain, tapi ada bedes meniru perilaku kesurupan bedes lain.
Kecenderungan meniru pada bedes sapiens dan beberapa spesies yg kaya "neuron cermin" di otaknya, di otak sapiens paling berlimpah. Dlm kondisi kesurupan bedes bisa melakukan gerakan2 yg terjadi secara otomatis, tidak ada beban mental, dan tercetus dengan bebas.
Ini membuat otak jadi rileks, melampai tekanan mental karena minder atai tidak percaya diri. Setelah fase itu dilewati, biasanya fisik bedes yg habis kesurupan merasa kelelahan tapi mental mereka mendapat kepuasan. Akibat rilis oksitosin.
Ini yg disebut “primary gain” dari kesurupan, otak emosi bedes mendapatkan keuntungan dengan perilaku kesurupan. Selain kepuasan mental krn banjirnya oksitosin dlm sirkuit2 di otaknya, bedes pelaku kesurupan mendapat ‘secondary gain’: diperhatikan bedes lain.
Ini sebabnya kesurupan tdk pernah terjadi pada saat bedes sedang sendirian di kamar, selalu terjadi di depan bedes lain. Caper aja. Cobak perhatikan, yg kesurupan sendiri atau masal disekolahan hampir pasti bukan bintang kelas atau diva sekolahan, karena bedes2 ini sudah jadi pusat perhatian.
Yang kesurupan pada umumnya bedes pinggiran di populasinya. Bedes2 caper. Jadiiiiii... pada dasarnya, kesurupan adalah kondisi neurologis (konstelasi psikologis) di otak bedes merupakan cara mendapatkan keuntungan (gain) untuk lepas dari tekanan mental yg tak disadari. Nggak bisa jadi juara sekolahan, pengen perhatian, ya kesurupan aja...
Sumber : Ryu Hasan (@ryuhasan), 5 Agustus 2017. Foto : ilustrasi.