Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Bonsai: Hobi Mahal dan Butuh Ketelatenan


BAGI penyuka tanaman hias dan hobi berkebun, tak akan asing dengan bonsai. Tanaman hias dalam pot ini dikenal dengan nilai jualnya yang fantastis. Bentuknya yang unik dan nilai jual membuat orang melirik tanaman yang sengaja dikerdilkan tersebut.

Menurut Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Surabaya, HM Umar, ditemui di pameran Gandeng Renteng Grand City, harga mahal bonsai sebagaimana harga mahal sebuah karya seni. Bagi mereka yang menyukai seni.

Demi sebuah tanaman bonsai, seorang penghobi akan rela mengeluarkan puluhan hingga ratusan juta untuk sebuah bonsai karena merawat bonsai itu seni, termasuk seni tiga dimensi.

Tidak bisa kalau tidak ada seninya. Punya imajinasi bagus, teknik, dan kalau dikerjakan dengan benar tidak ada ruginya. Kita lihat harga bonsai, tidak ada ruginya selama telaten.

Berbagai jenis tanaman termasuk pohon disebut Umar bisa menjadi karya bonsai menarik. Tinggal bagaimana kemampuan berkreasi dari pembuatnya.

Namun, untuk membuat bonsai ada sejumlah ketentuan yang harus diperhatikan agar tanaman tersebut punya kesempurnaan. Karena itu harga bonsai relatif mahal.

Salah satu daya tarik bonsai adalah pada bentuk batangnya. Batang pohon yang terkesan tua, dengan bentuk yang selaras. Itu bisa dengan melilitkan kawat. Namun butuh teknik dan ketelatenan.

Bonsai yang sudah “jadi” dan “matang”, kata Umar, bisa laku terjual dengan harga yang fantastis mencapai ratusan juta. Kriterianya dapat dilihat dari penampilan bonsai, gerak dasar, keserasian dan kematangan.

Meski proses perawatan yang dibutuhkan tidak singkat. Untuk ukuran bonsai relatif kecil disebutnya harus memakan waktu minimal empat atau lima tahun. Semakin tumbuh besar, semakin panjang waktu yang dibutuhkan.

Bahkan hingga puluhan tahun. Di pameran, ada yang puluhan juta. Harga relatif bisa puluhan juta, Rp 30-50 juta bisa. Kalau “jadi” ada yang Rp 500 juta bonsai santigi bisa paling tinggi harganya.

HM Umar menunjukan beberapa pohon yang disebutnya memiliki daya jual tinggi. Salah satunya bonsai kimeng. Yang mana harga jual bonsai ini bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Bonsai kimeng dikenal dengan bentuknya yang beringin, besar di bawah dan semakin kecil di atas membuatnya terlihat menarik. Umar menyebut, salah satu bonsai kimeng pada pameran indoor berasal dari Taiwan yang sudah dibudidayakan di Indonesia.

Asalnya dari Taiwan tapi ini hasil budidaya Indonesia. Kriterianya ini harus gerak dasarnya bagus, keserasian, proporsional, matang artinya ada cabang, anak cabang, cucu cabang, ranting dan sebagainya.

Tampilan pohon selanjutnya adalah bonsai sianco dari China dan bonsai lokal yang didapatkan dari terumbu karang yaitu bonsai santigi.

Hal yang menarik pandangan mata lainnya yaitu bonsai dengan batang yang menjulang tinggi terlihat tua dan tidak berdaun. Umar menyebut, ada seni tersendiri dalam merawat bonsai ini hingga menjadikannya tampak gersang.

“Imajinasinya dari alam, ya pastinya di alam ada pohon yang seperti tertimpa petir, kelihatannya merana tapi subur. Itulah kenapa merawatnya seni. Sebab dia punya kriteria,” tutup HM Umar. (*)