Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Digital Media Tidak Lepas dari Kehidupan Era Digital


DIGITAL media booming menjadi program studi atau jurusan baru dalam lima tahun terakhir. Bisa saja, era digital media lahir dari program studi ilmu komputer, atau dari desain komunikasi visual (DKV).

Dapat dimaklumi, karena digital media itu, diklaim, tujuannya, memberikan pengetahuan penggunaan dan aplikasi komputer.

Jadi, digital media itu tidak akan jauh-jauh dari perangkat komputer dan hal-hal yang berbau teknologi digital. Muncullah area-area pembelajaran seperti digital media desain, gaming, penyiaran, dan teknologi berbasis web.

Intinya, mengintegrasikan kelas-kelas dari beberapa area khusus dalam bidang komputer dan desain.

Ada perguruan tinggi yang menyebut seperti ini: Digital Media bertujuan mempersiapkan spesialis yang berkualifikasi dan mampu mengadaptasi pengetahuan dalam industri game, animasi digital dan efek audio visual.

Bahkan, memahami secara komprehensif dan menerapkan pengetahuan yang terkait dengan produksi konten digital dengan mengembangkan kewirausahaan dan wirausaha di sektor ini.

Lantas Digital Media itu sendiri apa? Digital media adalah segala bentuk media yang menggunakan perangkat elektronik dalam distribusinya. Bentuk media ini dapat dibuat, dilihat, dimodifikasi dan diedarkan melalui perangkat elektronik. Format kontennya dapat diakses oleh perangkat digital.

Digital media yang umum antara lain software, video game, audio digital, website, sosial media (sosmed), dan iklan online.

Meski digital media adalah bagian dari budaya sehari-hari saat ini, tapi sebagian pemilik bisnis masih merasa tidak nyaman dengan mengganti iklan kertas mereka dengan layanan pemasaran internet (dalam konteks digital marketing).

Ketika teknologi digital datang, bahkan dipercepat dengan adanya pandemi Covid-19, orang tidak dapat menyangkal lagi, pengaruh media digital terhadap cara hidup dan kehidupan sehari-hari.

Teknologi digital mengubah cara dalam mendidik, menghibur, memublikasikan, dan berinteraksi satu sama lain.

Dari sini, digital media mendorong semua lini, termasuk dalam dunia bisnis, keluar dari era industri dan masuk era informasi.

Rencana bisnis mau tidak mau disesuaikan agar pas dan cocok, atau setidaknya, seiring dengan strategi digital. Tidak perlu lagi menulis sesuatu dengan pena di kertas, cukup berkomunikasi melalui perangkat digital.

Sebelum munculnya era digital, bentuk media yang paling populer adalah apa yang disebut media analog atau tradisional: radio, surat kabar, majalah, billboard, jurnal, dan sejenisnya.

Sejak itu, revolusi teknologi telah membawa banyak jenis media baru yang sekarang memainkan peran utama dalam menyebarkan informasi dan hiburan kepada manusia di seluruh bumi.

Era digital mulai terungkap pada paruh kedua abad 20, ketika teknologi komputer perlahan-lahan menyusup ke berbagai industri dan kemudian pindah ke ranah publik. Tapi, teknologi analog tetap dominan, bahkan sampai tahun 1990-an.

Pada tahun-tahun berikutnya, surat kabar, majalah, radio, dan televisi siaran masih menjadi sarana komunikasi utama, dengan mesin faksimili, dan pager (yang bunyinya tit..tit...tit, kalau ada pesan masuk, lalu diklik dan muncul running text), menjadi perampokan kasual pertama kebanyakan orang ke dunia digital.

Ketika internet beralih dari hobi khusus menjadi sesuatu yang umum di sebagian besar rumah tangga, era digital sedang berjalan sepenuhnya. Digital media telah merasuki hampir semua sendi kehidupan.

Sekarang, sebagian besar orang berjalan-jalan, dengan setidaknya satu perangkat media digital di saku, tas, atau ransel mereka.

Mereka juga menggunakan komunikasi digital di tempat kerja, dalam perjalanan, dan bahkan saat keluar untuk makan malam atau berbelanja.

Setelah itu, mereka mungkin pulang dan bermain video game atau streaming acara, berinteraksi dengan media digital lagi. Sebelum tidur, mereka mungkin berbicara dengan asisten rumah digital mereka, mencari tahu ramalan cuaca untuk hari berikutnya. (*)

Auto Europe Car Rental