Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mengungkap Identitas Teroris dari Partai Ummat


CHAIRUL Anwar memang anggota MUI dari sejak 2015 hingga sebelum dinonaktifkan setelah tertangkap Densus 88. Bahkan, dia  sempat menjadi Komisi Fatwa MUI Bengkulu, menjadi pengurus Muhammadiyah. Kok bisa ya, teroris masuk ke ormas dan LSM? Jawabannya sangat bisa. Kenapa?

Ada metedologi pergerakan kelompok teroris Jamaah Islamiah (JI), yakni strategi penguasaan wilayah (tamkin). Jadi, mereka masuk ke lembaga-lembaga tertentu. Untuk apa? Sederhananya ladang dakwah baru tentunya selain sebagai kamuflase mereka

Lanjut, si Chairul Anwar merupakan teman si Rahmat Hidayat, kebanggaan Tofa Lemon   ini terkait dengan kelompok teroris JI. Pada 1999, dia menjadi wakalah Jabodetabek, bagian Jaksel. Tahun 2007, dia menjadi anggota Media Bayan JI hingga 2011. Masih mau dibela?

Pada 2016, Chairul Anwar yang ditangkap bersama Rahmat Hidayat merupakan kebanggaan Tofa Lemon ini, menjadi Metua Bidang Tabligh (Kode T1) Korda Bengkulu, di bawah Korwil JI Lampung. Gak  kaleng-kaleng dong jabatannya.

Sebelumnya, 2014, dia menjadi anggota Madina (Majelis Dakwah Islam Nusantara), sekarang diubah menjadi Indonesia, Bengkulu. Apa ada yang pernah notice di kotanya. Barangkali ada Madina juga?

Dan yang paling membagongkan, adalah pada tahun 2020 sampai ditangkap, Chairul Anwar ini menjadi Ketua Unit Bengkulu JI darurat, di bawah struktural Korda Riau dan Korwil Sumbangteng Kelompok teroris JI.

Ayo MUI, ormas keagamaan, parpol, lebih hati-hati.  MUI sudah beberapa kali terjadi begini, lakukan refleksi internal. Tidak cukup di nonaktifkan, lakukan tindakan preventif. Jangan malah seperti Tofa Lemon dkk, yang mendiskreditkan Densus 88.

Bahaya mereka ini narasinya. Densus 88 diawasi oleh Internal Kepolisian, juga eksternal. Ada Komnas HAM, dan lembaga peradilan. Tidak mungkin tendensius karena kepentingan lain ketika menangkap terduga teroris.

Ditangkap ya karena alat bukti yang sudah sangat cukup, tanpa memandang siapa dia dan di mana dan apa posisinya. Tofa Lemon dkk yang malah mendiskreditkan kerja Densus 88 karena Rahmat Hidayat anggota partainya.

Ini bahaya bagi semangat penanggulangan terorisme. Melihat rekam jejaknya selama ini yang selalu sinis pada kerja Densus 88, ditambah beberapa hari ini statemennya, kita boleh bertanya-tanya kan?

Lalu, siapa sih si Rahmad Hidayat itu? Terduga teroris kelompok JI, kebetulan baru masuk Partai Ummat. Rekam jejaknya di JI mengerikan ternyata.  Dia tahun 1999 ikut baiat  kelompok teroris JI di salah satu pulau di Lampung, yang dipimpin Abu Faruq, Ketua Wakalah JI Lampung.

Pada tahun 1999, Rahmad Hidayat ini ditunjuk sebagai Ketua Toifah JI Bengkulu, sekaligus berdakwah mengenalkan kelompok teroris JI ini di Bengkulu sampai  tahun  2002. Mengerikan bukan?

Selama 1999, Rahmad Hidayat aktif sekali di pelatihan-pelatihan JI. Hulu hilirnya dia paham. Tapi, yang lebih mengerikan adala, pada tahun 2017 dia melakukan program pendisiplinan pribadi anggota JI. Judulnya Muamaliyah Jasadiyah dan Rukiyah.

Rahmad Hidayat  juga kenal  dengan pelaku teror Bom JW Marriott, Asmar Latin pas di Pondok Ngruki Boyolali dan Bengkulu. So? Bukan karena dia masuk Partai Ummat, hahaha. Ngawur saja framing tutup Lemon cs itu.

Sumber: di sini