Kegiatan Ekstra Penyeimbang Beban Kurikulum yang Padat
EKSTRA jurnalistik masuk babak baru pada tahun 2010 di SMPK Santa Clara. Kalau sebelumnya hanya jadi pilihan, sekarang menjadi salah satu yang wajib. Materinya dijadwalkan dan masuk dalam mata pelajaran reguler lainnya.
Babak baru lainnya, Kelas 9, sekarang mendapat kesempatan untuk ikut ekstra ini. Sebelumnya, karena waktunya yang sangat terbatas, Kelas 9, hanya bisa gigit jari. Ekstra Jurnal yang terjadwal di tiap hari Sabtu, hanya punya slot waktu 2 jam. Ini menjadi porsi Kelas 7 dan 8.
Dengan masuk dalam satu jadwal dan menjadi wajib, maka seharusnya ekstra ini dapat lebih fokus. Kebetulan, selama dua tahun terakhir, saya telah mengumpulkan banyak materi, yang dengan sedemikian rupa, saya adopsi dan sesuaikan sebagai 'Teaching Journalism for Middle School'.
Materi sebenarnya, sudah sangat sederhana. Bahkan, ketika saya terapkan di SDK Santa Clara, wah, luar biasa itu anak-anak. Untuk latihan observasi saja mampu mencatat ciri-ciri objek dengan sangat detail. Beruntunglah, sekolah ini, punya banyak talenta-talenta kecil yang cermat.
Kembali ke soal materi, saya sebenarnya ingin, Kelas 9, menjadi kelas 'mahir jurnalistik'. Artinya apa? Yang boleh ikut di kelas ini, hanya mereka yang sudah pernah ikut ekstra jurnal di Kelas 7 dan 8. Harapan saya masih mimpi?
Jadi, saya harus sesuaikan ulang silabusnya, karena hampir separo yang ikut ekstra jurnal, adalah anak baru. Kalau diselidik, seharusnya anak baru ini bisa mengikuti, karena mereka telah mendapatkan pelajaran 'semijurnalistik' di mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dengan demikian, sebetulnya, ekstra jurnal, adalah ekstra yang menjadi penyeimbang antara beban kurikulum yang padat, penyeimbang otak kanan dan kiri. Apakah kamu merasakan itu? (*)
Babak baru lainnya, Kelas 9, sekarang mendapat kesempatan untuk ikut ekstra ini. Sebelumnya, karena waktunya yang sangat terbatas, Kelas 9, hanya bisa gigit jari. Ekstra Jurnal yang terjadwal di tiap hari Sabtu, hanya punya slot waktu 2 jam. Ini menjadi porsi Kelas 7 dan 8.
Dengan masuk dalam satu jadwal dan menjadi wajib, maka seharusnya ekstra ini dapat lebih fokus. Kebetulan, selama dua tahun terakhir, saya telah mengumpulkan banyak materi, yang dengan sedemikian rupa, saya adopsi dan sesuaikan sebagai 'Teaching Journalism for Middle School'.
Materi sebenarnya, sudah sangat sederhana. Bahkan, ketika saya terapkan di SDK Santa Clara, wah, luar biasa itu anak-anak. Untuk latihan observasi saja mampu mencatat ciri-ciri objek dengan sangat detail. Beruntunglah, sekolah ini, punya banyak talenta-talenta kecil yang cermat.
Kembali ke soal materi, saya sebenarnya ingin, Kelas 9, menjadi kelas 'mahir jurnalistik'. Artinya apa? Yang boleh ikut di kelas ini, hanya mereka yang sudah pernah ikut ekstra jurnal di Kelas 7 dan 8. Harapan saya masih mimpi?
Jadi, saya harus sesuaikan ulang silabusnya, karena hampir separo yang ikut ekstra jurnal, adalah anak baru. Kalau diselidik, seharusnya anak baru ini bisa mengikuti, karena mereka telah mendapatkan pelajaran 'semijurnalistik' di mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Hanya memang, penekanannya berbeda.Di ekstra, target utamanya adalah siswa bisa menulis. Ya, menulis dengan menarik, bahasa yang benar, logika yang runtut, mengaplikasikan semua pengetahuan yang diperoleh di semua mata pelajaran.
Dengan demikian, sebetulnya, ekstra jurnal, adalah ekstra yang menjadi penyeimbang antara beban kurikulum yang padat, penyeimbang otak kanan dan kiri. Apakah kamu merasakan itu? (*)
