Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Cerita Horor Santet Sewu Dino (17) : Cerita tentang Sengarturih

MBAH Krasa mengatakanya. "Koen rung cerito ta nang cah-cah iki, opo sing asline kedaden?" (kamu belum cerita ke anak-anak ini, apa yang sebenarnya terjadi?) ucap mbah Krasa tenang. "Kemeroh" (sok tau) kata Mbah Tamin. Beliau mengambil sesuatu di sakunya, boneka yang sama, termasuk foto keluarga Atmojo. Sri terlihat bingung. Apa yang terjadi sebenarnya.

"Tak ceritakno kabeh sak iki, rungokno, nanging, nek aku wes cerito, opo sing bakal kedaden nang koen-koen iki, ra isok dicabut, awakmu, kudu nurut yo." (Saya ceritakan semuanya, dengarkan, tapi, bila aku sudah cerita, apa yang akan terjadi sama kalian, tidak akan bisa di cabut,  kalian harus nurut ya).

"Nurut sampe Dela isok selamet, utowo, nyowo koen-koen, ra bakal selamet podo karo Dela." (Nurut sampai Dela bisa selamat, atau, nyawa kalian-kalian tidak akan selamat, sama seperti Dela). Sri dan Dini, masih diam, mendengarkan.

"Santet Sewu Dino iku jenenge, santet gur mateni sak garis keluarga nganggo mateni sukmone tekan anak ragil. Keluarga Atmojo, wes nduwe musuh nang ndi nang ndi, dadi asal muasal kabeh iki, tekan lengahe aku, ngawasi keluarga iki. Dela, gak tak songko bakal dadi target santet iki."

(Santet Seribu Hari itu namanya, santet yang bisa membunuh garis keluarga besar melalui sukma anak terakhir atau keturunan terakhir, keluarga Atmojo sebenarnya sudah memiliki musuh dimana-mana, jadi, asal mula semuanya bersal dari sini, saya sudah lengah mengawasi keluarga ini, saya tidak pernah menduga sebelumnya bila Dela akan menjadi korban santet model ini, karena  santet ini adalah santet untuk para pendosa yang akan menghabisi keluarga yang mengirim santet).

Suara Mmbah Tamin terdengar keras, menahan dendam kesumat atas insiden ini. "Media kanggo santet iki, macem-macem, salah sijine, gawe boneka sing diisi rambut sing kepingin dientekno keluargane, nasib'e Dela, sak iki, ditentukno nang ndi boneka iki sak iki." (Media yang di gunakan santet ini bermacam-macam, salah satunya, melalui boneka yang diisi rambut keluarga yang ingin dihabisi, nasib Dela sekarang, ada di boneka ini sekarang).

"Masalahe, aku ra isok nggolek nang ndi kae boneka iku di tandor." (Masalahnya, saya tidak tahu, dimana saja boneka itu di tanam). "Lan onok piro, aku gak eroh (dan ada berapa saya tidak tahu). "Boneka sing mok temoni, iku salah sijine boneka sing tau tak temokno nang omah iki. Aku sengojo nandor nang kunu, ben engkok, nek waktune, isok digawe ngeringano beban lorone Dela."

(Boneka yang kamu temukan, adalah salah satu dari boneka yang saya temukan di rumah ini. Saya sengaja, menanam boneka itu disana, biar nanti, saat waktunya tepat, bisa di gunakan untuk meringankan beban sakit Dela). "Eling, ben bengi aku wes ngilingno awakmu, ojok mbukak lawang tapi awakmu jek nambeng" (Ingat waktu saya mengingatkan kamu jangan membuka pintu, tapi kamu tidak mendengarkan).


 "Asline, keluarga sing ngirim santet iki, jek goleki Dela, soale, sak durunge Banarogo ketemu Sengarturih, Dela gak bakal isok mati." (Sebenarnya, keluarga yg mengirim santet ini, masih mencari dimana keberadaan Dela, itulah alasan kenapa saya menyembunyikanya di sana, karena tempat itu, terlalu ramai untuk mencari keberadaan Dela karena Dela tidak akan bisa meninggal bila sang Banarogo belum bertemu dengan Sengarturih. Dela belum bisa mati, secara otomatis, santet ini belum akan menghabisi keluarga Atmojo). (*)
Auto Europe Car Rental