Mengulik Pernyataan DN Aidit: Jawa adalah Kunci
BAGAIMANA mengartikan konsep JAWA? Film Gerakan 30 September PKI besutan sutradara Arifin C. Noer menggambarkan kalimat dengan bagus ketika Sekjen Partai Komunis Indonesia (PKI), D.N. Aidit, (diperankan oleh Syubah Asa) menyampaikan kalimat yg hingga kini masih bergema dengan keras: Jawa adalah Kunci.
Dengan penduduk di Jawa lebih dari 50% dari total penduduk Indonesia, maka setiap pemilu wilayah Jawa adalah kunci kemenangan presiden. Soal ekonomi, keuangan dan infrastruktur; Jawa adalah kunci untuk pembangunan Indonesia.
Hanya Aidit saat mengucapkan 3 kata itu tdk dalam kondisi yang mantap dan pongah. Sebaliknya kondisinya penuh ketidakpastian, resah, cemas. Persis dengan jargon tahun 1965, Ibu Pertiwi sedang Hamil Tua.
Kelahiran masa itu tidak seperti sekarang, seperti operasi amandel. Kecil dan dijamin aman. Saat itu kelahiran seperti proses berjudi: Menang berarti Ibu dan Bayi selamat. Atau Kalah: Bayi atau Ibu atau keduanya Mati. Aidit belum pasti apakah pemberontakan malam ini berhasil atau gagal dengan kepala taruhannya.
Konsep Jawa adalah Kunci diikuti oleh Presiden Suharto. Suharto lahir di wilayah Yogyakarta. Dengan Surakarta (Solo) adalah 2 pusat budaya dan pemikiran Jawa. Suharto menikah dengan Bu Tien dari Solo. Makin memperkuat konsep Jawa adalah Kunci.
Masa Suharto adalah masa di mana menjadi kunci atau kiblat Indonesia adalah Jawa. Struktur dan Wajah Desa di Jawa diterapkan di seluruh Indonesia. Jawa adalah padi dan beras, maka seluruh penduduk Indonesia diwajibkan makan padi dan beras. Meskipun Indonesia dalah negara kepulauan yg dikelilingi oleh lautan, tapi itu bukan budaya Jawa. Ada mitos Nyi Roro Kidul penguasa lautan.
Hari ini kita diingatkan kembali kunci Jawa melalui pidato Ketum Golkar, Bahlil. Raja Jawa perlu dihormati dan ditakuti. Dikaitkan dengan Presiden Jokowi. Budi Utomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), Sukarno dan Founding Fathers and Mothers of Indonesia: INDONESIA adalah Kunci. Jawa bagian dari Indonesia.
Mereka, yang sebagian besar orang Jawa, memahami bahwa Indonesia adalah imajinasi yang sama dari para penduduk yang pernah dijajah oleh Belanda. Benedict Anderson tentang Imagined Communities mugkin mendapat ide dari terbentuknya Indonesia. Komunitas Terbayang: komunitas yang dikonstruksikan secara sosial, dibayangkan oleh orang-orang yang memandang dirinya sebagai bagian dari kelompok itu.
Sutan Takdir Alisyahbana (STA), sastrawan Pujangga Baru, dalam Polemik Kebudayaan menyatakan bahwa Indonesia baru jangan mewakili masa Pra-Indonesia (abad ke-19 kebelakang), namun Indonesia yang modern dan rasional (budaya Eropa). Ini mungkin juga diikuti oleh Mochtar Lubis dan Rocky Gerung (RG) yang menolak mentah-mentah budaya Feodalisme.
Logika kelompok ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Tidak perlu diterus-teruskan budaya Jawa. Jawa bukanlah Majapahit yang mampu menguasai seluruh Indonesia dan dengan toleransi yang tinggi antara Hindu dan Budha (ingat Raja Majapahit adalah Hindu. Sementara Gadjah Mada Budha).
Budaya Jawa yang sekarang adalah budaya Jawa yang kalah oleh Belanda. Dipecah belah menjadi beberapa kerajaan kecil di Solo dan Yogyakarta. JAWA, terutama Yogyakarta, adalah Kunci, juga karena kelokan sejarah. Raja Hamengku Buwono IX bersekutu dng Indonesia muda. Yogyakarta menerima para pemimpin dan pejuang kemerdekaan Indonesia.
Yogyakarta adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 yg gaungnya hingga PBB di mana Indonesia masih eksis. Belanda gagal menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia sudah habis. Tantangan Sabtu: Bagaimana kita mampu menyelaraskan budaya Jawa dengan modernisasi untuk Indonesia menjadi negara modern, sejahtera?
Tantangan SABTU (Santai Tapi Bermutu)
28-9-2024
TSN (dari grup WA)