Belajar dari Driver Taksi Online
SEPERTI biasanya, saya naik taksi online. Kali ini saya pakai I*D**. Drivernya bapak-bapak, sekitar usia 60-an. Beliau ramah, mengajak bicara ringan-ringan. Bapak driver menceritakan kalau pelanggannya bukan hanya dari aplikasi, tetapi juga dari pelanggan lain. Bukan hal luar biasa khan ya?
Saya tanya berapa lama dia bekerja sbg driver taksi online. Ternyata beliau mantan pengemudi taksi Zebra (zaman dulu banget), lalu menjadi driver pribadi keluarga kaya di Surabaya, lalu sekarang driver di I*D**.
Sekilas bukan perjalanan hidup yang berbeda. Namun cerita bergulir bagaimana dia menjaga profesionalismenya sebagai driver. Mulainya dari penampilan, katanya. Pakaian yang dia kenakan sangat rapi. Ya, memang saya perhatikan si bapak rapi sekali. Kemeja lengan pendek, sabuk, celana kain, sepatu (ini dia yang cerita, saya nggak bisa lihat sepatunya).
Saya tanya, "Setiap hari Bapak pakai pakaian formal begini?"
"Iya", jawabnya. "Saya khan kerja."
"Kenapa Bapak pakai baju formal? Banyak driver lain yang bajunya seadanya, bahkan ada yang pakai celana selutut," saya tanya penasaran.
"Kalau bukan kita yang menghargai diri kita sendiri, siapa yang akan lakukan?" Jelasnya. Bener juga.
Menurut bapak driver itu, dengan penampilan rapi, paling tidak penumpang akan merasakan rasa nyaman dan percaya. Iya sih, saya merasa diantarkan driver pribadi.. hehe.. Hal kedua, menjaga mobilnya tetap bersih dan harum.
Setelah dia bilang begitu, saya otomatis menengok sekeliling mobil. Iya sih ya.. Mobilnya bersih! AC nya dingin. Kaca mobilnya mengkilat. Luar biasa si bapak ini. Mobilnya bukan mobil baru, tapi jelas terawat baik.
"Setelah mobil dirawat apa ada lagi, Pak?" tanya saya ingin tahu. Sambil menyetir, bapak driver menjawab, "Cara nyetir penting, Bu. Saya terbiasa membawa mobil besar sejenis Alphard. Meski mobilnya bagus, tapi kalau kita tidak bisa nyetir enak, majikan saya ya tidak nyaman, Bu".
Tidak heran keluarga itu mempekerjakan bapak itu selama kurang lebih 30 tahun. Dia pensiun karena anak-anaknya minta dia berhenti. Namun pensiun itu tidak lama. Akhirnya si bapak kembali menjadi driver taksi online.
Cara nyetir itu dipelajari. Pengalaman bertahun-tahun membuat bapak itu belajar cara membawa mobil dengan enak, nyaman, dan stabil. Hal itu yang saya rasakan, yaitu cara menyetirnya mantap. Steady. Lewati polisi tidur mirip menginjak cakue goreng, empuk gitu.
Saya tanya apakah dia mengambil juga order dari aplikasi online lain. Ternyata tidak. Alasannya dia ingin fokus. Penghasilannya sudah lebih dari cukup dari satu aplikasi itu. Dia mengatakan kalau terlalu banyak, dia akan membuang tenaga dan waktu tapi penghasilannya tidak jelas.
Dari bapak driver saya belajar dan yakin beberapa hal:
1. Kita harus bisa menghargai diri sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi? Penampilan profesional tiap kali bertemu dengan orang lain, terutama ketika bekerja. Apalagi kalau kerjanya online. Hmm. Godaan untuk pakai baju sembarangan sungguh besar. Saya usahakan tampil rapi, setidaknya bermake up, dan baju formal.
2. Kerapian dan perawatan alat-alat kerja perlu diperhatikan. Ruang praktek, laptop, HP, alat tulis, dan sebagainya itu alat kerja saya. Paling tidak saya merasa dapat "teman" karena saya selalu membersihkan laptop saya sebelum saya gunakan. hehe.
3. Cara kerja yang perlu terus menerus ditingkatkan. Dalam profesi saya, penguasaan teknik intervensi perlu diperbaharui terus. Tidak bisa hanya puas karena menguasai satu dua teknik intervensi psikologi tertentu. Penggunaannya juga perlu lebih luwes. Ibarat sumpit, maka makin lama penggunaan teknik-teknik itu perlu lebih lentur. Kepikir untuk buka buku lagi, baca jurnal dan artikel terbaru.
4. Fokus dan konsisten. Kalau kita fokus pada bidang pekerjaan kita, tidak serakah merambah ke mana-mana, serta konsisten pada hal itu, maka kita akan dikenal di bidang itu. Brandingnya jelas. Butuh waktu untuk memetik hasilnya sih ya, tapi layak. Kebanyakan orang tidak sabar menunggu hasil. Di tengah perjalanan, belok kanan kiri, coba ini itu, dan akhirnya tidak mendapatkan hasil, malah membuang modal banyak.
"Pak, apa manfaatnya Bapak lakukan itu semua?"
"Rejeki, Bu. Pelanggan tetap saya banyak, Bu. Hari ini saja saya sudah dapat uang tunai sekian ratus ribu rupiah sebelum mengambil ordernya Ibu ini", katanya sambil menunjukkan uang di dalam amplop putih.
Sungguh pelajaran kehidupan berharga. Semoga bapak driver itu diberikan kemudahan dalam bekerja, kesehatan, dan perlindungan dari Tuhan dalam menjalankan pekerjaannya.
Sumber: Facebook