Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Bagaimana AI Membantu Pendidikan di Indonesia?


KEHADIRAN AI di ranah pendidikan memberikan optimisme untuk meningkatkan dan memberikan akses ke pendidikan berkualitas bagi siswa di mana pun.

Berikut beberapa kegunaan AI yang bisa memberikan kontribusi. Pertama, AI dan teknologi adaptif membuat modul belajar lebih dipersonalisasi.

Kehadiran dan kemajuan AI telah membuka peluang bagi siswa untuk mendapatkan umpan balik (feedback) secara 1-on-1 dan real-time pada saat mereka belajar.

Ada dua hal yang bisa difasilitasi AI untuk kebutuhan pembelajaran, yaitu memanfaatkan AI dan teknologi adaptif untuk menjadikan pembelajaran lebih personal.

Google sendiri menghadirkan Practice Sets yang tersedia dalam Google Classroom yang memungkinkan pengajar untuk mengubah sebuah konten pembelajaran menjadi tugas interaktif.

Kedua, membantu siswa mengakses informasi dengan cara yang paling sesuai. Setiap siswa memiliki caranya sendiri untuk belajar dan tingkat pemahaman siswa ketika belajar di kelas pun tidak bisa disamakan.

Kini, teknologi memberikan celah bagi siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan.

Contohnya melalui aplikasi Read Along, siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca dengan teman membaca virtual bernama Diya.

Aplikasi ini dapat mendengarkan siswa membaca dengan lantang maupun menawarkan dukungan saat mereka kesulitan.

Melalui Read Along, kita melihat bagaimana AI dapat membantu meningkatkan literasi dalam skala global.

Aplikasi ini menggunakan teknologi text-to-speech dan pengenalan suara yang canggih untuk memberikan dukungan yang dipersonalisasi kepada siswa.

Ketiga, membuka peluang bagi guru hadirkan sistem mengajar yang baru. Situasi pandemi telah mendorong percepatan penggunaan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari.

Saat ini, peran guru lebih efektif dan tidak lagi hanya untuk memberikan materi di kelas.

Guru diharapkan dapat memiliki waktu lebih untuk membantu siswa mengevaluasi, berkolaborasi, dan mencari berbagai sumber informasi dan pengajaran.

Dalam laporan Future of Education (2023) yang diluncurkan Google baru-baru ini, dijelaskan kehadiran teknologi memberikan peluang bagi guru untuk merencanakan aktivitas belajar yang lebih kreatif dan memberikan bimbingan one-on-one untuk siswa.

Selain membawakan modul pembelajaran, kini para pengajar bisa memanfaatkan berbagai platform seperti Google Arts and Culture, Google Earth, dan berbagai add-ons pada Google Classroom untuk membuat sesi belajar lebih interaktif bagi siswa.

Keempat, membuka peluang bagi guru memiliki cara kerja baru yang lebih efisien.

Laporan Future of Education menunjukkan bahwa tugas yang menghabiskan banyak waktu guru saat ini antara lain melakukan penilaian, perencanaan pembelajaran, dan administrasi.

Pemanfaatan teknologi sekiranya dapat menjadi solusi untuk menghemat waktu guru mengerjakan tugas-tugas ini.

Sebagai contoh, di Situbondo, Jawa Timur, para pengajar telah menggunakan fitur Google Workspace for Education untuk mengumpulkan skor siswa, membuat survei kelas, penilaian, dan bahkan berkolaborasi dalam rencana pembelajaran menggunakan Google Docs.

Ini merupakan bukti bagaimana teknologi telah membantu meningkatkan efektifitas sistem pengajaran dan pembelajaran dengan menghemat waktu para pengajar mengerjakan tugas administratif.

Sekarang, Google baru saja mengumumkan Duet AI for Google Workspace, yang menyematkan kekuatan AI generatif di Workspace.

Bagi pengajar yang menggunakan Workspace untuk menyelesaikan tugas administratif, kehadiran AI generatif ini dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat. (*)