Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Ini 9 Prinsip Jurnalisme Versi Bill Kovach


KALI ini membahas 9 (sembilan) prinsip jurnalisme versi Bill Kovach, yang adalah seorang jurnalis Amerika, mantan kepala biro Washington The New York Times, mantan editor Atlanta Journal-Constitution, dan rekan penulis buku The Elements of Journalism: What Newspeople Should Know and The Public Should Expect.

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, dengan dukungan dan bantuan dari para ahli media yang tergabung dalam Committee of Concerned Journalist, melakukan riset yang ekstensif terhadap apa yang sesungguhnya harus dikerjakan oleh para jurnalis.

Hasil riset itu kemudian ditulis dalam buku The Element of Journalism. Perubahan yang melanda jurnalisme membuat para pakar media berpendapat, kini yang penting bukan lagi merumuskan apa dan siapa jurnalis itu, tapi apa pekerjaan mereka yang sesungguhnya.

The Element of Journalism menyebutkan, tujuan utama jurnalisme adalah menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya kepada warta masyarakat agar dengan informasi itu dapat membangun sebuah masyarakat yang bebas. Hal itu mencakup tugas yang banyak sekali.

Misalnya, membantu memperbaiki kehidupan masyarakat, menciptakan bahasa dan pengetahuan umum, mengidentifikasi apa yang dicita-citakan masyarakat, merumuskan siapa yang pantas disebut pahlawan, atau penjahat, dan mendorong orang-orang untuk lebih dari sekadar berpuas diri.

Tujuan itu juga mencakup keperluan-keperluan lain seperti hiburan, menjadi penjaga (watch dog), dan menyuarakan kepentingan dari mereka yang tidak memiliki suara. Dari sinilah, The Element of Journalism menyimpulkan sekurangnya ada 9 (sembilan) prinsip jurnalisme yang harus dikembangkan.

1. Kewajiban Pertama Jurnalisme adalah pada Kebenaran
Demokrasi tergantung pada warga yang memperoleh fakta akurat dan terpercaya, yang diletakkan dalam sebuah konteks yang tepat dan memiliki makna. Jurnalisme bukan mengejar kebenaran dalam pengertian yang absolut atau filosofis. Tapi, bisa dan harus mengejar kebenaran dalam pengertian praktis.

Kebenaran jurnalistik ini adalah suatu proses yang dimulai dengan disiplin profesional dalam pengumpulan dan verifikasi fakta. Jurnalis kemudian berusaha menyampaikan makna itu dalam sebuah laporan yang adil dan terpercaya, berlaku saat ini, dan dapat menjadi bahan untuk investigasi lanjutan.

Jurnalis harus sedapat mungkin bersikap transparan mengenai sumber-sumber dan metode yang dipakai, sehingga audiens bisa menilai sendiri informasi yang disajikan. Meski banyak suara-suara berkembang, akurasi tetap menjadi dasar segala konteks, interpretasi, komentar, kritik, analisa dan debat.

2. Loyalitas Pertama Jurnalisme adalah kepada Warga
Kalau jurnalis harus menyediakan berita tanpa rasa takut atau memihak, maka mereka harus memelihara kesetiaan kepada warga (dan netizen) serta kepentingan publik yang lebih luas, di atas yang lainnya. Jurnalis dan media harus dapat menjamin, liputannya tidak diarahkan demi kawan dan pemasang iklan. Kepercayaan inilah yang membangun audiens yang luas dan setia. Pada saatnya, sukses ekonomi akan menyusul.

3. Inti Jurnalisme adalah Disiplin untuk Melakukan Verifikasi
Jurnalis mengandalkan diri pada disiplin profesional untuk memverifikasi sebuah informasi. Ketika konsep objektivitas semual disusun, tidak berarti, jurnalis itu terbebas dari prasangka. Yang objektif adalah metodenya, bukan si jurnalisnya.

Mencari berbagai sakasi, menyingkap sebanyak mungkin sumber atau bertanya ke berbagai pihak untuk komentar, semua ini mengisyaratkan adanya standar yang profesional. Disiplin verifikasi inilah yang membedakan jurnalisme dengan bentuk-bentuk komunikasi lain seperti propaganda, fiksi atau hiburan.

4. Jurnalis Memiliki Kebebasan dari Sumber yang Mereka Liput
Kebebasan adalah syarat dssar dari jurnalisme. Dia menjadi sebuah landasan kepercayaan. Kebebasan jiwa dan pemikiran, bukan hanya netralitas, adalah prinsip yang harus dijaga oleh jurnalis.

Meski editorialis dan komentator tidak netral, namun sumber dari kredibilitas mereka adalah tetap, yaitu akurasi, kejujuran intelektual dan kemampuan untuk menyampaikan informasi, bukan kesetiaan pada kelompok atau hasil tertentu.

5. Jurnalis Mengemban Tugas sebagai Pemantau yang Bebas terhadap Kekuasaan
Prinsip jurnalisme ini menekankan pentinganya peran penjaga. Jurnalis wajib melindungi kebebasan peran ini dengan tidak merendahkannya. Misalnya, dengan menggunakan secara sembarangan atau mengeksploitasinya untuk keuntungan komersial.

6. Jurnalisme Menyediakan Forum untuk Kritik dan Komentar Publik
Diskusi publik ini bisa melayani warga dengan baik, jika mereka mendapatkan informasi berdasarkan fakta, dan bukan atas dasar prasangka atau dugaan-dugaan.

Berbagai pandangan dan kepentingan dalam masyarakat harus terwakili dengan baik. Akurasi dan kebenaran mengharuskan, jurnalis dan media sebagai penyusun diskusi publik, tidak boleh mengabaikan titik-titik persamaan dasar, sehingga bisa ada solusinya.

7. Jurnalise Berusaha Membuat yang Penting Menjadi Menarik dan Relevan
Jurnalisme adalah bercerita dengan suatu tujuan, sehingga harus berbuat lebih dari sekadar mengumpulkan audiens atau membuat daftar penting. Jurnalisme harus mengimbangi keinginan pembaca, dengan apa yang tidak bisa mereka harapkan tapi sesungguhnya membutuhkan. Pendeknya, jurnalisme berusaha membuat yang penting menjadi menarik dan relevan. Kualitasnya diukur dari sejauh mana suatu karya melibatkan audiens dan mencerahkannya.

8. Jurnalis Menjaga agar Berita itu Proporsional dan Komprehensif
Prinsip di sini, jurnalisme adalah suatu bentuk dari kartografi. Dia menciptakan sebuah peta bagi warga guna menentukan arah kehidupan. Jurnalisme menjaga berita tetap proporsional, tidak menghilangkan hal yang penting. Kalau jurnalis harus menggelembungkan peristiwa demi sensasi, mengabaikan sisi lain, stereotip atau bersikap negarif secara tidak imbang, akan membuat peta menjadi kurang dapat diandalkan.

9. Jurnalis Memiliki Kewajiban Utama terhadap Suara Hatinya
Setiap jurnalis memiliki rasa etis dan tanggung jawab, sebuah kompas moral. Rasa keadilan dan akurasi mewajibkan untuk menyuarakan perbedaan dengan rekan lain, apakah itu di ruang redaksi atau di kantor eksekutif.

Peran Pers (Organisasi Berita)
Sedikit banyak, 9 prinsip jurnalisme versi Bill Kovach menjadi panduan, karena pers memainkan berbagai peranan dalam masyarakat. Bernard C Cohen dalam Advanced Newsgathering karangan Bryce T McIntyre menyebut, beberapa peran yang umu dijalankan pers, adalah sebagai pelapor (informer).

Di sini pers bertindak sebagai mata dan telinga publik, melaporkan peristiwa yang di luar pengetahuan masyarakat, dengan netral dan tanpa prasangka. Tugas sebagai pelapor ini diwujudkan ketika pers kadang berperan sebagai alat pemerintah, saat ada siaran langsung pidato atau komentar presiden di televisi. Tentu saja, peran pers itu harus tetap netral.

Selain sebagai pelapor, pers memiliki peran sebagai interpreter yang memberikan penafsiran atau arti pada suatu peristiwa. Pers melaporkan, pers menambah bahan dalam usaha menjelaskan artinya. Misal, analisa berita atau komentar terhadap pemberitaan tertentu.

Cohen mengatakan, pers punya peran sebagai wakil dari publik. Laporan atau berita mengenai reaksi warga adalah barometer terbaik bagi berhasil tidaknya suatu kebijakan.

Pers juga berperan sebagai pengritik terhadap pemerintah. Konsep ini adalah watch dog itu. Terakhir, Cohen menyebut, pers sering berperan sebagai pembuat kebijakan dan advokasi. Misalnya, dalam penulisan editorial dan artikel, serta jenis dan angle berita yang dipilih oleh para jurnalisnya dan cara menyajikannya. (*)

Auto Europe Car Rental