Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Cara Jurnalis Memahami Kejadian yang Diliputnya


CARA jurnalis memahami kejadian yang diliputnya, adalah si jurnalis perlu mengumpulkan lebih banyak informasi. Hanya saja ada kecenderungan lebih banyak dibandingkan jumlah yang dapat mereka masukkan ke dalam berita, tapi informasi itu selalu membantu mereka memahami kejadian atau isu yang sedang mereka liput.

Kadangkala, informasi latar belakang sangat penting untuk memberi arti yang lebih dalam pada pemberitaan. Dalam kisah Eric Nalder tentang rakit penyelamat itu, misalnya, dia memasukkan fakta, bahwa perairan yang diarugi oleh kapal feri itu pada bulan Januari, cukup dingin untuk membunuh seseorang dalam waktu setengah jam saja.

Informasi itu relevan dengan kasus kurangnya rakit penyelamat dan memperjelas pentingnya kasus itu. Informasi seperti inilah yang dicari jurnalis ketika mereka melakukan penelitian untuk sebuah berita, baik sebelum meninggalkan raung redaksi mapun sepanjang jalan saat pertanyaan muncul.

Jurnalis zaman sekarang punya peranti penelitian yang jauh lebih banyak berkat komputer dan internet. Banyak di antara peranti itu berupa teknologi versi tinggi dari peralatan dasar dalam bidang itu: buku alamat dagang, almanak (kalender), ensiklopedi, dan peta.

Yang lain, berupa database dan laporan yang akan jauh lebih sulit dicari di hari-hari sebelum ada internet. Jurnalis harus melakukan kunjungan pribadi ke perpustakaan atau kantor pemerintah. Tapi, ada fitur teknologi yang sedikit orang membayangkan: mesin pencari (search engine), blog dan ruang ngobrol (chat room), serta daftar email.

Semua sumber daya ini berguna bagi jurnalis yang sedang mengumpulkan latar belakang bagi sebuah berita. Tapi, salah satu peranti dasar penelitian yang tidak berubah adalah: perpustakaan milik organisasi berita sendiri, tentang berita-berita yang sudah diterbitkan atau ditayangkan sebelumnya.

Apakah 'kliping' itu disimpan di dalam kertas dalam laci arsip, atau dalam arsip komputer. Kliping itu berguna sebagai tempat awal untuk semua jenis berita. Banyak jurnalis menyimpang 'arsip kliping' berita mereka sendiri mengenai topik-topik tertentu.

Bayangkan, seorang presiden di negara tetangga meninggal dunia. Jurnalis yang ditugaskan menulis berita ini pasti ingin mengetahui sejumlah fakta dasar: umur, penyebab kematian, dan di mana, serta kapan, dia meninggal. Tapi, jurnalis ingin informasi lain, tentang saat dia menjabat, dan bagaimana negara sudah berubah sejak dia menjadi presiden.

Langkah pertama, adalah melihat-lihat berita edisi sebelumnya, baik di arsip ruang redaksi maupun di komputer. Laporan-laporan itu mungkin menyebutkan nama lain yang dekat dengan mantan presiden itu, yang dapat diminta waktunya untuk wawancara.

Cara jurnalis memahami kejadian yang diliputnya tak lepas dari keinginan mendapatkan latar belakang orang itu sebelum wawancara, dan mungkin menjadi tahu, teman mantan presiden menyimpan semua surat menyurat sang presiden, yang akan mengungkap sejumlah informasi baru yang mengejutkan.

Melakukan wawancara tapan melakukan penelitian latar belakang terlebih dulu, mirip dengan mengemudi ke tempat asing tanpai membawa peta. Boleh jadi, bisa mencapai lokasinya, tapi kemungkinan, akan melewatkan salah satu belokannya sepanjang jalan. (*)

Auto Europe Car Rental