Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Ini 3 Tools untuk Membantu Jurnalis Meliput Laporan Lingkungan Hidup


SETIDAKNYA ada 3 (tiga) tools yang dapat membantu jurnalis meliput laporan lingkungan hidup secara mendalam (in-depth). Tools iini dapat menampilkan laporan pemantauan perkembangan wilayah atau iklim yang kian berubah, dari waktu ke waktu

Sebagai perusahaan teknologi yang sangat peduli dengan jurnalisme lingkungan, Google mengembangkan teknologi mumpuni. Tiga tools yang dimaksud dalah Google Earth Timelapse, Global Forest Watch, dan Global Fishing Watch.

Melalui tools ini, Google berharap dapat membantu dan mendorong jurnalis meliput laporan tentang lingkungan hidup secara in-depth, namun juga kreatif dan inovatif kepada masyarakat.

Informasi lebih lanjut tentang 3 (tiga) tools untuk mendukung jurnalisme lingkungan itu, penjelasannya di bawah ini. Jurnalis juga dapat menonton video penjelasan selengkapnya tentang cara penggunaan tools ini pada tautan ini.

Bagi media, isu-isu lingkungan seperti deforestasi, perubahan iklim, reklamasi tanah, perlindungan satwa liar, hingga pelestarian biodiversitas menjadi topik dalam pemberitaan mendalam.

Merekat perlu melakukan investigasi, yang harus disampaikan dengan kreatif dan inovatif kepada masyarakat. Dalam menyusun pemberitaan ini, dukungan dari berbagai peralatan (tools) diperlukan untuk membantu memberikan laporan pemantauan perkembangan wilayah atau iklim yang kian berubah dari waktu ke waktu.

Sebagai perusahaan teknologi yang sangat peduli dengan jurnalisme lingkungan, Google mengembangkan teknologi mumpuni yang dapat memberikan insights dari gambar satelit, seperti Google Earth Timelapse, Global Forest Watch, dan Global Fishing Watch.

Melalui tools ini, pengguna dapat mengakses data terbuka terhadap pemantauan satelit pada suatu wilayah yang diinginkan.

1. Google Earth Timelapse
Tools ini merupakan gambar video global yang dapat diperbesar dan memungkinkan jurnalis melihat bagaimana Bumi telah berubah selama 37 tahun terakhir, atau perubahan yang telah terjadi di lapangan sejak 1984.

Timelapse terdiri atas citra satelit bebas awan yang dikumpulkan dan digabungkan untuk memberikan pandangan yang jelas yang berasal dari kumpulan data dari NASA dan Badan Antariksa Eropa.

Sebagian besar gambar berasal dari Landsat, sebuah proyek bersama Institut Studi Geologi Amerika Serikat (AS) dan NASA, yang telah mengamati bumi sejak tahun 1970-an.

Dalam pengoperasiannya, ilmuwan, peneliti, maupun jurnalis dapat memilih kawasan yang ingin diidentifikasi dengan memilih waktu, nama kota, nama wilayah, hingga titik koordinat.

Setelah mengidentifikasi area minat, tools akan mulai mengumpulkan data untuk memvisualisasikan perubahan. Jurnalis dapat melihat beberapa contoh dari pustaka video yang telah dirender sebelumnya dari seluruh dunia yang tersedia di laman Google Earth Engine.

2. Global Forest Watch
Tools ini merupakan platform online yang memanfaatkan teknologi mutakhir yang menyediakan data dan alat untuk memantau hutan dan memungkinkan jurnalis melihat evolusi permukaan hutan selama 20 tahun terakir.

Dengan alat ini, siapa saja dapat mengakses informasi nyaris real-time dan menganalisis tren di berbagai negara dan ekoregion, serta menyelidiki lebih lanjut penyebab yang mendasari perubahan hutan di area tertentu di seluruh dunia.

Alat ini berbasis peta dan memungkinkan jurnalis untuk melihat di mana degradasi hutan. Pada dashboard, jurnalis dapat melihat laporan tingkat negara, hingga ke wilayah kecil, cukup dengan memilih negara, provinsi, batas wilayah yang ingin dianalisis.

3. Global Fishing Watch
Global Fishing Watch adalah tools terbuka, gratis, dan interaktif untuk melihat aktivitas 70.000 kapal penangkap ikan komersial di dunia. Platform ini menyertakan peta online yang memungkinkan siapa saja yang memiliki koneksi internet untuk melacak aktivitas penangkapan ikan hampir secara real time dari tahun 2012 hingga tiga hari terakhir.

Didukung oleh teknologi satelit dan pembelajaran mesin, peta ini menggabungkan berbagai jenis data pelacakan kapal untuk memberikan gambaran aktivitas manusia secara global di laut, termasuk aktivitas penangkapan ikan, pertemuan antar kapal, deteksi kapal dengan lampu malam, dan keberadaan kapal.

Pada waktu tertentu, sekitar 300.000 kapal dari semua jenis mentransmisikan posisi mereka di laut secara jelas menggunakan data dari Automatic Identification System (AIS), sebuah protokol GPS untuk kapal laut besar yang berfungsi sebagai mekanisme keamanan tabrakan.

Platform GFW menyediakan sumber data ini (lebih dari 60 juta titik informasi per hari) ke pengklasifikasian machine learning untuk menentukan kapal mana yang sedang melakukan penangkapan ikan, jenis alat tangkap apa yang digunakan (misalnya rawai, purse seine, pukat), periode penangkapan ikan, dan area kapal menurut pola perjalanan mereka. (*)

Auto Europe Car Rental