Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Tanpa Perlu Agen Dito Urus Sendiri Kuliah ke Jerman

BANYAK tawaran yang ada tapi Stefanus Diovan Arditosunu memilih mengurus sendiri kelanjutan sekolahnya di sebuah perguruan tinggi di Jerman. Kerja kerasnya sejak SMA itu tidak sia-sia.

Alumnus SMP Katolik Santa Clara ini memanfaatkan kakak angkatan atau seniornya di SMAK St Louis 1 yang lebih dulu sekolah di Jerman, untuk membantu kelancaran dokumen dan administrasinya.


"Biaya sekolah di Jerman itu murah. Bahkan, bisa gratis kalau di universitas negeri. Memang harus menaruh deposit. Itu untuk jaminan biaya hidup setahun di sana," ujarnya.

Cowok gondrong kelahiran 10 September 1998, yang akrab disapa Dito ini,menyempatkan datang ke Sekolah Santa Clara, beberapa waktu lalu, di sela pulang kampung ke Surabaya.

Bukan hanya biaya murah, jurusan menjadi pertimbangan Dito mengincar Jerman. Dia ingin mengambil Hubungan Internasional, sebagai buah 'pengaruh Kelas Debat' yang diasuh Pak Wiyoko.

Belajar sendiri bahasa Jerman sejak Kelas 12 dan ambil beberapa bulan les, pecinta musik, traveling dan masak ini lantas masuk International Relations and Management Obstbayerische Technische Hochschule Regensburg (OTH Regensburg).

Regensburg adalah nama kota di Jerman, tidak jauh dari Munich, Nuremberg, Augsburg dan Stuttgart. "Kotanya sangat bagus dan ranking kedua Student Party se-Jerman," terangnya.

Bangsa Romawilah yang membangun Regensburg di tahun 179 Masehi, dengan nama awal Casta Regina (Benteng di tepi Sungai Regen). Kota tertua di Jerman ini selamat dari pengeboman tentara Sekutu saat Perang Dunia II.

"Begitu administrasinya siap, saya berangkat dan mengambil kelas persiapan kuliah. Selama persiapan itu, saya iseng cari kerja," tutur Dito yang pernah kerja di pabrik dan konter makanan ini.

Uang hasil kerja ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, termasuk membayar uang kost. Di Jerman, mahasiswa boleh part time kerja selama 90-180 hari dalam setahun. (*)

Minimal Kuasai Level B1 Bahasa Jerman

BANYAK agensi yang menawarkan jasa pelayanan persiapan Studienkolleg bagi yang baru lulus SMA. Jasa agen biasanya untuk mempermudah persiapa persyaratan, yang sekilas tampak rumit.

Padahal, persiapan Studienkolleg bisa dilakukan sendiri selama mau dan rajin mencari informasi dan teliti membaca berbagai petunjuk. Yang penting, bangun pondasinya lebih dulu.

Setahun tahun sebelum ke Jerman, ambil kursus bahasa Jerman level A1 (dasar) sampai B1 (menengah). Untuk bisa melamar visa pelajar di Kedutaan Besar Jerman dan mendaftar di sekolah bahasa dan Studienkolleg di Jerman harus punya sertifikat B1.

Jurusan di Studienkolleg harus sesuai jurusan studi S1.     M-Kurs (kedokteran, farmasi dan biologi),  T-Kurs (matematika, IPA dan teknik), W-Kurs (ekonomi dan IPS),    G-Kurs (budaya dan Germanistik), dan S-Kurs (bahasa).

Sebelum memulai Studienkolleg, ada ujian yang disebut Aufnahmeprüfung. Ujian ini harus dilakukan di Jerman. Oh ya, di Jerman ada dua jenis Studienkolleg, swasta atau negeri. Bedanya pada biaya dan jumlah tempat yang tersedia.

Sebelumnya, begitu terima surat penerimaan studi di Jerman (Zulassung) atau surat undangan melakukan Aufnahmeprüfung, harus membuat rekening Sperrkonto di Deutsche Bank Jakarta.

Tahun 2018, calon mahasiswa harus memiliki uang 8640 euro (sekitar Rp 130 juta) di Sperrkonto. Setiap bulan  bisa mengambil maksimal 720 euro untuk biaya hidupnya. (*)

Naskah ini sudah tayang di Majalah DIAN TARA Edisi 16 Tahun 2020.
Auto Europe Car Rental