Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Cara Menulis Liputan dalam Kompetisi Jurnalis DBL atau JRBL (1)

BOLEH jadi, satu-satunya media yang konsisten mewadahi bakat anak menulis adalah Jawapos. Surat kabar dari Surabaya ini selalu menyertakan lomba jurnalistik untuk peliputan turnamen basket level SMA (DBL) dan SMP (JRBL). Hampir di setiap kota sekarang ada, dan itu berarti menggerakkan kegiatan menulis di kota-kota itu.

Sebelum kompetisi berlangsung, pengelola turnamen menggelar coaching clinic. Sedikit memberi gambarang harus apa dan bagaimana ketika meliput nantinya di lapangan. Oh ya, maaf, Jawapos juga menggelar kompetisi jurnalis untuk kegiatan Mading 'Deteksi' yang sekarang berubah nama menjadi Zetizen. Pada dasarnya, prinsip peliputannya hampir sama. Semoga saja saya tidak salah ya.

Kriteria penilaian naskah dan foto antara lain : Orisinalitas, Akurasi, How to get dan angle, dan Kreativitas. Kok sama? Menulis itu menceritakan sesuatu secara literasi dengan kata dan bahasa sementara fotografi itu, melukiskan dengan cahaya. Keduanya sama-sama harus karya asli, dengan angle (fokus tulisan) atau angle (dalam foto adalah sudut pemotretan) yang unik.

Saya memiliki tiga naskah yang termasuk kategori terbaik, bahkan secara tim, sekolah dengan tulisan di bawah ini menjadi juara pertama di kompetisi jurnalis JRBL (Surabaya - North Region East Java). Silakan dibaca dengan seksama. Silakan bandingkan, kritik dan beri masukan. Pertanyaan boleh langsung di kolom komentar, atau email ke :
harisatiman@gmail.com. 


CONTOH 1 :
Sub-Judul : Antiklimaks AC 1
Judul : Coach Lena Gagal Kawinkan Gelar 


SURABAYA - Stefanus Felix meliuk dan mengirim bola ke keranjang. Guard SMP Kr Petra 2 Surabaya itu seolah tak memberi ampun kepada lawannya, SMPK Angelus Custos (AC) 1 yang sudah tidak bertenaga lagi. Bola warna cokelat itu menghujam, dan Petra 3 menutup kemenangan dengan skor 56-37.

Sorak sorai pendukung Petra 3 membahana di Final Party Junio JRBL 2015 Surabaya Series di DBL Arena, Sabtu (7/11/2015). Para pemain cadangan Petra 3 berhamburan, saling berpelukan sementara sebagian pemain AC 1 terlihat murung. "Sedih, tentu saja. Tapi, kita harus terima, lawan memang lebih bagus kok," tutur Coach Lena usai laga.

Kesedihan memang terlihat dari wajah perempuan kelahiran Bagan Siapi-api, 15 Februari 1979 itu. Tiga minggu sebelumnya, mantan pemain Klub Sahabat ini baru saja menorehkan prestasi menakjubkan. Coach Lena membawa tim putri SMAK St Louis 1 (Sinlui) Surabaya berjaya di level DBLNorth Region dan Jawa Timur.

AC 1 merupakan champion putra tahun 2009 dan sempat diperkirakan akan ungguk di partai puncak karena faktor tangan dingin Coach Lena. Seandainya, Coach Lena mampu membawa AC 1 menjadi juara, berarti dia menjadi pelatih perempuan pertama yang mengawinkan gelar JRBL dan DBL tahun ini.

Sayang, skuad Petra 3 yang dikomandani Coach Winata Chandra Kwee berhasil menjegalnya. Tidak ada yang kurang dari kepiawaian Coach Lena. Pelatih yang semula menekui sepatu roda dan malang melintang sebagai pelatih basket di level kejurda, dan pernah membawa SMA YPPI 2 juara tiga kali DBL (2004, 2006, 2007), harus merelakan anak didiknya diempaskan oleh tim kuda hitam, Petra 3.

"Coach Lena itu ngajarnya menyenangkan, dan keras juga latihannya," ungkap Antonny Yobel, pemain AC 1 yang meraih most valuable player (MVP). "Dia selalu memberondong murid-murid agar defense selalu dijaga."

Ketika kuarter pertama, AC 1 sebenarnya memimpin 12-11 atas Petra 3. Dominasi center Antony Yobel dan guard William benar-benar memporak-porandakan lini pertahanan Petra 3. Semua berbalik 180 derajat saat keluarnya Antony Yobel akibat foul out. Skuad AC 1 langsung rontok semangatnya.

Kuarter demi kuarter, Petra 3 mulai mengambil alih perolehan nilai. Pada akhir kuarter ketiga, memimpin 49-32. Sangat telak sebelum menutup skor di penghujung kuarter keempat menjadi 56-37. Petra 3 harus berterima kasih atas aksi gemilang guard Bryan Wirajaya dan forward Kenneth Anderson yang mampu membombardir keranjang AC 1.

Duka memang menyelimuti kubu AC 1. Tak bisa dipungkiri meski terlihat akhirnya mereka tersenyum satu sama lain dan menebarnya kepada suporter setianya. "Dalam pertandingan, ada menang kalah. Kalau menang ya seneng, kalah ya diterima," tandas Coach Lena yang biasa dipanggil Cece oleh anak-anak AC 1.

Babak Final Party JRBL 2015 akhirnya menorehkan sejarah baru. SMP Kr Petra 3 Surbaya berhasil mengawinkan gelar putra dan putri. Di bagian putri, Delsie Hadinyoto dkk menghancurkan impian SMP NSA dengan skor akhir 68-49. (*)
Auto Europe Car Rental