Lima Proyek Milik Crown Group Beri Kontribusi Signifikan
PENGEMBANG properti asal Indonesia yang mengelola proyek di Australia, mencatatkan nilai penjualan signifikan di pertengahan Februari dan awal Maret 2020. Hasil penjualan Februari mengindikasikan adanya pembeli di luar sana dan melihat daya tarik dari properti dengan harga yang menarik.
Direktur Sales & Marketing dan COO Crown Group, Prisca Edwards, mengatakan, perubahan nilai tukar dolar Australia menciptakan dorongan kuat penjualan dari pembeli luar negeri. "Kami meraih transaksi penjualan sekilai Rp 130 miliar di tiga minggu bulan Februari," jelasnya, Senin (23/3/2020).
Kontribusi itu berasal dari lima proyek yang dikembangkan. Griya tawang (Apartemen) Arc by Crown Group dan Pyrmont Bay terjual senilai Rp 55 miliar. Kemudian, Infinity by Crown Group di Zetland, Waterfall by Crown Group yang baru saja selesai dan Mastery by Crown Group.
Untuk awal Maret 2020, unit dengan pemandangannya yang menakjubkan ke seluruh penjuru kota, mencetak rekor penjualan baru di menara hunian ikonik yang terletak di Clarence Street. Desainnya hasil rancangan Koichi Takada Architects yang diakui secara internasional.
Menara hunian 25 lantai ini telah menjadi ikon global sejak dibuka akhir 2018, dan berhasil memenangkan beberapa penghargaan arsitektur internasional melalui façade dengan tumpukan batu bata yang terinspirasi oleh bangunan historis dan 59 lengkungan baja berwarna putih seperti katedral.
"Selama Februari, Infinity by Crown Group di Zetland, yang telah selesai akhir tahun lalu, berhasil menjual apartemen senilai Rp 100 miliar kepada pembeli di luar negeri," jelas Prisca.
Sebut saja, suksesnya penjualan unit griya tawang yang mampu terjual hanya dalam waktu 6 jam, mencatatkan harga penjualan tertinggi senilai Rp 41 miliar di wilayah Zetland. Waterfall by Crown Group yang baru saja selesai dan Mastery by Crown Group (selesai 2022).
Keduanya terletak di pinggiran Waterloo yang sedang naik daun, berhasil terjual Rp 30 miliar kepada pembeli luar negeri. Hasil positif juga berlanjut pada awal bulan Maret ini mengikuti dorongan kuat yang dialami Crown Group pada Februari 2020.
Mastery by Crown Group berhasil mencatat nilai transaksi hampir Rp 90 miliar untuk unit apartemen off-the-plan di pengembangan hunian bertema Jepang ini. Menurut Prisca, tren diperkirakan terus melonjak karena suku bunga kembali turun dan nilai tukar dolar Australia yang menawarkan peluang besar bagi pembeli asing.

Saat ini, tim penjualan telah melihat peningkatan nyata dalam minat pembeli luar negeri terhadap properti Sydney sejak akhir tahun lalu, yang akhirnya membuahkan hasil penjualan yang sukses. Para pembeli menikmati suku bunga terendah dalam sejarah saat ini.
"Sepertinya ada pemotongan lebih lanjut ke depan. Pembeli luar negeri kami sekarang melihat peluang untuk mengambil keuntungan dari perubahan nilai dolar Australia untuk mendapatkan nilai tukar mata uang yang lebih menguntungkan," ungkapnya.
RBA diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga di Australia sebesar 0,25 persen ke rekor terendah. Mereka melihat properti sebagai opsi investasi yang disukai. Bagi beberapa orang, kepemilikan properti juga dilihat sebagai simbol status.
Bagi mereka, Australia adalah pilihan yang jelas karena dekat dengan Asia, dengan cuaca sangat baik, sistem perawatan kesehatan komprehensif, lingkungan politik yang relatif stabil, dan zona waktu yang sama. "Kami berharap akan melihat lebih banyak penjualan dalam beberapa minggu ke depan," ungkap Prisca. (*)