Gojek Siagakan Ambulans 24 Jam untuk Mitra Driver dan Pengguna
TRANSPORTASI berbasis aplikasi, Gojek Indonesia menyiagakan ambulans 24 jam untuk mitra dan pengguna di wilayah kota Surabaya. Kendaraan medis ini dilengkapi alat penunjang P3K dan didukung oleh tenaga yang siap melayani 24 jam.
Pengadaan ambulans ini sebagai upaya untuk memaksimalkan pertolongan pertama saat keadaan darurat di jalan raya. Unit ambulans Gojek dioperasikan oleh tim medis dan pengemudi ambulans tersertifikasi.
Mereka siap memberikan pengobatan dan mengantarkan korban ke rumah sakit saat terjadi kecelakaan lalu lintas atau kondisi darurat lainnya. “Inisiatif ini merupakan wujud nyata dari komitmen Gojek memberikan layanan transportasi yang aman dan nyaman,” kata VP Central Region GOJEK, Delly Nugraha, Selasa (2/4/2019).
Selain di Surabaya, inisiatif serupa terlebih dahulu ada di Kota Bandung dan secara bertahap akan merambah ota-kota lainnya di Indonesia. Menurut Delly, Gojek akan melanjutkan program serupa, sehingga mitra driver dapat bekerja dengan tenang sekaligus terus menjadikan layanan Gojek sebagai pilihan utama masyarakat.
Menandai peluncuran ambulans itu, Gojek Indonesia bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan RS Katolik Vincentius A Paulo atau RKZ Surabaya, memberikan edukasi kepada komunitas mitra driver mengenai langkah tepat pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
Edukasi ini menyasar mitra driver Surabaya khususnya yang tergabung dalam komunitas Unit Reaksi Cepat (URC). Delly menyebutkan, komunitas URC selama ini berinisiatif menolong pengguna jalan yang membutuhkan dan Gojek sangat mengapresiasi hal tersebut.
“Kami berkomitmen untuk semakin memberdayakan mereka melalui pelatihan P3K yang diberikan oleh pihak-pihak yang berkompetensi,” katanya.
Saat ini, mitra pengemudi Gojek merupakan perpanjangan tangan dalam memberikan dampak positif, termasuk meminimalkan risiko kecelakaan lalu lintas. Jumlah korban kecelakaan cukup tinggi dibandingkan negara-negara tetangga, sekitar 28.000 – 30.000 per tahun.
Edukasi dan pelatihan P3K Gojek di Surabaya terbagi dalam dua bagian dan diadakan melalui wadah Bengkel Belajar Mitra (BBM) yang bertujuan menaikan kelas mitra. Pelatihan P3K tingkat dasar diampu RKZ dan menyasar mitra driver yang tertarik menjadi bagian dari komunitas URC.
Perwakilan RKZ Surabaya, dokter Agung Kurniawan Saputra MARS, menuturkan, kegiatan ini merupakan yang pertama RKZ berkolaborasi dengan layanan ride-hailing untuk mitigasi risiko lakalantas. “Harapan kami, semakin banyak mitra driver Gojek yang teredukasi sehingga dapat menolong sesama pengguna jalan bila terjadi kecelakaan,” ungkapnya.
Mitra driver yang sudah tergabung dalam komunitas URC mendapat pelatihan bersertifikat yang diselenggarakan ACT. Pelatihan serupa digelar Palang Merah Indonesia di beberapa kota lainnya.
Perwakilan Divisi Edukasi Pelatihan dan Pengembangan DMII ACT, Yadi Frans menyambut positif kerja sama dengan Gojek. Kebetulan programnya sejalan dengan komitmen ACT untuk membuat semakin banyak orang paham akan keterampilan menolong. (*)
Pengadaan ambulans ini sebagai upaya untuk memaksimalkan pertolongan pertama saat keadaan darurat di jalan raya. Unit ambulans Gojek dioperasikan oleh tim medis dan pengemudi ambulans tersertifikasi.
Mereka siap memberikan pengobatan dan mengantarkan korban ke rumah sakit saat terjadi kecelakaan lalu lintas atau kondisi darurat lainnya. “Inisiatif ini merupakan wujud nyata dari komitmen Gojek memberikan layanan transportasi yang aman dan nyaman,” kata VP Central Region GOJEK, Delly Nugraha, Selasa (2/4/2019).
Selain di Surabaya, inisiatif serupa terlebih dahulu ada di Kota Bandung dan secara bertahap akan merambah ota-kota lainnya di Indonesia. Menurut Delly, Gojek akan melanjutkan program serupa, sehingga mitra driver dapat bekerja dengan tenang sekaligus terus menjadikan layanan Gojek sebagai pilihan utama masyarakat.
Menandai peluncuran ambulans itu, Gojek Indonesia bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan RS Katolik Vincentius A Paulo atau RKZ Surabaya, memberikan edukasi kepada komunitas mitra driver mengenai langkah tepat pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
Edukasi ini menyasar mitra driver Surabaya khususnya yang tergabung dalam komunitas Unit Reaksi Cepat (URC). Delly menyebutkan, komunitas URC selama ini berinisiatif menolong pengguna jalan yang membutuhkan dan Gojek sangat mengapresiasi hal tersebut.
“Kami berkomitmen untuk semakin memberdayakan mereka melalui pelatihan P3K yang diberikan oleh pihak-pihak yang berkompetensi,” katanya.
Saat ini, mitra pengemudi Gojek merupakan perpanjangan tangan dalam memberikan dampak positif, termasuk meminimalkan risiko kecelakaan lalu lintas. Jumlah korban kecelakaan cukup tinggi dibandingkan negara-negara tetangga, sekitar 28.000 – 30.000 per tahun.
Edukasi dan pelatihan P3K Gojek di Surabaya terbagi dalam dua bagian dan diadakan melalui wadah Bengkel Belajar Mitra (BBM) yang bertujuan menaikan kelas mitra. Pelatihan P3K tingkat dasar diampu RKZ dan menyasar mitra driver yang tertarik menjadi bagian dari komunitas URC.
Perwakilan RKZ Surabaya, dokter Agung Kurniawan Saputra MARS, menuturkan, kegiatan ini merupakan yang pertama RKZ berkolaborasi dengan layanan ride-hailing untuk mitigasi risiko lakalantas. “Harapan kami, semakin banyak mitra driver Gojek yang teredukasi sehingga dapat menolong sesama pengguna jalan bila terjadi kecelakaan,” ungkapnya.
Mitra driver yang sudah tergabung dalam komunitas URC mendapat pelatihan bersertifikat yang diselenggarakan ACT. Pelatihan serupa digelar Palang Merah Indonesia di beberapa kota lainnya.
Perwakilan Divisi Edukasi Pelatihan dan Pengembangan DMII ACT, Yadi Frans menyambut positif kerja sama dengan Gojek. Kebetulan programnya sejalan dengan komitmen ACT untuk membuat semakin banyak orang paham akan keterampilan menolong. (*)

