Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Bikin Aplikasi Siaga Plus Dukung Kesehatan Ibu Hamil
Dokter gigi Gilang R Sabdho Wening, dosen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat (IKGM) FKG Unair menyebutkan. bersama para mahasiswa koas, Departemen IKGM meluncurkan sebuah aplikasi berbasis sistem android ‘Siaga Plus’ yang bertujuan ‘mempersenjatai’ masyarakat agar dapat memantau dan mengingatkan ibu hamil agar tetap sehat.
Dari data kesehatan dan perilaku ibu hamil itu diketahui, adanya kebutuhan berupa perlunya social support yang baik dari lingkungan, dan layanan kesehatan agar, ibu hamil memiliki kesehatan paripurna sebelum-saat-setelah kehamilan.
“Aplikasi ini sudah digunakan bahkan disosialisasikan oleh para ibu hamil beserta kadernya di beberapa lokasi di Kota Surabaya seperti wilayah kerja Puskesmas Pucangsewu, Dupak, Kalijudan, dan yang terbaru di Mulyorejo,” terang Gilang.
Aplikasi yang sudah dilengkapi fitur Geotagging ini dirancang untuk memudahkan para ibu hamil dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, sebelum masa kehamilan, selama masa kehamilan, dan sesudah masa kehamilan.
Fitur Geotagging memudahkan para petugas kesehatan dalam meninjau keberadaan para ibu hamil dan melihat agenda sementara untuk ibu hamil, fitur ini untuk memudahkan dalam mengetahui jadwal kunjungan ke tenaga kesehatan.
Selain itu, checklist, mengetahui tes laboratorium yang harus dilakukan selama masa kehamilan, dan artikel sebagai upaya meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan.
Menurut Gilang, terobosan inovasi ini sejalan dengan tujuan Millennium Development Goals (MDGs) pada poin 5 yaitu memperbaiki dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil.
"Kesehatan gigi dan mulut yang buruk pada ibu hamil dapat memberi efek terhadap janin seperti bayi prematur dan berat badan lahir rendah di samping terhadap kesehatan gigi dan mulut bayi nantinya,” jelasnya.
Sementara itu, angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015,berada di angka 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini terbilang tinggi walau telah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan 2012, yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Penurunan ini bisa dibilang sangat lambat dan tidak signifikan, sehingga AKI masih sangat membutuhkan perhatian. Empat penyebab utama AKI adalah pendarahan, eklamsia, infeksi, serta komplikasi dari aborsi ataupun persalinan.
Drg Irma Josefina Savitri Sp Perio (K) memaparkan, jka ditinjau dari Ilmu Kesehatan Gigi, pada ibu hamil dengan periodontitis (radang jaringan penyangga gigi) yang parah, agen infeksi dan produknya dapat mengaktifkan jalur sinyal inflamasi lokal sampai ke ekstra-oral, termasuk pada unit janin-plasenta.
“Jika Ibu hamil dengan mengidap periodontitis yang parah, bisa saja dampak keradangannya tidak hanya menginduksi persalinan premature, tetapi juga menyebabkan preeklamsia dan membatasi pertumbuhan intrauterine,” terang dokter gigi spesialis konsultan sekaligus dosen ahli periodonsia ini. (*)