Desy Syafida Arif dan Seni Lukis Wajah
KEGEMARAN tata rias tampaknya tidak lepas dengan hobinya yang suka coret-coret. Kesukaannya ini yang membuat Desy Syafida Arif berangan-angan menjadi Make Up Artis (MUA) terkenal dan punya salon weeding.
Gadis kelahiran Blitar 12 Mei 1996 ini bercerita, sejak kecil tak bisa diam. Sering coret-coret tembok rumah dan kertas. Dia suka menggambar pemandangan dan geometris.
“Namanya anak-anak, apapun saya gambar. Tapi kesukaan menggambar ini sebenarnya dasar dalam tata rias,” ujarnya, Kamis (25/10/2017).
Tak hanya suka menggambar, dia sering ke rumah budenya. Di sana, Desy tertarik memerhatikan budenya merias wajah pengantin. Entah kenapa, ada keasyikan tersendiri saat eyeshadow dan blush on.
Dalam hatinya berkata, dia bertekat menjadikan orang lain cantik lewat riasan. Karena sering melihat, muncul ketertarikan kuat terhadap dunia tata rias.
Bagi Desy, dunia tata rias tidak lain adalah seni lukis pada wajah. Akhirnya, dia mengambil kuliah jurusan pendidikan kesejahteraan keluarga, program studi tata rias di Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Selama kuliah, Desy semakin tahu cara memilih kosmetik hingga menganalisis jenis kulit klien, mulai berminyak hingga kering. Tak hanya itu, dia belajar merias wajah dengan benar.
Dia berlatih merias teman kuliah, mulai riasan dasar hingga make up wedding. “Yang sulit itu merias alis, karena harus lurus dan tak boleh belok," ujarnya.
Setelah menyelesaikan kuliah, Desy masih ingin memperdalam tata rias dengan sering ikut workshop kecantikan. Sering ikut workshop, menjadi pengalaman berharga ketika terjun sebagai MUA. (sda surya)
Gadis kelahiran Blitar 12 Mei 1996 ini bercerita, sejak kecil tak bisa diam. Sering coret-coret tembok rumah dan kertas. Dia suka menggambar pemandangan dan geometris.
“Namanya anak-anak, apapun saya gambar. Tapi kesukaan menggambar ini sebenarnya dasar dalam tata rias,” ujarnya, Kamis (25/10/2017).
Tak hanya suka menggambar, dia sering ke rumah budenya. Di sana, Desy tertarik memerhatikan budenya merias wajah pengantin. Entah kenapa, ada keasyikan tersendiri saat eyeshadow dan blush on.
Dalam hatinya berkata, dia bertekat menjadikan orang lain cantik lewat riasan. Karena sering melihat, muncul ketertarikan kuat terhadap dunia tata rias.
Bagi Desy, dunia tata rias tidak lain adalah seni lukis pada wajah. Akhirnya, dia mengambil kuliah jurusan pendidikan kesejahteraan keluarga, program studi tata rias di Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Selama kuliah, Desy semakin tahu cara memilih kosmetik hingga menganalisis jenis kulit klien, mulai berminyak hingga kering. Tak hanya itu, dia belajar merias wajah dengan benar.
Dia berlatih merias teman kuliah, mulai riasan dasar hingga make up wedding. “Yang sulit itu merias alis, karena harus lurus dan tak boleh belok," ujarnya.
Setelah menyelesaikan kuliah, Desy masih ingin memperdalam tata rias dengan sering ikut workshop kecantikan. Sering ikut workshop, menjadi pengalaman berharga ketika terjun sebagai MUA. (sda surya)

