Cara Memulai Membangun Bisnis Kafe (Kedai Kopi)
SEKARANG banyak kedai kopi bermunculan. Padahal, modal buat dirikan satu kedai kafe, termasuk biaya sewa tempat, bisa habis Rp 150 jutaan. Kalau nggak laku, modal segitu akan hilang. Sebaiknya cermat dlm prediksi potensi pasar. Jangan over confidence.
Yang mahal dari bisnis kafe ini adalah sewa tempatnya. Rata-rata bisa Rp 10 juta/bulan. Kalau gross profit per cangkir Rp 10.000, maka butuh laku 33 cangkir per hari hanya buat nutup biaya sewa tempat. Sebuah kafe bisa dikatakan sukses kalau rata-rata setiap hari bisa jual 100 cangkir.
Dengan asumsi harga kopi per cangkir sekitar Rp 30.000-an. Untuk bisa laku 100 cangkir/hari butuh usaha luar biasa. Kopi harus enak. Lokasi oke. Interior kafe bagus. Jadi, modal awal buat bikin kafe itu adalah biaya sewa tempat Rp 100an juta/thn.
Di Bekasi, Jogja atau Tangerang biaya sewa tempat rata-rata Rp 100 juta/tahun. Lalu biaya beli alat-alat, meja, kursi + jasa desain bisa habis Rp 100 jutaan. Total modal awal Rp 200 juta.
Tahun kedua, biaya sewa tempat Rp 100 juta akan muncul lagi. Tiap tahun biasanya juga naik. Kalau sebuah kedai kopi bisa laku 100 cangkir per hari, mungkin bisa dapat net profit Rp 20 juta hingga Rp 30 juta/bulan. Not bad. Kalau laku ya. Kalau nggak, ya modal hilang. Risiko bisnis.
Selain kopi harus enak, lokasi bagus agar laku maka promosi online harus kreatif juga. Semua kafe biasanya sudah punya akun IG untk promosi. Ini terlalu mainstream. Kenapa nggak promosi via akun Twitter saja. Banyakin share tentang dunia kopi dan semua perniknya.
Kalau ada kafe yang punya akun twitter, isinya jangan cuma foto-foto produk kopinya. Terlalu biasa. Isilah akun itu dengan cerita-cerita unik tentang bisnis kafe, atau kisah unik para pelanggannya. Atau selingi dengan cerita traveling. Atau cerita asyik lainnya.
Baru iklankan kopinya. Bayangkan kalau ada akun twitter kedai kopi yang isinya asyik. Suka bikin thread yang bermanfaat. Bukan hanya tentang kopi. Tapi gaya hidup produktif dan cerita2 asyik lainnya. Follower pasti suka dan makin banyak.
Kalau sudah begitu, kedai kopi pasti akan laris. Promosi kafe via akun IG sudah terlalu mainstream. Banyak kafe yang melakukannya. Semua foto-fotonya dibikin bagus. Tapi cara ini nggak unik lagi. Semua kafe melakukannya.
Ambil cara beda dlm promosi. Manfaatkan twitter. Bikin akun yg extremely useful. Be different. Kalau ada kafe yg punya akun twitter bagus dan isi threadnya sering jadi viral (karena isinya gokil) dijamin kafe itu akan didatangi banyak orang.
Warga twitter pasti akan penasaran dengan kafe itu. Kalau kopinya emang enak, kafe itu akan makin laris. Cara kreatif tak hanya diperlukan dalam aspek produk, tapi juga dalam strategi promosi.
Saat semua kafe menggunakan IG sbg media promosi, gunakan cara yg berbeda, yakni manfaatkan twitter. Saat semua kafe pakai kekuatan foto, gunakan kekuatan teks dan storytelling. Think different.
Sumber : Strategi + Bisnis (@Strategi_Bisnis), 15 Juni 2019.
Yang mahal dari bisnis kafe ini adalah sewa tempatnya. Rata-rata bisa Rp 10 juta/bulan. Kalau gross profit per cangkir Rp 10.000, maka butuh laku 33 cangkir per hari hanya buat nutup biaya sewa tempat. Sebuah kafe bisa dikatakan sukses kalau rata-rata setiap hari bisa jual 100 cangkir.
Dengan asumsi harga kopi per cangkir sekitar Rp 30.000-an. Untuk bisa laku 100 cangkir/hari butuh usaha luar biasa. Kopi harus enak. Lokasi oke. Interior kafe bagus. Jadi, modal awal buat bikin kafe itu adalah biaya sewa tempat Rp 100an juta/thn.
Di Bekasi, Jogja atau Tangerang biaya sewa tempat rata-rata Rp 100 juta/tahun. Lalu biaya beli alat-alat, meja, kursi + jasa desain bisa habis Rp 100 jutaan. Total modal awal Rp 200 juta.
Tahun kedua, biaya sewa tempat Rp 100 juta akan muncul lagi. Tiap tahun biasanya juga naik. Kalau sebuah kedai kopi bisa laku 100 cangkir per hari, mungkin bisa dapat net profit Rp 20 juta hingga Rp 30 juta/bulan. Not bad. Kalau laku ya. Kalau nggak, ya modal hilang. Risiko bisnis.
Selain kopi harus enak, lokasi bagus agar laku maka promosi online harus kreatif juga. Semua kafe biasanya sudah punya akun IG untk promosi. Ini terlalu mainstream. Kenapa nggak promosi via akun Twitter saja. Banyakin share tentang dunia kopi dan semua perniknya.
Kalau ada kafe yang punya akun twitter, isinya jangan cuma foto-foto produk kopinya. Terlalu biasa. Isilah akun itu dengan cerita-cerita unik tentang bisnis kafe, atau kisah unik para pelanggannya. Atau selingi dengan cerita traveling. Atau cerita asyik lainnya.
Baru iklankan kopinya. Bayangkan kalau ada akun twitter kedai kopi yang isinya asyik. Suka bikin thread yang bermanfaat. Bukan hanya tentang kopi. Tapi gaya hidup produktif dan cerita2 asyik lainnya. Follower pasti suka dan makin banyak.
Kalau sudah begitu, kedai kopi pasti akan laris. Promosi kafe via akun IG sudah terlalu mainstream. Banyak kafe yang melakukannya. Semua foto-fotonya dibikin bagus. Tapi cara ini nggak unik lagi. Semua kafe melakukannya.
Ambil cara beda dlm promosi. Manfaatkan twitter. Bikin akun yg extremely useful. Be different. Kalau ada kafe yg punya akun twitter bagus dan isi threadnya sering jadi viral (karena isinya gokil) dijamin kafe itu akan didatangi banyak orang.
Warga twitter pasti akan penasaran dengan kafe itu. Kalau kopinya emang enak, kafe itu akan makin laris. Cara kreatif tak hanya diperlukan dalam aspek produk, tapi juga dalam strategi promosi.
Saat semua kafe menggunakan IG sbg media promosi, gunakan cara yg berbeda, yakni manfaatkan twitter. Saat semua kafe pakai kekuatan foto, gunakan kekuatan teks dan storytelling. Think different.
Sumber : Strategi + Bisnis (@Strategi_Bisnis), 15 Juni 2019.

