Ya Tuhan, Ada Penghuni Lain di Badan Saya
SAYA tidak menyangka, saya pikir cuma cerita di sinetron saja. Sepuluh tahun ini ternyata saya menjadi korban santet. Yang mengirim teman saya sendiri. Saya tidak sadar, ada penghuni lain di badan saya. Baru tahu setelah salah satu tamu saya ternyata indigo.
Jadi, pas kita canda tawa di salah satu gunung gitu, saya iseng bertanya, kalau punya anak lagi, cewe gak Dia setengah bercanda, bilang, kalau rahim saya bermasalah, in her "eyes" rahim saya itu, auranya negatif, dia pikir karena saya punya kepahitan sama orang tua atau gimana. Setelah dia memegangnya, itu mahluk-mahkluk, ngikik-ngikik.
They've been with me before Switzerland, tugasnya ya making my life not easy. Semenjak saya pindah Swiss, away from dukunnya, makanan mereka ya emosi saya. Semakin saya ngegas semakin seneng, mukbang (makan yang banyak, dengan porsi tak masuk akal) terus khan. Mereka bilang awalnya ada ratusan. Tapi rontok karena doa dari orang-orang, karena saya banyak sedekah.
Tamu saya berencana mau bunuh mereka, tapi pas baru saja dibacain, mereka sudah menyerah, mereka mau keluar sendiri. Mereka bilang mereka kasian sama saya, saya orang baik, bahkan sudah sayang. Lah saya yang merinding, gila apa disayangi jin. Long story shot, di kereta, jinnya yang dua biji dikeluarin.
These 2 assholes sekarang wanderen di swiss, yang saya tidak tahu, dalam dunia per-jin-nan, kuat gak. Mereka sempat bilang lebih suka saya di Indonesia. Tubuh saya sekarang dikunci biar mereka tidak balik lagi. Malem-malem, saya berendam air garam Himalaya biar bersih. Dan saya tidak tahu siapa yang mengirim mereka. Saya tidak mau dendam.
Perubahan saat sekarang belum ada, tapi katanya seminggu dua minggu, saya akan merasa kosong. Dan yang beneran cringey, bagian di mana si jin laki perempuan ini jadi sayang dan kasihan sama saya. Tapi tetap ngomporin saya supaya saya ngegas terus. Siapapun yang pernah doain saya, terima kasih banyak.
Jadi rencana mereka, after Aditya, I shall never have kids karena mereka ngendonnya di rahim. Dulu-dulu di kepala, kadang dada. Njir, merinding guweeeeeh, adaaaa ya beginiaaaaaan.
Damage yang gimana banget, emang tidak ada, karena intinya tugas mereka cuma bikin my life is not easy. Kok ya ndelalah ai orangnya tahan banting. Mereka tidak menganggu Shallom atau Adit, cuma saya saja. I'm good now, how i feel? Super weird, saya cuma "heh kok bisa mulu".
BTW, saya sempat tanya, kalau kasian, kalau sayang, kenapa tidak keluar? Mereka bilang sudah tidak bisa karena wuluh (?), semacam jimat as in binding contract mereka yang ditanam di halaman rumah saya sudah hancur. Lah saya syok berat. Terus mereka malah ktawa. Nanam jimat tidak harus beneran ke rumah saya.
Please highlight this : sedekah, senyum manis juga sedekah lho. Doa dari orang-orang, yang kita bantu, you never know it'll save you. Selama ini tujuan saya bantu orang ya simply, saya pernah berada di bawah. Tidak menyangka didoain juga. Doa merekalah yang mampu mengusir most of those assholes. THANK YOU!!!
Sumber : Bu Samidi (@shallhar), 5 September 2019.
Jadi, pas kita canda tawa di salah satu gunung gitu, saya iseng bertanya, kalau punya anak lagi, cewe gak Dia setengah bercanda, bilang, kalau rahim saya bermasalah, in her "eyes" rahim saya itu, auranya negatif, dia pikir karena saya punya kepahitan sama orang tua atau gimana. Setelah dia memegangnya, itu mahluk-mahkluk, ngikik-ngikik.
They've been with me before Switzerland, tugasnya ya making my life not easy. Semenjak saya pindah Swiss, away from dukunnya, makanan mereka ya emosi saya. Semakin saya ngegas semakin seneng, mukbang (makan yang banyak, dengan porsi tak masuk akal) terus khan. Mereka bilang awalnya ada ratusan. Tapi rontok karena doa dari orang-orang, karena saya banyak sedekah.
Tamu saya berencana mau bunuh mereka, tapi pas baru saja dibacain, mereka sudah menyerah, mereka mau keluar sendiri. Mereka bilang mereka kasian sama saya, saya orang baik, bahkan sudah sayang. Lah saya yang merinding, gila apa disayangi jin. Long story shot, di kereta, jinnya yang dua biji dikeluarin.
These 2 assholes sekarang wanderen di swiss, yang saya tidak tahu, dalam dunia per-jin-nan, kuat gak. Mereka sempat bilang lebih suka saya di Indonesia. Tubuh saya sekarang dikunci biar mereka tidak balik lagi. Malem-malem, saya berendam air garam Himalaya biar bersih. Dan saya tidak tahu siapa yang mengirim mereka. Saya tidak mau dendam.
Perubahan saat sekarang belum ada, tapi katanya seminggu dua minggu, saya akan merasa kosong. Dan yang beneran cringey, bagian di mana si jin laki perempuan ini jadi sayang dan kasihan sama saya. Tapi tetap ngomporin saya supaya saya ngegas terus. Siapapun yang pernah doain saya, terima kasih banyak.
Jadi rencana mereka, after Aditya, I shall never have kids karena mereka ngendonnya di rahim. Dulu-dulu di kepala, kadang dada. Njir, merinding guweeeeeh, adaaaa ya beginiaaaaaan.
Damage yang gimana banget, emang tidak ada, karena intinya tugas mereka cuma bikin my life is not easy. Kok ya ndelalah ai orangnya tahan banting. Mereka tidak menganggu Shallom atau Adit, cuma saya saja. I'm good now, how i feel? Super weird, saya cuma "heh kok bisa mulu".
BTW, saya sempat tanya, kalau kasian, kalau sayang, kenapa tidak keluar? Mereka bilang sudah tidak bisa karena wuluh (?), semacam jimat as in binding contract mereka yang ditanam di halaman rumah saya sudah hancur. Lah saya syok berat. Terus mereka malah ktawa. Nanam jimat tidak harus beneran ke rumah saya.
Please highlight this : sedekah, senyum manis juga sedekah lho. Doa dari orang-orang, yang kita bantu, you never know it'll save you. Selama ini tujuan saya bantu orang ya simply, saya pernah berada di bawah. Tidak menyangka didoain juga. Doa merekalah yang mampu mengusir most of those assholes. THANK YOU!!!
Sumber : Bu Samidi (@shallhar), 5 September 2019.
